"Yang ini mah mirip mantanku!""Kamu mantan cuma satu juga semuanya dibilang mirip mantan."
"Mantan pacar emang satu dia, mantan gebetan kalo dikumpulin udah kaya rombongan fieldtrip."
Tawa serentak yang memenuhi ruang kelas membangunkan Rayyan yang sesungguhnya sedikit demi sedikit telah mendengar sayup-sayup suara teman-temannya. Matanya menyipit memandangi ketiga temannya yang masih duduk-duduk di ruang kelas meskipun diskusi terkait tugas kelompok telah berakhir beberapa waktu yang lalu.
"Ini cakep sih," Agil menggumam pelan sambil menunjukkan layar ponsel ke kedua teman lainnya.
Rayyan berdecak pelan. Sudah pasti mereka tengah membicarakan cewek-cewek yang nampang di akun instagram berisi cewek cantik satu universitas yang Rayyan tidak peduli dan tidak mau tahu usernamenya apa. Ia mulai merapikan barang-barangnya.
"Sisil? Sisil tu Cecilia Rusadi?" Dipta tampak mengingat-ingat.
"Anak FK itu?" Agil menambahkan.
Farid menarik ponsel Agil dan memperhatikan dengan seksama meskipun tampak tidak mengingat sama sekali.
"Terkenal? Kok pada tahu?"
Meskipun tampak tidak peduli, sejujurnya kadang Rayyan agak kepo. Namun selalu ia urungkan untuk ikut nimbrung karena takut nantinya dia selalu diajak gosip tentang anak-anak kampus. Gerakan tangannya memelan demi mendengarkan sambil pura-pura membuka ponselnya yang mati sejak ia tertidur tadi.
"Dia yang sering bagi-bagi makan kucing-kucing kampus. Sering ketemu di sekitar Kansas. Kalo nggak salah dia-"
"Ew!" Rayyan nengernyit karena suara yang ia keluarkan lebih keras dari yang ia harapkan.
Agil, Dipta, dan Farid tertawa geli. Mereka tahu seberapa takut dan gelinya Rayyan pada makhluk berbulu, lembek, dan pemalas itu.
"Cabut dulu deh," ujarnya sambil menenteng tas di satu bahu. Tangannya memainkan kunci motor.
"Ntar aku mampir kosmu, Yan!"
Rayyan mengibaskan tangan. "Mau balik Solo aku. Ibun nelfon minta ditemenin kondangan."
"Mau nemenin ibu kondangan atau bantu kampanye Gibran, Yan? Hahahaha."
Rayyan keluar kelas tanpa menoleh. Ia mendengus kesal. Gara-gara sering pakai kemeja flanel, ia selalu diledek sebagai simpatisan Jokowi. Padahal kalau partisipasi di demo-demo, Rayyan juga pakai kemeja flanel! Kalau dilihat-lihat, Farid juga selalu pakai polo shirt seolah dia brand ambassador dari merk yang sering dia pakai. Semoga calon presiden periode selanjutnya ada yang mengenakan polo shirt sebagai-
"Ngeong."
"Astaghfirullahal'adzim!"
Rayyan hampir memasukkan sebelah kakinya ke got gara-gara melihat Cua, kucing kampus FIB yang selalu muncul di manapun Rayyan berada. Ia terbirit-birit berbalik arah demi menghindari Cua yang tengah berjemur malas di tepian rumput.
"Suuu asu!"
******
Xoxo, 9 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Streetfeeding [ongoing]
General FictionVisi hidup Sisil cuma satu : Semua kucing-kucing di kampus memperoleh keadilan dan kesejahteraan sebagaimana kucing-kucing privileged macam kucing-kucingnya di rumah. Visi hidup Rayyan cuma satu : Jauh-jauh dari kucing-kucing di kampus sampai wisud...