365 [MARKHYUCK]

Bab 1

Siapa sih yang tidak mengenal pasangan hits di SMA Neo? Pasangan yang paling menggegerkan, membuat para lelaki dan perempuan disekolah ini patah hati nasional.

Mark Lee dan Lee Haechan adalah pasangan muda yang menjalin kasih kurang lebih setahun. Mereka berada di tingkat yang berbeda. Mark selaku kelas 12 yang notabene adalah kakak kelas Haechan yang berada ditingkat 11.

Awal kisah mereka sungguh diidamkan oleh kaum adam dan hawa, bahkan terlampau manis. Mark yang menjadi ketua panitia saat melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah menggendong siswa baru yang pingsan karena penyakit maagnya. Mereka pun akhirnya dekat dan menjalin kasih bersama.

Kisah indah yang dilihat oleh orang lain tidak seperti kelihatannya. Dibalik sikap romantis dan tatapan cinta yang diberikan oleh Mark, adapun sisi gelap yang hanya diketahui oleh Haechan.

Mark yang pencemburu dan temperamental. Jika kekasihnya sedang emosi, tak segan Haechan menjadi sasaran permainan tangannya. Belum lagi perkataan Mark yang begitu kasar dan menyakiti hatinya membuat ia merasa hubungan ini sedang tidak baik-baik saja.

Saat ini Mark sedang menulis tugas laporan yang akan dikumpulkan besok pagi. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia meregangkan sedikit otot-ototnya yang dirasa pegal.

Ia mengambil ponsel yang ada dinakas dan mengecek pesan masuk. Ah ia melupakan kekasihnya yang menggemaskan. Tangannya menekan tombol telepon dan menghubungi Haechan.

"Hallo sayang." sapa Mark lembut.

"Aaaa kangen kakak!" Pekik Haechan senang. Akhirnya Mark menghubunginya.

"Dikit lagi kok. Aku juga kangen kamu. Kamu lagi dimana? Kok ada suara bising?"

"Aku lagi di indomaret beli cemilan."

"Sendirian?" tanya Mark sambil menyengitkan alisnya.

"Hum, iya sendirian. Tadi aku udah minta ijin sama papi juga kok, kak."

Jujur saja Haechan sedikit takut karena melanggar peraturan, tidak boleh bepergian sendirian.

"Di indomaret mana? Share loc. " kata Mark datar.

"Gausah kak, ini juga udah mau pulang kok. Gausah dijemput."

"Gausah ngatur gue. Cepet share loc sekarang!" Setelah Haechan mengirimkan titik lokasi, dengan cepat, Mark langsung mematikan panggilannya. Ia mengambil jaket dan kunci motor miliknya dan bergegas menjemput sang kekasih.

Persetan dengan laporan, Haechan jauh lebih penting.

Jika Mark sudah dalam mode ini, Haechan pun tidak bisa melakukan apa selain menuruti keinginan sang kekasih. Ia tahu maksud Mark baik karena tak ingin dirinya terluka barang seinci pun.

Tetapi caranya saja yang ia tak suka. Mark terlalu kasar dan posesif jika menyangkut dirinya. Entahlah, bagaimanapun Haechan tetap mencintai kekasihnya.

Setelah mengirimkan lokasi, Haechana pun keluar dari indomaret dan duduk di kursi khusus pengunjung. Ia memakan ice cream yang dibelinya tadi.

"Haechan?"

Mendengar namanya disebut, Haechan pun menoleh. "Eh Jaemin."

Jaemin pun duduk di kursi sebelah Haechan, "Ngapain malem-malem nongkrong disini? Gak pulang?" tanya Jaemin heran.

"Nunggu Kak Mark." jawab Haechan seadanya. Ia tetap berfokus memakan ice creamnya.

"Oh, santai aja Chan, gue gak bakal minta ice cream lo kok. Pelan-pelan makannya, sampai belepotan gini." kata Jaemin sambil terkekeh. Tangannya dengan lagasnya membersihkan ice cream di sudut bibir Haechan.

"Eh, biar gue yang bersihin. Maaf ya Jaem tangan lo jadi kotor." Haechan mengambil tisu dan membersihkan sisa ice cream dan tangan Jaemin.

Tiba-tiba datanglah Mark dengan wajah datarnya. Ia melihat kejadian tadi, rasanya hatinya ikut panas.

"Haechan."

Yang dipanggil pun mendongkak dan segera melepaskan tangan Jaemin. Bodoh, Haechan bodoh! Tamatlah sudah riwayatnya.

"Hai Kak Mark." sapa Jaemin.

"Hm, halo Jaemin."

"Chan, kalau gitu gue ke dalem dulu ya. Lo udah dijemput kak Mark tuh." Kata Jaemin.

Haechan pun mengangguk. "Makasih ya Jaem."

Setelah Jaemin pergi, Mark pun mendekat dan mencekal pergelangan Haechan. Ringisan terdengar dari bibir Haechan.

"Kak, sakit..."

"Diem! Kita pulang sekarang."

***

Omg, ternyata antusias kalian dengan ff ini lumayan banyak ya, aku jadi seneng deh, hihihi