Meresahkan

18 6 2
                                    

"Cuek? Iya C U E K. Cinta Untuk Eeee Kamu. Anjay garing"
~Saquel Alviano Hermansyah~

__________________

~Meresahkan.

"Kenapa yeh kalo orang chat ma gue tuh P salam napa, ngga beradab banget" ucap salah satu laki laki dari puluhan laki laki yang ada disana.

Mereka ada dimarkas Eagle hanya untuk sekedar main atau berbincang. Markas tidak pernah ada kata sepi karena setiap hari mesti ada setan yang meresahkan dimarkas.

Marvin, Roy, Hari, Gani, Alip, Fizi dan tentunya ketua Geng Eagle. Mereka semua adalah anggota inti dari Eagle itu sendiri dan biang rusuh.

"Lebih singkat" Marvin menjawab sambil masih fokus pada hp miringnya.

"Iyain mbok kendat" ucap Hari.

"Gue punya tebak tebakan" Gani memulai topik.

"Apa tuhh tay?" Tanya Alip

"Tay, tay, tai" grutu Gani.

"Engga maksud gue kan nama lo Gani konconya Tayo" sambil melempar kulit kuaci.

"Hiii joging"

"JIGONGG" serentak.

"Iyah maksud gue itu"

"Eh gess saye baru sadar, tongok tuh ijig bos, tengah membaca, belajar kah dia?" Setelah mendengar perkataan Fizi mereka menoleh, kearah Alvin yang duduk disofa sambil membaca buku Fisika.

"Uhuk uhuk, tersedak ketampananmu, berdamige" Alip sambil memperagakan wanita SMA BISAK yang ke cacing kremi (singkatan Bima Sakti)

Marvin yang sedang duduk di sebalah Gavin pun lalu menyentuh kening Alvin. "Ga panas"

"Apaan sih Gaje, brisik tau ngga gue lagi belajar, lama lama gw jahit bibir lu pada"

"Kenapa?" Tanya Marvin.

"Engga kenapa napa tuh"

"Maksud Marvin lu kenapa tumben tumben belajar, aneh tau, ngga gue sih ngeri" ucap Hari yang sedang memakan kuaci.

"Bukan urusan kalian, dah lah disini lu pada ganggu ke setan" Alvin deranjak dari duduknya dan pergi.

"Noh setannya di belakang Hari" tunjuk Rey yang sedang fokus pada gamenya.

"Jan gitu, udah malem" Hari langsung beranjang dari tempat yang ia dudukki dan pindah di samping Alip

"Penakut lo, sana minggir lu bau bangke njir"

~

Udara dingin masih membuat kita enggan untuk bangen dari pulau kapuk. Tapi tidak dengan gadis yang satu ini.

Jam 06..06 Dita berangkat sekolah bahkan sudah sampai, ia sedang menelusuri koridor yang masih sepi penghuni.

Dia merasakan ada yang meniup telinganya, apakah itu.. "apaan tuh" gumam Dita enggan membalikkan badannya. Ya kalo terus liat muka burik setannya kan ngga estetok.

"Ko jadi horor sih, biasanya hawanya ngga ke gini"

Dita melanjutkan perjalanannya menusuri koridor yang akan membawanya ke kelas. "Gue makin merinding, setan atau hantu pliss jangan gangguin Dita, Dita anaknya baik hati, rajin menabung dan tidak sombong" Dita memejamkan matanya menetralkan rasa takutnya.

Dita membuka matanya. "AAAAA SETANN"

Brugk

Dita membanting setan yang ada dihadapannya dengan sekuat tenaganya.

"Aduhhhh"

"Lo?!, ngapain tiduran dilonte, eh maksudnya di lante?"

"Gue yang lo banting anjng, sakit bat badan gue, tanggung jawab ngga lo!" Gerutu Alvin yang sedang mencoba duduk.

"Salah lo ngapain jadi setan segala, burik lagi kan jadi mirip setan" jawab ketus Dita. Siapa yang tidak marah ketika ada orang iseng menyamar menjadi apa yang kita takuti.

"Eh anaknya dit tolongin dit mata lu katarak, ganteng gini dibilang setan, tapi gue ngga tuh nakut nakutin lo, gabut bener gw"

"Alvin jan gitu, napa serem njim" sambil memukul lengan Alvin.

"Serius gue ngga ada kaya gituan, apa faedahnya cob-"

"Dorrrr"

"Aaaaaaa"

1 detik

2 detik

3 detik

5 jam kemudian, canda

"Cieee peluknya eret banget sih"

Alvin dan Dita tatap tatapan lalu Dita mendorong Alvin cukup keras. "Najiss"

"Hari?! Dina?!, lu kurang ajar anjing" Dita lalu berjalan meninggalkan mereka dengan menghentakkan kakinya.

"Kembar meresahkan lu" dengan sorot mata tajam.

"Maaf bos nih rencana Dina serius bukan gue, gue sih ngikut apa kata Dina, iya kan Din?" Hari Menyenggol Dina.

"Heh! Sembarangan, gue cuma iseng doang"

"Iseng lu berdua kelewatan, Dita kan takut hantu tapa lu nakut nakutin dia jadi hantu hah?"

"Mana ada?! Gue sama kaka gue cuma ngagetin doang tuh" ucap Hari.

"Jadii kalo gitu hantunya..."

"Vin jan gitu dong" ucap Dina panik.

"Setannya deket Hari noh" Roy tiba tiba datang dan menunjuk mading yang persis di samping Hari berdiri.

Dina dan Hari pandang muka dan langsung berlari. "Setaaaaannnn" suara mereka menggema kira kira sampai ke australia.

__________________

Tbc

Syaquel Alviano Hermansyah

"Lagi belajar disuruh ayang"

Dita Kencana Aditama

"Gue cantik, apa mo debat?"

Terimakasih yang udah baca cerita aku jangan lupa vote dan comennya.

Jika ada kesalahan ketik dan yah kalo ada kata yang menyinggung mohon dimaafkan.

Lopyu

Follbck/feedbck dm

@disstiiii

ALVIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang