Chapter 1

3.2K 412 62
                                    

Kim Dokja mengerjapkan mata, secara perlahan mulai membiasakan matanya dengan sinar matahari yang mengarah ke wajahnya. Merasa terganggu, secara alami dia mencoba menghindari sinar matahari dengan memiringkan tubuhnya ke samping.

"Ah!" Kim Dokja tersentak sembari mengerang pelan, matanya menyipit saat tubuhnya bergerak. Tanpa sengaja kedua alisnya saling berkerut seiring gerakan tubuhnya yang kembali ke posisi semula.

Sialan, dia tidak mengira akan sesakit ini. Rasanya seperti tulang-tulang di tubuhnya remuk, padahal ada fourth wall yang juga sudah sedikit membantunya mengurangi rasa sakit.

[Konstelasi 'Secretive Plotter' memandangmu dengan pandangan yang tidak dapat di artikan]

[2000 koin telah di sponsori]

Kim Dokja melirik sekilas notifikasi di di depannya, harusnya dia tidak lupa menyuruh Biyoo untuk mematikan salurannya semalam. Salah satu tangan rampingnya memegang kepalanya yang pusing, dia bahkan tidak bisa tertidur semalaman dan sekarang waktu tidurnya juga terganggu.

Dengan perlahan Kim Dokja menegakkan tubuhnya, setengah menyeret kakinya untuk sekedar berjalan mengambil mantel putihnya dan keluar dari kamar.

Saat pertama kali membuka pintu, matanya di sambut dengan Yoo Jonghyuk yang telah berdiri di depannya dengan ekspresi dingin yang khas.

"Bagaimana keadaanmu?"

Kim Dokja mengangkat bahunya ringan, "Kamu jelas tau."

Alis yoo Jonghyuk sedikit mengkerut, dengan tenang dia berkata. "Kamu sendiri yang menginginkan itu."

Bajingan ini!

"Benar." Tidak seperti biasanya yang berdebat habis-habisan dengan Yoo Jonghyuk, Kim Dokja kini lebih memilih mengalah.

Kim Dokja berjalan perlahan menuju ke arah dapur di ikuti oleh Yoo Jonghyuk di belakangnya, sebisa mungkin Kim Dokja menahan ekspresi wajahnya agar terlihat baik-baik saja saat bertemu anggota party nya nanti.

Sesaat setelah Kim Dokja melangkahkan kakinya menemui anggota party nya yang lain, dia di sambut dengan keheningan yang mencekam.

Semua anggota party serentak menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Kim Dokja dengan berbagai macam ekspresi. Di tatap sedemikian rupa entah kenapa membuat Kim Dokja jadi malu sendiri.

Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot ke arahnya, "Pasti sakit sekali."

Kim Dokja melotot ganas, "Diamlah!"

"Ahjussi ... "

"Hyung!"

Shin Yoosung dan Lee Gilyoung menghambur ke pelukannya yang mana membuat Kim Dokja merasa semakin menderita, tapi laki-laki itu tidak menolak, salah satu tangannya dia letakan di pucuk kepala Shin Yoosung.

Meskipun Kim Dokja merasa aneh, kenapa mereka semua mengetahuinya?

"Kami mendengarnya," Han Sooyoung menjawab santai seolah tau isi pikiran Kim Dokja.

Kim Dokja melebarkan matanya.

"Aku yang memberitahu mereka."

Just CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang