#prolog - oke
________
"SHERINA, LO MAU NGGAK JADI PACAR GUE!?"
Cewek putih dengan rambut yang diikat satu kebelakang itu berdecak malas. Kalimat-kalimat seperti itu selalu saja ia dengar setiap hari dengan sipenyata yang selalu berdiri didepannya.Malas meladeni, cewek yang kerap disapa Sherina itu berjalan meninggalkan sosok cowok yang baru saja menyatakan perasaannya padanya.
Sekalipun koridor yang kini ia lewati sudahlah dipenuhi oleh orang-orang yang sangat antusias menantikan jawabannya dengan menyorakinya untuk menerima tawaran itu. Sherina tetaplah Sherina. Cewek keras kepala yang anti dengan kata cinta.
Kini koridor yang sudah ramai jadi bertambah ramai saja saat lagi-lagi sosok cowok penggila dirinya kembali mengungkapkan perasaannya padanya, hanya saja ini orang yang berbeda.
Kalimat yang sama dengan orang yang berbeda. Lagi-lagi Sherina melewati cowok itu bersama ketiga sahabatnya yang berada disamping juga belakangnya. Jikalau Sherina sangat membenci situasi ini, ketiga sahabatnya itu malah sangat menyukai situasi ini. "Gue berasa jadi artis deh kalau tiap hari begini." Begitulah kira-kira kalimat yang mereka katakan.
Berjalan dengan angkuh, kini mulutnya itu berdecak kembali saat matanya menangkap segerombolan murid cowok yang berjalan kearahnya. Bukannya GR, tapi pasti salah satu diantara mereka akan melakukan hal yang sama dengan kedua cowok tadi.
See, seorang cowok yang tidak asing lagi dengannya, sekarang sudah berdiri didepannya. Sedikit menunduk, cowok itu berbisik ditelinga Sherina.
Baringtone penuh keyakinan itu menyeruak masuk kedalam pendengarannya.Koridor yang awalnya ramai pun menjadi tenang dan hanya terdengar bisikan-bisikan orang yang penasaran dengan apa yang cowok itu katakan.
"Gue nggak nerima penolakan."
Masih dengan posisi menunduk juga berbisik ditelinga Sherina. Cowok yang mengenakan Jersey dengan bola basket ditangan kirinya itu menarik tali rambut yang Sherina gunakan hingga keadaan koridor kini menjadi ricuh kembali.Menyorot dingin dengan lawan bicaranya, Sherina menjawab sekenanya. "Oke." Kemudian berjalan menyeruak gerombolan murid yang sedang bersaut-sahutan menyerukan kata 'cie-cie' untuknya.
"I love you."
Ujar cowok itu saat Sherina berjalan melewatinya.Sherina tersenyum.
Setelah sekian lama, akhirnya hal ini terjadi juga pada dirinya. Sesuatu yang sedari dulu ia hindari kini terjadi. Tinggal menunggu waktu saja, kapan Sherina akan memutuskan hubungannya. Ataukah sebaliknya, Sherina yang tidak akan pernah bisa memutuskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHERINA
Teen FictionSherina Pradana Qistina, cewek cuek dengan paras cantik yang dapat memikat siapapun yang melihatnya. Tercap sebagai Primadona adalah sesuatu yang memusingkan kepalanya saat pertama kali menginjakkan kaki di SMA Nusantara. Ungkapan cinta yang setiap...