*12*

217 65 10
                                    


Sore menjelang malam, Jihan berada di ruang keluarga sedang duduk santai di depan Tv, ia tak sendiri melainkan bersama Kai. Untuk kali pertama rumah Dila di datangi cowok yang ikut bersantai di dalamnya, Jihan terpaksa mengijinkan Kai masuk karena tak bisa menolak niat baiknya yang datang untuk menjenguk.

"Udah jam segini Dila kok belum pulang ya, kemana aja sih tu anak," terbesit di pikiran Jihan ia mengakhawatirkan Dila yang mungkin saja tersesat ketika mencari alamat.

"Udah lu tenang aja, Dila kan udah besar bukan anak-anak lagi, mungkin sekarang ia sedang ada di jalan. Dia tu kayaknya emang ngasi kesempatan buat kita biar puas berduaan," Kai mulai menggoda Jihan yang ada di sampingnya.

"Apaan sih lu," Jihan tampak malu-malu. "Lagian berduaan mau ngapain, status di antara kita aja gak jelas, kapan masalah lu selesai, gue gak mau di gantung terus Kai ?"

"Siapa yang gantungin elu sih, gue tu serius cinta sama lu."

Kai menghela napas, ini sudah yang kedua kalinya Jihan meminta kepastian, kesabarannya tak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Kai terpaksa membocorkan rencananya, ia mengeluarkan kotak kecil berisi kalung emas dengan liontin berinisial huruf J lalu memperlihatkannya ke Jihan.

"Gue baru membelinya tadi siang buat lu, ini sebagai tanda kalau gue benar-benar serius, jika saatnya nanti tiba gue ingin di hari jadi kita menjadi hari yang spesial, lu masih mau kan nunggu bentar lagi ?" Sambil memasangkan kalungnya ke leher Jihan.

Jihan mengangguk terharu, memegang kalung sambil terus memandanginya, kini pikiran negatif terhadap Kai seketika terhapus, ia tak menyangka Kai orangnya bisa sangat romantis di balik penampilannya yang garang.

Sehun masih bertahan dan belum mau melepas dekapannya, Dila mencium bau rokok di tubuh Sehun, aroma itu semakin kuat saat Sehun berulang mencium pipinya.

"Sehun, lu habis ngerokok ya ? kan udah gue bilang kalau itu gak baik buat kesehatan."

"Iya maaf, sejak lu bilang gitu gue udah jarang ngerokok tapi memang belum bisa berhenti total, ngerokok cuma buat ngilangin stres aja."

"Emang orang kayak lu bisa stres juga ya ?"

"Bhaha ! ya bisa lah," Sehun mencubit hidung Dila merasa gemas dan kembali ia mencium pipi chubby nya.

"Iih ! udah ah jangan nyiumin gue terus, malu kalau di lihat orang."

Dila meronta melepaskan diri dari dekapan Sehun, kini ia mengajaknya duduk di sebuah kursi yang ada di halaman rumahnya, Dila membuka tas lalu mengeluarkan satu strip permen mint lalu menyodorkan ke Sehun.

"Dari pada ngerokok mending ngunyah permen aja, nih !"

"Gak mau, gue gak suka permen mint, nanti kalau omongan gue jadi pedes gimana ?" tersenyum meledek Dila.

"Haha ! bisa aja lu ngelesnya, ini tu enak bikin segar di mulut, juga ngilangi bau rokok, cobain ya ?"

Dila mengambil satu permen hendak memasukkannya ke mulut Sehun namun ia tetap menolak dengan menutup rapat mulutnya.

"Sehun, cepetan dong buka mulutnya !"

"No !" Sehun masih menutup rapat mulutnya terlihat layaknya anak kecil yang tak mau di suruh minum obat.

Dila tak bisa menahan tawa melihat tingkah Sehun yang seperti anak Tk membuatnya semakin terpacu tak mau menyerah, kini usaha terakhirnya adalah mencubit perut Sehun dengan keras.

"Aaow !!"

Seketika Dila memasukkan permen mint nya saat mulut Sehun terbuka kala tak bisa menahan rasa kaget dan sakit secara bersamaan, Sehun terpaksa menikmati permen mint nya dengan wajah mengernyit.

Dangerous In Love              ( SN x EXO) (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang