Chapter 2

2.3K 382 40
                                    

Di ruangan serba putih, rambut Lee Seolhwa bergerak indah saat perempuan itu membalikan tubuhnya. Di belakangnya, Aileen turut ikut membantu dengan membawa beberapa barang yang entah apa di kedua tangannya.

"Dokja-ssi baik-baik saja, tubuhmu menanggung probabilitas yang besar tapi secara keseluruhan tidak ada cerita yang rusak."

Kim Dokja mengangguk mendengar penjelasan Lee Seolhwa. Secara alami, dia mengerti keadaan tubuhnya sendiri lebih baik dari siapapun.

Kondisinya saat ini bisa dikatakan normal-normal saja karena beberapa saat sebelumnya dengan dibantu oleh Yoo Jonghyuk di perjalanan mereka menuju ruangan kesehatan milik Lee Seolhwa, Kim Dokja juga sempat membeli beberapa item pemulihan dari tas Dokkaebi.

Ngomong-ngomong soal Yoo Jonghyuk, Kim Dokja tidak bisa tidak melirik ke arah pria itu yang diam-diam bersandar di depan pintu sembari bersedekap tangan, tampilannya benar-benar cocok untuk menyandang gelar sebagai protagonis yang mana membuat Kim Dokja mendengus iri.

'Dia ingin terlihat keren di mata mantan istrinya, huh?'

Kini akhirnya Kim Dokja mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan alasan utama dari Yoo Jonghyuk mau repot-repot membantunya. Sialan, dia sedikit kesal dijadikan jembatan manusia tapi tidak dapat protes dan hanya menghela nafas.

'Tidak salah lagi, mereka bahkan menikah di putaran sebelumnya.'

Kim Dokja tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Lee Seolhwa dan Aileen sebelum akhirnya keluar dari ruang pemeriksaan.

Mereka berjalan cukup tenang, Kim Dokja menoleh ke samping untuk melihat pemandangan puing-puing bangunan kota Seoul Dome yang hancur di sekitarnya. Beberapa bangunan masih berfungsi dan digunakan oleh sebagian inkarnasi sebagai tempat tinggal sementara sebelum skenario yang selanjutnya di mulai.

Kim Dokja mengalihkan pandangannya kembali ke depan, setelah keheningan singkat seolah teringat sesuatu ekspresi wajahnya berubah.

Dengan senyum mengejek Kim Dokja berkata, "Cinta itu cukup sulit ya."

"Diam dan tutup mulutmu." Yoo Jonghyuk menggertakan giginya dan terus berjalan.

Sebuah ide terlintas di pikiran Kim Dokja, dengan langkah sedikit lebar dia menyusul dan berjalan di sebelah Yoo Jonghyuk.

"Hei, aku bisa memberimu saran."

[Konstelasi 'Prisoner of the Golden Headband' tertarik dengan saranmu.]

[Konstelasi yang Suka Membaca di Kotak Oren Menggerutu.]

"Aku tidak butuh saran darimu," ucap Yoo Jonghyuk tanpa menoleh.

'Bajingan ini! Dia masih begitu keras kepala.'

Kim Dokja menutup mulutnya setelah niat baiknya ditolak mentah-mentah, bahkan sekedar dipikirkan untuk basa-basi pun tidak. Jelas itu bisa ditebak, Kim Dokja bahkan akan merasa lebih aneh jika Yoo Jonghyuk menerima sarannya dengan baik-baik.

Keheningan kembali menyelimuti mereka, Kim Dokja memilih diam dan hanyut dalam pikirannya mengenai bagaimana skenario selanjutnya akan berjalan. Secara garis besar persiapannya masih belum cukup sehingga saat Kim Dokja akan membuka mulutnya untuk memberitahu hal itu, tanpa diduga Yoo Jonghyuk bertanya terlebih dahulu.

"Apa yang akan kamu lakukan kali ini?"

Kim Dokja terdiam dan berpikir beberapa saat sebelum melanjutkan, "Aku sedang mempersiapkannya, ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari yang kubayangkan."

Yoo Joonghyuk mengangguk dan tidak bertanya lebih lanjut.

Di lokasi yang berbeda, tidak jauh dari lokasi Kim Dokja berada. Anggota Party Kim Dokja sedang membahas sesuatu yang cukup santai. Jung Heewon sedang duduk bersama Yoo Sangah dan Jihye sementara anak-anak tengah bermain dengan koin yang mereka lemparkan ke udara.

Terlihat Shin Yoosung yang beberapa kali bersorak gembira saat koin yang mereka lemparkan sesuai dengan prediksinya. disisi lain, Lee Gilyoung menampilkan ekspresi wajah kesal yang terlihat jelas.

Sambil memperhatikan anak-anak, Yoo Sangah tersenyum lembut dan membuka suaranya, "Itu melegakan Dokja-ssi tidak terluka parah lagi kali ini."

Jung Heewon menghela nafasnya lelah sementara tangannya sibuk menuangkan air di gelas. "Dia akhirnya menyadari betapa penting hidup itu."

"Unnie, sebenarnya apa yang terjadi semalam?" Lee Jihye yang sejak tadi menyimak pembicaran bertanya dengan wajah bingung.

"Oh? Apa Jihye tidak tau?" tanya Jung Heewon penasaran.

Dengan canggung Lee Jihye menggaruk pipi kirinya. "Itu ... aku tertidur lebih awal sehingga tidak sadar sesuatu terjadi."

"Bukan sesuatu yang besar ... Kau ingat skenario pribadi yang Dokja-ssi kerjakan saat itu?" tanya Yoo Sangah, yang di jawab anggukan oleh Lee Jihye.

Yoo Sangah kembali melanjutkan, "Jonghyuk-ssi yang membawa Dokja-ssi yang pingsan kembali,"

"Ah, jadi begitu."

"Ya, Jonghyuk-ssi yang itu bahkan menggendong Dokja-ssi di punggungnya," celetuk Jung Heewon sembari tertawa geli.

Lee Jihye menampilkan ekspresi terkejut. "Hal seperti itu ... Ah benar, tidak heran jika itu Master dan Ahjussi."

[Konstelasi 'Demon Like Judge of Fire' sedang melihat inkarnasi 'Lee Jihye' dengan mata berbinar]

Memahami arah pikiran Lee Jihye, Jung Heewon tersenyum kaku. "Sekali lagi aku menyadari kenapa sponsorku menyukaimu."

Yoo Sangah tertawa pelan mendengar percakapan Lee Jihye dan Jung Heewon yang mulai mengganti pembicaraan mereka membahas hal-hal mengenai kehidupan sebelum dimulainya skenario, sebelum matanya melihat Han Sooyoung lewat dengan terburu-buru dan memutuskan untuk bertanya.

"Han Sooyoung-ssi akan pergi ke mana?"

Han Sooyoung menghentikan langkahnya dan menoleh. "Menyusul Kim Dokja, si idiot itu sudah pergi cukup lama."

Setelah mengatakan hal itu, tanpa menunggu balasan lebih lanjut dari Yoo Sangah dengan dengan kelewat cepat Han Sooyoung melangkahkan kakinya menjauh. Kali ini, dia harus membicarakan sesuatu dengan Kim Dokja secepatnya.

Memikirkan tentang Kim Dokja membuat kepala Han Sooyoung lagi-lagi sakit, dia tidak bisa menebak hal gila apa lagi yang sekiranya akan dilakukan bajingan itu.

Ekspresi Han Sooyoung tidak baik saat menendang kerikil dan menggerutu. "Sialan, Kim Dokja!"

"... Siapa yang kamu panggil sialan?"

Sebuah suara yang datang membuat Han Sooyoung membalikkan tubuhnya, di belakangnya terlihat Kim Dokja yang berjalan santai menuju ke arahnya dengan mantel putihnya sedikit beriak tertiup angin.

Mengabaikan pertanyaan Kim Dokja dengan alis berkerut Han Sooyoung bertanya, "Kenapa kamu sendirian? Kemana orang itu?"

Mengerti dengan jelas siapa yang di maksud Han Sooyoung dengan santai Kim Dokja menjawab. "Dia pergi beberapa saat yang lalu."

"... Kim Dokja, mari kita bicara."

*****


Demi apa Kim Dokja kenapa kamu gak peka-peka sihh?! ARRGHH!

(ノ`Д')ノ彡┻━┻

Peka dong, terus ngen■■

Kan bisa tu ■■ nanti kalo ■■ terus ■■■■■■■■ Kim Dokja ■■■■ wkwkw

(Di sensor demi kenyamanan mata pembaca).

(Di sensor demi kenyamanan mata pembaca)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang