Pemuda itu berjalan kearah ranjang dengan raut muka yang lesu dan capek, ia berbaring kemudian menyamankan diri di atas ranjang beberapa menit kemudian terdengar suara dengkuran halus
𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖...
💗untuk us...
Rintik hujan masih betah menyapa bumi, Axel yang sendari tadi tertidur sudah larut dalam mimpinya ia bertemu dengan Cathrine, sang kekasih di dunia mimpi.
Kali ini Cathrine hanya menggunakan kaos oversize berwarna hitam menutupi bagian atas dan mengekspos paha mulusnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa ini, kau ingin menggoda ku Cathrine?" Axel tersenyum tipis ia menatap Cathrine yang juga menatapnya, ia selalu menyukai apapun yang Catrine pakai karna menurut Axel wanita di hadapannya ini selalu cantik.
"Aku tidak berniat menggoda mu Axel, kau saja yang tergoda dengan ku." Axel menyeringai tipis melihat wanitanya yang tak kalah arogan darinya, mereka mempunyai sifat yang mirip andai saja Catrhrine benar ada di dunia nyata mungkin mereka berjodoh.
Axel mendekat kearah Cathrine wajah mereka sangat dekat hanya berjarak beberapa inci saja, Axel mensejajarkan bibirnya dengan telinga Cathrine.
"Andaikan kau nyata, aku berjanji akan menikahi mu." bisiknya
"Benarkah?" Cathrine antusias melirik wajah Axel di sisinya yang juga meliriknya sebenarnya jantung Axel sudah berdegup kencang sendari tadi tapi ia pandai menutupi kegugupannya.
"Ya, why not?" setelah menyatakannya Axel tersenyum miris, mana mungkin keinginannya bisa menjadi nyata.
"Kalau begitu kau tutup mata mu bicara dalam hati bahwa aku bisa menjadi nyata." Cathrine tersenyum manis menyakinkan.
"Apa aku harus melakukannya? kau gila" walaupun Axel berkata seperti itu tapi, dia tetap melakukan instruksi dari Cathrine.
Axel memejamkan matanya dan berucap dalam hati.
𝐶𝑎𝑡ℎ𝑟𝑖𝑛𝑒 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
𝐶𝑎𝑡ℎ𝑟𝑖𝑛𝑒 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
𝐶𝑎𝑡ℎ𝑟𝑖𝑛𝑒 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
Saat Axel membuka mata, ia terkejut bukan main mencari Cathrine kesana kemari.
𝐶𝑎𝑡ℎ𝑟𝑖𝑛𝑒 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔...
🕊️
Axel bergerak gusar disertai gerakan mata yang cepat dan wajah menoleh ke kanan dan ke kiri dengan cepat matanya terbuka, ia terbangun.
Napasnya tersenggal-sengal, ia perlahan mengatur napasnya kemudian ngarahkan pandangan ke sekeliling ia tidak asing dengan pemandangan ini, kamarnya yang bernuansa abu tua kehitaman diisi barang mewah di dalamnya.
Ia bersandar ke kepala ranjangnya, menarik rambutnya frustrasi mengingat mimpinya tadi malam.
"Bukannya menjadi nyata dia malah menghilang, bodoh!"
Beberapa menit kemudian ia tersadar, mau berapa lama pun ia mengutuki dirinya yang bodoh karna percaya kata-kata Cathrine tak akan mengubah apapun.
Axel beringsut dari ranjang menuju kamar mandi, ia melakukan ritual mandinya seperti biasa.
Sekitar 30 menit ia selesai, ia meraba-raba gantungan dekatnya untuk mencari handuk namun ia baru sadar melupakan handuknya.
"MAID!! AMBILKAN HANDUK!" Teriak Axel yang terdengar satu mansion.
"HEH MAID KEMANA KALIAN!? KALIAN MAU SAYA PECAT!" Teriakan keduanya yang membuat semua orang panik dan berlarian.
Memang laki-laki ini sangat menyebalkan dan tidak sabaran jadi apa yang iya perintahkan harus segera dilaksanakan, ia menggap rendah para bawahannya termasuk maid yang bekerja di huniannya ini.
Uluran tangan muncul di balik pintu kamar mandi walaupun wajahnya tak terlihat tapi dengan kuku tangannya yang panjang, putih mulus dan lembut orang-orang pasti tau bahwa itu seorang wanita.
Axel langsung mengambil handuk itu dengan cepat lalu ia kenakan untuk mengeringkan tubuhnya yang basah, bisa kalian bayangkan tubuh Axel tanpa sehelai kain badannya yang tinggi tegap dengan otot yang pas di setiap bagian terbungkus kulit putih bertato tak salah jika banyak wanita yang menginginkannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah kering, ia lilitkan handuk menutupi bagian bawahnya dan hendak keluar. Ia memegang knop pintu dan terdiam sejenak, sebenarnya ia merasa ada yang aneh.