[9]

1.3K 230 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






































"Kepalaku pusing!"

Pria disebelahnya, menggelengkan kepala saat mendengar keluhan kekasihnya. [Name], tengah kebingungan untuk memilih hadiah pernikahan Edgar dan tunangannya.

William, dengan senang hati menemani [Name] meski waktunya sebagai komandan sibuk. Hitung-hitung sebagai healing sekaligus kencan, meski malah melenceng mencari hadiah pernikahan.

"Kenapa tidak memberikan sesuatu yang bisa membuat Edgar teringat masa-masa sebelum menikah saja?" usul William. [Name] kebingungan. "Maksudnya?"

"Hmm... Seperti.." William memasang pose berpikir. "Seperti sebuah lukisan tanganmu atau sebuah hiasan tentang pertemanan dan pekerjaanmu dengan Edgar. Itu pasti membuatnya senang."

[Name] berbunga-bunga mendengar usulan William. "Terimakasih, Willi! Kamu memang tau segalanya! Lelaki bertopeng kesayanganku memang hebat!" seru [Name], membuat orang-orang didekatnya menatap heran [Name].

William gelagapan, malu didalam topengnya. "H-hei! [Name]! Jangan berteriak begitu. A-aku jadi malu..." gusar William.

[Name] menatapnya polos. "Kok malu? Kita kan memang sepasang kekasih. Lagipula, semua orang harus tau kalau kamu itu milik aku!" seru [Name] berapi-api.

Oh, [Name] asalkan kamu tau.

William sudah hampir kehilangan nafas karena malu dan salah tingkah akibat ucapanmu.

***

[Name] mengajak William ke rumahnya untuk membantu sekaligus menemaninya membuat lukisan. William memperhatikan gerak-gerik [Name] yang sibuk melukis sketsa di kanvas putih itu.

William jadi teringat Rill kalau [Name] sedang melukis.

Bedanya, Rill selalu melukis wajah gadis pujaannya.

William terdiam. Dia ingin mengatakan sesuatu, namun tertahan karena takut akan seperti apa kedepannya.

"Hei.. [Name]..." William memanggil. "Ya?" Tanpa menoleh, [Name] menjawab panggilannya. "... Apa... Apa kamu... mau melanjutkan hubungan ini hingga ke jenjang pernikahan?"

[Name] terpaku. Wajahnya yang biasa-biasa saja, berubah memerah perlahan.

Dengan terpatah-patah, [Name] menoleh. "E-eh? S-soal itu... y.. ya... aku mau saja... t-tapi..." [Name] gelagapan, bingung ingin menjawab dengan saltingnya sekarang.

"Tidak apa." William tersenyum. "Tunggu saja. Aku pasti akan melamarmu."

"Eh? S-sungguh?"

"Ya..."

Kumohon... jangan sakiti [Name] juga...


















Patri..

Setelah berabad-abad sy lupa update book ini:>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berabad-abad sy lupa update book ini:>

Mungkin book ini bakal happy ending

Agak kasian juga ending book karakter lain di series ini digantung mulu

HAHAHAHAH

TBC!

[✓] I Love You | William V.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang