[TWTPTFLOB] 6

1.4K 147 34
                                    

"Mungkin karena dia adalah darah keturunan Richelle Fedelian, bahkan matanya yang sombong itu mirip sekali dengannya." Kaki lant menendang wajah Casis yang telah babak belur dengan ringannya.

Casis menatap tajam manik Lant,"benar benar.."

BHUK-

"Kakak-!" Sylvia berteriak melihat kaki Lant yang nyaris menginjak wajah kakaknya.

Namun, Kaki Lant bergerak ke pipi Casis.

BHUAK!

"Sombong." Ucap Lant.

'Benar benar sadis ya' Batin Iaros sambil menyembunyikan senyuman iblisnya dibalik telapak tangan.

Lant menyalakan cerutunya. "Padahal aku sengaja memilihmu karena Setidaknya kau akan bertahan lebih lama dibanding perempuan.."

Lant menyeringai merendahkan, "tentu saja, kau harus seperti ini."

Sylvia yang melihat kakaknya benar benar diperlakukan seperti anjing geram. Ia memenggam erat sisi sofa yang ia duduki.

Krak.
Casis menggigit rantai yang dipakaikan di sekeliling mulutnya sampai retak.

"Roxana. Kebetulan ulang tahunmu belum lama lewat kan?" Tanya Lant pada Roxana yang berdiri tak jauh darinya.

Roxana menjawab dengan senyuman "iya ayah, saya senang ayah mengingatnya."

Lant menyodorkan besi rantai yang mengikat Casis pada Roxana "aku berikan bocah sialan ini padamu sebagai hadiah. Mainkanlah sampai kau bosan."

Roxana menerima nya dengan senang hati "Terima kasih ayah."

Mata indah Casis menatap kedua ayah anak itu dengan garang.

SYUK!

Kepala Casis tertarik paksa akibat Roxana yang menarik rantai itu dengan kasar.

"Saya akan memberinya pelajaran, agar tidak mengecewakan ayah." Roxana tersenyum sadis bagai iblis. Mata semerah darah itu nampak tak memiliki belas kasih.

"Benar benar kejam.." Gumam Diana menutup mulutnya sambil bergetar.

"BERANI BERANINYA KALIAN MEMPERLAKUKAN KAKAKKU SEPERTI ITU!" Sylvia berdiri membentak semua anggota keluarga Argriche.

Sayangnya, tak ada satupun keluarga itu yang peduli.

Ashil membuang mukanya, ia juga tak menyangka Roxana akan berakting seperti itu, baginya, berlebihan...namun ia juga yang paling tau jika bersikap normal... Kematian akan menjemput.

Rebecca menekan tombol Pause.

Zenith menahan tangan Sylvia dengan gemetaran agar kembali duduk, ia takut dengan aura yang dikeluarkan keluarga Agriche.

"Sy-sylvia, ayo duduk..." Ucapnya.

Sylvia menghempas kasar tangan Zenith, ia dengan garang menatap sang kakak "KAKAK! KAU AKAN BIARKAN MEREKA SEPERTI ITU?!"

Griselda tersenyum licik "kau yang tak menjemputnya, kau yang marah, ada apa denganmu adik kecil?"

Casis hanya menatap datar "Sylvia, tenanglah, kau juga tak bisa membunuh mereka disini."

'Bagaimana bisa mereka berbicara membunuh dengan santai seperti itu?!' Batin Gallahan shock.

REACTION TO MANHWAS²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang