♈ARIES♈( HIGH SCHOOL WEREHOUSE OF DREAMERS ), Kelas MIPA 4. Semua siswa dan siswi kelas tersebut begitu ricuh, beberapa orang mengobrol dengan suara yang tinggi, yang lain berfoto dan sebagainya sedangkan Seorang pria manis tenaga berkutat dengan tugasnya. Ya, Ansan. Dia adalah murid beasiswa di sekolah internasional ter favorit dan juga terkenal itu, biasanya yang masuk ke sekolah ini adalah anak dari kalangan pengusaha, konglomerat dan sebagainya. Tidak seperti Ansan, seorang pria manis anak dari seorang petani dan pembuat roti, dan memiliki kesempatan belajar di sekolah ternama no 1 di Jerman ini.
Tiba tiba seseorang duduk di hadapannya dan memperkenalkan diri.
"Hai, aku Carel. Aku baru pindah kemarin dari Italia."ucapnya, memperkenalkan diri.
Sedangkan Ansan hanya menatap pria di hadapannya dengan canggung tanpa menyahuti pria tersebut.
"Ada apa?."tanya Carel, kepadanya.
"Emm,, tidak apa apa. Namaku Ansan."sahutnya sambil tersenyum manis.
Carel, menatap semua orang yang berada di kelasnya. Semua nampak sibuk dengan ponsel masing masing dan mengobrol tanpa memikirkan pekerjaan atau tugas lainya. Dan kembali melihat ke arah Ansan.
"Kenapa kau mengerjakan tugas ini sendirian?."tanya Carel.
Ansan menatap canggung dan sedikit tersenyum. "Aku dapat beasiswa atletik di sini.
Aku, harus lebih memperhatikan kelas dan pelajaran dari pada orang lain dan sekitar. " Sahutnya, dengan senyuman."Dan aku tidak tahu, harus dengan topik pembicaraan seperti apa, berbicara dengan orang lain yang ada di sini."sambung nya, sedikit memelan.
Carel hanya mengangguk " kenapa?." Tanyanya.
Ansan mulai menunjuk sekumpulan gadis yang sedang memegang barang branded tas dan yang lainnya, dan berbincang ria di sana.
"Kau lihat gadis gadis yang berada di sana."tunjuk Ansan kepada gadis gadis tersebut, dan spontan Carel mengikuti kemana arah telunjuk milik Ansan tuju.
" Mereka, selalu membicarakan tas dan barang mahal lainnya yang mereka beli, atau negara mana yang akan mereka kunjungi saat liburan musim panas ini, untuk sekolah internasional ini, hanya ada anak anak dari golongan atas yang ada di sini. Tidak banyak siswa siswi yang mendapat beasiswa sepertiku. Emmm, aku tidak merasa keberatan jika kau ingin pergi dan berbincang atau bergabung dengan orang lain di antara mereka. Aku tahu, aku tak sepadan dan membosankan. "sambung Ansan, lalu tersenyum dan kembali fokus pada tugasnya.
Ansan, hanya menatap nanar ketika Carel beranjak dari hadapannya dan kembali fokus pada tugasnya.
" Mau mencoba nya? Aku membuatnya sendiri."suara itu kembali terdengar saat Ansan melihat sebuah kotak bekal berwarna biru berada di hadapannya.
Ansan, mendongak dan mendapati Carel yang berdiri sambil menyodorkan sebuah kotak bekal tersebut.
"Aku, ingin menjadi teman mu, Ansan."ujarnya lalu duduk kembali pada kursi yang berada di hadapan Ansan.
Ansan tersenyum manis dan mengangguk kecil. "Terimakasih banyak."ucapnya, merasa sangat bahagia.
"Kau tau, gadis gadis itu nampak sangat kejam bukan.." bisik Carel padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
♈ARIES ♈
RandomCerita yang saya buat hari ini adalah menceritakan tentang anak remaja yang sering melakukan perundungan kepada teman sekolahnya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang paling disegani di sekolah bahkan kepala sekolah pun tak bisa menantang mereka...