Bab 01 : Kabar pernikahan

16 3 0
                                    

Happy reading .

🌼🌼🌼

Satu hari setelah perayaan kelulusannya sebagai siswa SMA, Liora yang bercita-cita tinggi harus menerima kenyataan pahit saat mendengar kabar pernikahannya dari Daisy tetangga sekaligus sahabatnya.

" Liora, ayo cepat orang itu sudah lama menunggumu. " menarik-narik Liora yang saat ini masih belum bisa berpikir dengan jernih sampai mereka tiba di rumah yang sebetulnya tidak layak huni.

Duduk berhadapan dengan pria tinggi berpakaian rapi dan terlihat mahal hanya dilihat dari jasnya yang halus tanpa kerutan, membuat Liora semakin bingung.

Liora bahkan belum sempat berbicara saat pria itu memperkenalkan namanya dan juga profesinya sebagai seorang pengacara yang di utus untuk membuat perjanjian pra nikah.

Apa yang harus dia lakukan ? Bagaimana bisa pamannya begitu tega menjadikannya sebagai jaminan pelunasan hutang judinya.

Tubuhnya kaku saat menatap lembaran kertas yang di sodorkan oleh pengacara itu padanya dan jumlah kompensasi yang harus dia bayar jika menolak.

Kenapa aku ?

Bukan aku yang berbuat kesalahan tapi kenapa harus aku yang membayarnya. Pikir Liora dalam hati.

Dengan tangan gemetar Liora membalik lembaran-lembaran kertas dan membacanya dengan cermat, ada terlalu banyak kata yang tidak dia mengerti sama sekali tapi setelah membaca keseluruhan dia tidak menemukan apapun yang salah dalam lembaran kertas itu selain kontrak pernikahan.

Hidup dalam keluarga yang serba terbatas semakin menghambat Liora untuk memberontak, melihat wajah sendu ibunya yang sakit-sakitan dan adik-adiknya yang kurus kekurangan gizi selama bertahun-tahun kembali menjadi pertimbangan Liora.

Bagaimanapun selalu uang yang harus dia utamakan untuk saat ini, seburuk-buruknya kehidupan yang dia pilih nantinya tidak akan menjadi masalah demi kelangsungan hidup ibu dan adik-adiknya.

" Anda bisa mempertimbangkannya dulu, hubungi nomor ini jika anda sudah membuat keputusan. " meletakkan selembar kartu nama di atas meja, lalu membereskan beberapa kertas yang sempat dia keluarkan tadi.

Liora sebenarnya sangat ingin tertawa, pertimbangan apa lagi yang harus dilakukan, melihat takdir yang begitu kejam merenggut kehidupan ayahnya dalam kecelakaan tragis bertahun-tahun yang lalu dan wajah munafik dari orang-orang sekitarnya membuat dia sendiri tak punya kuasa untuk menolak.

" Tidak perlu, aku sudah membuat keputusan. Aku bersedia menerima lamarannya, namun dengan satu syarat, orang itu harus bersedia merawat ibu dan adik-adikku. "

Dengan senyum lebar Andrew selaku pengacara yang di beri tugas segera mengeluarkan satu map yang berisi perjanjian pra nikah " tidak masalah, setelah anda menandatangi perjanjian ini, semua biaya pengeluaran dan tunjangan pendidikan serta rumah baru akan segera di berikan. "

Setidaknya mereka mendapat tempat tinggal yang layak dan makanan hangat setiap hari, tanpa harus bekerja siang malam di hari penghujan atau di bawah teriknya matahari dan dinginnya malam.

Setelah menandatangani perjanjian tersebut, Andrew langsung meminta mereka untuk mengikutinya ke rumah baru yang sudah bosnya tetapkan tanpa harus berkemas karena semua kebutuhan sehari-hari sudah tersedia.

Saat melihat keragu-raguan di wajah Liora, Andrew kembali berkata " tidak apa-apa, tuan Xeon sudah menginstruksikan kepada saya untuk membawa kalian segera setelah perjanjian di tandatangani."

Untuk bertahan hidup, menjadi egois dan acuh tak acuh terhadap orang lain kadang kala membawa peruntungan dan karma tersendiri.

........

Helena menatap Liora yang sedang mencari pakaian yang layak untuk adik-adiknya di dalam lemari setengah rusak milik mereka.

" Ibu seharusnya tahu, kenapa pamanmu mau meminjamkan rumah lamanya untuk kita tanpa biaya apapun. Itu untuk menipu kita dan menjadikanmu sebagai jaminan. " Dengan terisak Helena terus saja menyalahkan dirinya " Ini kesialan mu karena terlahir di rahimku yang hanya orang biasa tanpa status apapun. "

Mendengar ucapan ibunya, Liora berhenti mengobrak-abrik isi lemari, dia tahu begitu dia berbalik air mata yang sedari tadi dibendungnya akan luruh. " Ibu tidak bisa berbicara seperti itu, aku yang membuat pilihan tidak ada yang memaksaku. Lagi pula orang itu berjanji akan merawat Serena dan Rehan hingga dewasa, ibu juga bisa beristirahat dengan tenang sekarang tanpa harus memikirkan pekerjaaan. "

" Liora pikirkan lagi, jangan mengambil keputusan yang akan kamu sesali di kemudian hari hanya karena ibu dan adik-adikmu. Ibu tahu keadaan fisik ibu sekarang ini kurang baik tapi kamu juga harus memikirkannya baik-baik, ini untuk masa depanmu." ujar Helena mencoba untuk membujuk Liora lagi.

 Liora menggelengkan kepalanya  " tidak, aku sudah memikirkannya dengan baik. Ibu sudah mendengarnya sendiri, orang itu bersedia mengeluarkan uang untuk kita. Aku tidak ingin lagi hidup seperti ini, dimana aku harus bekerja siang malam untuk biaya keperluan sekolah yang terus menunggak dan menahan lapar di malam hari karena kita tidak punya apapun yang bisa di konsumsi " Liora menggigit bibirnya dengan keras, untuk membuat ibunya pergi dari tempat ini dia harus mengatakan kata-kata kasar itu.

" aku tahu ibu  bermaksud baik dengan memikirkan masa depanku. Tapi, kita benar-benar tidak punya apa-apa sekarang untuk menolak tawaran orang itu, jika paman Dason bisa membayar uang itu kembali kita mungkin bisa membuat pilihan, tapi apa ? Kita bahkan tidak tahu kemana dia pergi sekarang. Kita tidak punya pilihan lain lagi, jadi bisakah kita pergi saja " Lanjut Liora setengah memohon.

Helena hanya bisa menangis meratapi nasib putrinya yang tidak beruntung dan mengutuk Dason yang begitu tega menjadikan keponakannya sendiri sebagai jaminan. Kenapa takdir begitu kejam kepadanya, setelah suaminya sekarang dia juga harus merelakan putrinya menikah dengan orang asing yang bahkan dia sendiri tidak tahu bagaimana rupa dan usianya.

Mungkin karena terlalu terstimulasi Helena pada akhirnya pingsan membuat Liora panik.

" Ibu. "

Mendengar teriakan panik Liora, Andrew yang sedang menunggu di ruang tamu berlari masuk dan segera meminta dua pengawal yang mengikutinya untuk membatu membawa Helena ke dalam mobil dan melaju ke rumah sakit terdekat. Mengabaikan tatapan penasaran dari orang-orang yang sudah sejak tadi berkerumun di bawah pohon yang biasa mereka tempati untuk bergosip.

..........

Di bangsal VVIP rumah sakit besar kota A.

" Kondisi pasien saat ini sudah sangat parah, apa lagi dengan stimulasi yang dia dapatkan hari ini memperparah kondisinya. Saya khawatir pasien tidak akan bertahan lama."  ujar sang dokter setelah memeriksa kondisi Helena

Tangis Liora  pecah pada akhirnya, dia meraih tangan sang dokter dan memohon dengan pilu " dokter tolong selamatkan ibuku, aku akan membayar berapapun asalkan ibuku bisa di sembuhkan. "

Dokter itu hanya bisa menggelengkan kepalanya,  dia sudah sepuluh tahun berada di profesi ini,  tidak sedikit dari mereka yang memohon seperti gadis di depannya tapi dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun lagi.

Andrew memberi isyarat kepada perawat di sampingnya untuk menenangkan Liora, lalu mengikuti dokter yang bersangkutan untuk mengetahui penyakit ibu Liora secara terperinci. Setelah berbincang-bincang dengan dokter, Andrew mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Rainer sekertaris sekaligus asisten pribadi tuan Xeon.



*****

TBC.

Terima kasih sudah meluangkan waktunya yang berharga, jangan lupa untuk memberi kritikan dan saran yang membantu. 😘

Minggu 13/03/22

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny bondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang