Chapter 02. Kesedihan yang membuat kami semakin dekat

111 31 3
                                    

💮💮💮

Summer Night

💮💮💮

Chapter 02.

.

.

.

Taehyung mengantarku sampai depan rumahku. Lelaki yang menawarkan rencana itu bernama Choi Taehyung, aku tahu dari papan nama yang dia kenakan. Sekarang aku ingat dia siapa. Taehyung adalah salah satu murid kelas dua yang populer di kalangan siswi perempuan. Dia siswa yang cukup aktif di keorganisasian. Walau dia tidak begitu aku kenal karena bukan salah satu siswa yang harus aku waspadai untuk aku kalahkan dalam setiap ujian sekolah.

"Terimakasih sudah mengantarku." Aku sedikit membungkuk mengucapkan salam perpisahan sebelum aku masuk ke gerbang rumahku. Namun, sebelah tangannya menarik tanganku.

"Hari Senin, di atap sekolah pada jam ke tiga pelajaran. Aku akan menunggumu di sana untuk berbicara." Katanya.

Aku mengangguk, sorot mata Taehyung berubah menjadi lunak. Tapi wajahku masih kusut, sembab di mataku aku yakin semakin parah. Taehyung sama sekali tidak menangis. Dia pasti sudah melihat bu Haran mencium ka Yoongi kalau dia memang mengikuti mereka diam-diam. Tapi dia tidak menangis.

"Kau mau aku temani Minggu ini?" Katanya.
Keningku berkerut, belum paham dengan ajakan kencan mendadak ini.
"Berikan padaku handphonemu." Walau heran, aku tetap memberikan handphoneku padanya. Taehyung mengetikan nomor handphone dan memberikannya padaku secara cuma-cuma. "Kalau kau butuh teman untuk melupakan mereka. Hubungi aku, kita setidaknya bisa berbagi kesedihan bersama. Jangan tanggung kesedihanmu sendirian." Ada senyuman di bibir Taehyung yang sempat mendarat di bibirku. Jujur saja itu ciuman pertamaku dan aku menyukainya walau sebenarnya tidak dengan suasananya.

Seperti yang aku tebak, ka Yoongi dan bu Haran memang melihat kami. Bahkan ketika Taehyung mencium pipiku, dia sempat berbisik di telingaku memberitahuku bahwa ka Yoongi dan bu Haran telah melihat kami lalu pergi begitu saja. Aku ingin menangis lagi, tapi Taehyung begitu pandai menenangkanku.
"Kalau Pak Yoongi memiliki perasaan padamu, dia akan datang malam ini ke rumahmu dan menanyakan tentangku."

"Aku harus katakan apa padanya?"

"Beritahu saja kalau aku pacarmu dan lihat reaksinya.."

"Ini yang dimaksud rencanamu?"

"Salah satunya, iya.."

.

"Kau tidak apa kalau aku tinggalkan sekarang?" Taehyung bertanya ketika aku melamun mengingat kejadian di taman tadi.

Tatapan Taehyung menyiratkan kekhawatiran yang janggal karena kami baru saling berinteraksi. "Aku tidak apa-apa,"

"Baiklah, aku pulang." Katanya.

Aku mengangguk, "Hati-hati, Taehyung. Sampai jumpa di sekolah.." kataku.
Taehyung agaknya terkejut begitu aku mengucapkan namanya. Aku melambai sebengar padanya dan tersenyum, "Terimakasih untuk hari ini."

Taehyung tersenyum balik, "Sampai jumpa pekan ini." Katanya. Lalu dia pergi, berjalan menjauh dari rumahku. Rambut hitamnya, punggungnya yang mengenakan tas, begitu kontras dengan langit malam ini. Ini baru pukul tujuh malam dan matahari belum menunjukkan akan tenggelam. Yang ada hanya warna senja yang cantik dan bayangan Taehyung yang berbelok di gang membuat semuanya terasa aneh.

Tapi, aku merasa bahwa tidak begitu sedih lagi seperti kemarin. Sapu tangan yang diberi Taehyung masih ada di genggamanku, aku akan mencucinya sebelum mengembalikannya.

Summer Night. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang