CHAPTER [11]

99 44 1
                                    


_Happy Reading_





**🍒🍒**

Ultimantum ultimantum diberikan Zean pada gadis yang senantiasa menyantap nikmat mie ayam yang sekarang menjadi favoritnya itu.

Jadi, setelah sampai dikantin dan menuju meja teman temannya, Zean menyuruh Cherry untuk duduk manis dengan mereka selagi ia bertugas memesan makanan. Setelah selesai Zean benar benar mengurungkan niat untuk segera makan, dan malah memilih menceramahi Cherry terlebih dahulu.

Setelah melihat apa yang dilakukan Reon, dia memang sedikit was-was kalau Cherry yang polos, lugu dan tidak mengerti apa-apa itu terjerumus pada lubang pertemanan dengan laki-laki bertato itu. Secara, gadis disebelahnya yang sedang makan dengan lahapnya itu gampang sekali berkenalan dengan orang asing. Ingin memiliki banyak teman katanya. Ingat waktu pertama kali dia melihat gadis itu tiba-tiba berada dihalaman rumahnya saat dia ingin berangkat ke sekolah, dengan gampangnya Cherry malah mengajaknya berkenalan dan berteman dengan kedok mereka sekarang bertetangga.

Akan lebih baik kalau Cherry hanya berteman dengannya saja. Tapi karena gadis itu selalu merasa bosan, berteman dengan teman temannya pun tidak masalah. Asalkan tidak dengan yang lain.

"Denger nggak?" Sedikit mengeraskan suara, karena yang dia ajak bicara malah lebih fokus pada mie ayamnya.

"Cherry!"

Mendengar geraman Zean, Cherry pun buru buru menyeruput mie ayam yang masih menjulur itu. "Kenapa sih, Zein? Cherry lagi makan loh ini." Sebalnya dengan terpaksa menatap Zean.

"Denger nggak gue ngomong?"

"Iya iya, Cherry denger kok." Jawabnya dengan ogah ogahan lalu bersiap menyantap lagi makanannya.

"Gue bilang apa coba, tadi?" Tantang Zean.

Cherry menatap sebal kearah Zean. "Kan Cherry lagi makan, ya nggak terlalu denger lah Zein tadi ngomong apa."

"Ya terus kenapa bilang denger?" Zean gregetan mendengar ucapan Cherry.

"Tau ah, Cherry laper. Zein terlalu banyak omong." Katanya lalu melanjutkan makannya. Mie ayam ibu kantin memang enak, nggak jauh jauh dari rasa masakannya Oma. Jadi Cherry selalu ketagihan, sayang kalau dilewatkan hanya karena mendengar kan ocehan ocehan Zean yang menurutnya tidak penting. Cherry tidak berbohong kalau dia tidak mendengar apa yang di bicarakan Zean tadi, saking menikmati mie ayamnya.

Zean menghela nafas panjang. Dengan sedikit kasar, ia menggeser sepiring nasi gorengnya mendekat. Memilih memakan miliknya dahulu sembari menunggu Cherry menyelesaikan ritual makannya. Percuma juga kalau dia meneruskan, masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tanpa mampir sebentar ke otak untuk dicerna.

William, Arkan dan Zach yang melihat keduanya hanya menggelengkan kepala. Tidak biasa melihat keposesifan Zean dan kecuekan Cherry. Sebetulnya tidak terlalu heran juga kalau gadis itu tidak merespon, secara kan selama ini Cherry memang selalu fokus jika menyangkut tentang mie ayamnya. Berbeda dengan Zean, yang selalu terlihat acuh dan tidak peduli sekitar kini terlihat protektif menyangkut pertemanan dari gadis yang baru baru ini hadir dihidupnya.

"Emang kenapa sih Ze, kalau Cherry temenan sama Reon?" Tanya William main main, sengaja ingin memancing reaksi dari sahabatnya itu.

Beloved NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang