iy

19 2 0
                                    

"Ke ada yang panas tapi bukan api"
~

___________

~iy

"Hah, maksudnya?" Ucap gadis dengan tangisan yang mengiringinya. "Plis Dit jangan tinggalin gue"

"Ngga bisa, maaf Ta, gue harus pergi, kalo takdir mempertemukan kita lagi, pasti ketemu lagi ko" ia mengelus puncak rambut Dita.

"Gue sendirian" ucap Dita lirih.

"Dita, lo ngga sendirian, masih ada gue, gue pergi itu buat nunjukin kalo gue mampu"

  Dita masih menangis sambil menundukan kepalanya lalu Laki laki dihadapannya menarik Dita kedekapannanya.

"Gue ngga pergi, gue selalu ada dihati lo, jadi jangan nangis ya Sayang" memegang pundak Dita lalu pergi.

Kringgggggggggg

"Dit, Dita?, bangun sayang" wanita paruh baya, mencoba membangunkan Dita dari tidurnya.

  Dita bangun dengan nafas ter engah engah, juga keringat yang membasahi keningnya. "Ada apa sayang, mimpi buruk?" Ucap wanita paruh baya yang sudah duduk di pinggiran kasur.

"Badan mu panas Dit" menyentuh kening Dita.

"Mamih"

"Udah yah ngga usah sekolah, istirahat dirumah" ucap Dian-ibu Dita. "Mau dikompres" Dita menjawab dengan gelengan. "Ambilin makan?"

"Terserah Mamih aja, badan Dita lemes banget" Dita membaringkan badannya diatas kasurnya lagi.

"Yaudah Mamih ke bawah siapin makanan buat Dita"

••●••

  Suasana kelas cukup ramai oleh penghuninya, terlihat laki laki di bangku depan kelas sedang menunggu seseorang dengan sesekali melihat jam tangan hitam yang ada di tangan kirinya.

"Udah mo masuk ko, Dita belum keliatan pataknye, kenapa yah?" Tanya Alvin pada dirinya sendiri. Dia memasuki kelasnya untuk mencari tau kenapa ayang bebeb nya belum berangkat.

"HEH SELLA!" Sella melihat kearah Alvin. "Lu liat Dita?" Tanya Alvin.

"Ngga tuh" jawab Sella lalu melanjukan mendata yang tertunda tadi. "Ngakunya aja temen" cibir Alvin.

"HEH ngga semua temen tau apa yang temen tau"

"Ngomong apa ketut?"

"HEH, Alvin mo kemana lu mo masuk, WEH" Alvin keluar dari kelasnya menuju halaman sekolah, atau lebih tepatnya ke palkiran.

••●••

"Mamih udah ah, Dita ngga napsu makan" Dita menolak makanan yang disuap oleh Mamihnya.

"Ihh Dita kamu tuh dari kecil sampe sekarang kalo sakit selalu aja susah makan ngga mau minum obat, gimana bisa sembuh sayang, kaya orang hamil tau" ucap Mamahnya Dita lembut nammun sedikit sewot.

"Ya orang Dita ngga napsu makan masa di paksa, yang ada nanti di mutahin makananya"

Mamihnya Dita menghembuskan nafas, dia terlanjur cape dengan sifat anaknya yang satu ini, lebih baik dia tinggal ke luar agar Dita bisa istirahat. "Ya udah mamih kebawah kalo laper panggil aja" lalu ia pun pergi ilang ditelan pintu.

Dita lalu berbaring di kasurnya dengan menatap langit langit kamarnya, dia bosan dirumah harusnya dia tetap berangkat walaupun nanti dia di UKS. Dita berfikir mimpi tadi malam membuatnya merindukan sosok yang ada dalam mimpi itu.

Orang yang dia sayang dan cintai Dita betul betul merindukannya dan tampa sadar ia meneteskan air matanya. Kegiatan mengisnya terhenti ketika ada suara aneh dari balkon kamarnya.

Dita memegang sapu lidi (itu loh yang buat bersihin kasur) dan berjaga jaga siapa tau ada maling yang mau menyusup kekamarnya. Dalam hitungan ketiga Dita akan membuka pintu balkon kaca yang ditutup oleh gorden.

1

2

3

Ceklek (suara buka pintu)

Dita menutup mata lalu memukup sosok di depannya dengan brutal. "Mati lo, mati beradi beraninya lu kerumah keluarga Adit, kalo butuh duit itu kerja jangan jadi maling" Dita masih memukulinya dengan menutup mata.

"Eh Su ini gue, cukup woy" merasa sepertinya itu tidak mempan lalu ia membawa Dita dalam dekapannya (dipeluk kalo ngga mudeng)

"Lepasin gue maling"

"Dita buka mata lo, ini gue" Dita lalu membuka matanya dengan perlahan agar eactetic, lalu ketika ia sudah melihat sosok yang mendekap dirinya ia terkejut benarkah dia atau maling yang menyamar. "ALVIN?!"

Dita lalu mendorong Alvin agar pelukannya terlepas. "Anjing banget lo, gue kira lo maling"

"Dita lu tuh tololnya natural yah, mana ada maling siang siang bolong gini" Alvin lalu memasuki kamar Dita.

"Eh lu yah main masuk masuk kamar gadis"

"Emang lu masih gadis?" Tanya Alvin yang mendapat tatapan tajam dari Dita. "Nih" menyerahkan plastik putih yang sedari tadi ia teng teng.

"Apa nih?" Lalu membuka kresek putih yang diberikan Alvin tadi. "Woh makasih Alpinku" dengan senyum manisnya, lalu di angguki oleh Alvin.

Alvin duduk di kasur dengan memainkan benda pipih yang dia pegang, lalu Dita di meja belajar dengan menikmati sekantung seblak? Iya Seblak Alvin membawakan seblak untuknya romantis ngga sih, b aja sh

Alvin berdehem. "Kenapa ngga sekolah?" Tanya Alvin.

"Hm, ngga enak badan"

"Ngga enak badan? Pantes tadi dipeluk ada sensasi panas-panas gitu" Alvin sambil memangut-mangutkan kepalanya.

"HEH?!, lu mau gue tampol?"

"Hehe, ngga deh makasih" Alvin berdiri dari duduknya dan melihat dekor kamar,  Alvin mengambil salah satu buku yang ada di rak. "Lu suka baca kya ginian?" Mengambil salah satu buku novel yang ada di rak.

"He'eh" dengan menyeruput kuahh seblak yang tiada duanya.

"Gunanya? Bisa menambah ilmu? Atau lu baca kaya gini makanya lu pinter?"

Dita menghela nafasnya benar benar pertanyaan yang bertubi tubi. Ia membalikan badannya menghadap Alvin yang sedang mengotak atik buku novelnya. "Yang jelas ada ilmunya dong, kaya kita bisa mengerti definisi cowo buaya, biawak dan lain lain, memperkuat halusinasi, insting predator, penciuman dan lain lain. Pokoknya lu bacot banget njirr, diem bisa, kalo engga pulang aja sana kan masih jam sekolah"

......

Ciahhh yang di gantunggg, ingett yh gess aku up nya suka suka, makasih yang masih mau baca karya aku yang sangat prik inii

Lopyuu♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang