"Kepalaku pusing!"
Pria disebelahnya, menggelengkan kepala saat mendengar keluhan kekasihnya. [Name], tengah kebingungan untuk memilih hadiah pernikahan Edgar dan tunangannya.
William, dengan senang hati menemani [Name] meski waktunya sebagai komandan sibuk. Hitung-hitung sebagai healing sekaligus kencan, meski malah melenceng mencari hadiah pernikahan.
"Kenapa tidak memberikan sesuatu yang bisa membuat Edgar teringat masa-masa sebelum menikah saja?" usul William. [Name] kebingungan. "Maksudnya?"
"Hmm... Seperti.." William memasang pose berpikir. "Seperti sebuah lukisan tanganmu atau sebuah hiasan tentang pertemanan dan pekerjaanmu dengan Edgar. Itu pasti membuatnya senang."
[Name] berbunga-bunga mendengar usulan William. "Terimakasih, Willi! Kamu memang tau segalanya! Lelaki bertopeng kesayanganku memang hebat!" seru [Name], membuat orang-orang didekatnya menatap heran [Name].
William gelagapan, malu didalam topengnya. "H-hei! [Name]! Jangan berteriak begitu. A-aku jadi malu..." gusar William.
[Name] menatapnya polos. "Kok malu? Kita kan memang sepasang kekasih. Lagipula, semua orang harus tau kalau kamu itu milik aku!" seru [Name] berapi-api.
Oh, [Name] asalkan kamu tau.
William sudah hampir kehilangan nafas karena malu dan salah tingkah akibat ucapanmu.
***
[Name] mengajak William ke rumahnya untuk membantu sekaligus menemaninya membuat lukisan. William memperhatikan gerak-gerik [Name] yang sibuk melukis sketsa di kanvas putih itu.
William jadi teringat Rill kalau [Name] sedang melukis.
Bedanya, Rill selalu melukis wajah gadis pujaannya.
William terdiam. Dia ingin mengatakan sesuatu, namun tertahan karena takut akan seperti apa kedepannya.
"Hei.. [Name]..." William memanggil. "Ya?" Tanpa menoleh, [Name] menjawab panggilannya. "... Apa... Apa kamu... mau melanjutkan hubungan ini hingga ke jenjang pernikahan?"
[Name] terpaku. Wajahnya yang biasa-biasa saja, berubah memerah perlahan.
Dengan terpatah-patah, [Name] menoleh. "E-eh? S-soal itu... y.. ya... aku mau saja... t-tapi..." [Name] gelagapan, bingung ingin menjawab dengan saltingnya sekarang.
"Tidak apa." William tersenyum. "Tunggu saja. Aku pasti akan melamarmu."
"Eh? S-sungguh?"
"Ya..."
Kumohon... jangan sakiti [Name] juga...
Patri..
Setelah berabad-abad sy lupa update book ini:>
Mungkin book ini bakal happy ending
Agak kasian juga ending book karakter lain di series ini digantung mulu
HAHAHAHAH
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I Love You | William V.
Teen Fiction❝ aku mencintaimu ❞ bagaimana caranya seorang komandan dari pasukan ksatria sihir terkuat mengungkapkan perasaannya padamu secara terang-terangan? ©𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐂𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐘𝐔𝐊𝐈 𝐓𝐀𝐁𝐀𝐓𝐀