Seperti senja yang muncul membawa suasana ramah, lalu pergi yang menyisakan gelisah.
Hadirmu memang membuatku senang. Namun sikapmu juga yang membunuh perasaan.
Sedari awal memang aku yang salah memutuskan kepada siapa aku harus berteduh. Dan kamu seolah bersedia menjadi tempatku bernaung. Perasaan senang menyelimutiku kala itu. Bersama, memulai banyak hal yang baru bagi kita. Canda tawa akan lelucon mu menemani dinginnya suasana malam. Sungguh bahagia bisa bersamamu, namun aku tak banyak tahu siapa kamu sebenarnya. Kamu memang pendengar yang baik, aku akui itu. Dan aku selalu menunggu waktu dimana aku menjadi pendengar yang baik untukmu, tapi waktu itu tidak datang. Aku ingin tahu lebih banyak tentang mu. "Mengapa?" , Tanyaku pada diri sendiri. Apa aku terlalu asing untuk kamu jadikan tempat berbagi? Sedang aku, merasa nyaman saat ku ceritakan bagaimana hariku hari ini.
Lambat laun aku sadar sikapmu tak hanya tertuju padaku. Seketika aku merasa dibodohi akan kepedulian mu. Dapat dikatakan aku terlalu dalam menerima kamu. Pertanyaan "Bagaimana hari mu hari ini?", Nyatanya kamu tak menerima jawaban dariku saja. Entah ada berapa yang kamu beri pertanyaan itu, aku tidak ingin tahu. Jika memang seperti ini jadinya, aku lebih memilih untuk tidak ingin tahu siapa kamu sebenarnya agar aku tetap dapat bersamamu sebagai rekan cerita. Tidak lebih tidak apa-apa.
Herannya, mengapa begitu lihai dalam memainkan perasaan? Terkadang kamu juga pergi disaat dunia ku terlihat baik-baik saja dan datang lagi ketika aku tidak berdamai dengan keadaan.
Lalu aku memutuskan untuk menyudahi perasaan terhadap mu tetapi masih menerimamu. Sikapmu menjadikanku tak ada yang bisa dipercaya selain diriku. Terimakasih sudah menemaniku, walau kenyataan pahit yang kau ramu.
~~~~
Halo semua! cmiiw kalau ada penempatan/kata yang salah yaa, makasih udah dibaca, semoga harimu indah yaa!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Mewakili Hati
Short Storysusunan huruf yang ditulis untuk mewakili hati yang pilu. ~~~~~ -maaf kalo masih salah bahasa yang kurang tepat :.<