Diruangan gelap dan lembab yang ditempati Cassis, Roxana dengan dress putih dengan merah datang membuka pintu membawa cahaya terang masuk keruangan.
Cassis terduduk di kasur sana dengan baju celana yang penuh dengan noda darahnya sendiri.
Roxana lumayan terkejut dengan tatapan Cassis yang diberikan. Begitu memendam dan tajam.
"Berani beraninya-" Jeremy menggeram.
Maria berucap dengan tatapan tajam "mainan sepertinya harusnya diberi pelajaran."
Lucas berdiri dan berteriak "AAKAJZIQKIZNWXU BISAKAH KALIAN BERHENTI MENGUCAPKAN HAL SADIS? AKU LAGI MAKAN TAU!"
Athanasia berkeringat dingin 'dari noda darah di sekujur tubuhnya saja sudah terlihat pelajaran yang diberi terlalu berlebihan.'
Roxana menaruh nampan berisi sup dan Roti ke lantai, "aku membawakan sesuatu yang sederhana untuk dimakan."
"Dokter sudah datang dan mengobati lukamu, tapi apa masih ada tempat yang sakit atau tidak nyaman?"
Cassis membuang muka dari Roxana "...tidak ada. Kau bisa meminta pelayan untuk melakukan ini.."
"Aku meminta pelayan untuk menyiapkan pakaianmu." Dengan hati hati Roxana menyalakan lilin dengan batu sihir.
Medeia menyadari sesuatu "untuk sebuah makhluk yang biasanya akan dibunuh dan benar benar dijadikan mainan, ruangannya cukup mewah."
"Pakaian yang kau kenakan terlalu kotor dan sobek dimana mana."
"Tidak tau diri, itu pakaian yang bagus untuk mainan." Decak Lant.
Iaros mengangguk setuju "itu lumayan bagus untuk seorang tahanan."
Psyche menatap dengan jijik "dasar orang gila."
Sejujurnya, aku datang kesini karena kukira Cassis akan menyerang pelayan dan melarikan diri.
"Waspada sekali ya." Medeia tersenyum.
"Negatif thingking sekali.." Yerenica bergumam dengan sebutir keringat.
Roxana berbalik, "lukamu parah, jika kau mau obat penghilang rasa sakit bilang saja. Jadi-.." ??Apa ini??
Cassis dengan wajah memerah lagi lagi Menghindari tatapan Roxana.
Dia terlihat malu, apa dia sadar saat kuoleskan salep padanya?
Bahkan sekarang Cassis terlihat malu disamping Roxana.
Aib nya terbuka semua wakakakak.
Cassis membuka mulutnya "-jadi.." Mata emasnya menatap Roxana dengan kernyitan di dahi "sekarang aku sudah menjadi mainan, apa yang harus aku lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REACTION TO MANHWAS²
FanfictionDimana beberapa karakter dari berbagai manhwa terbangun disebuah ruang cinema. Tentu saja mereka bingung dengan apa yang terjadi, namun sebuah suara yang tak familiar di telinga mereka berkata, "Duduk dan tontonlah kisah kalian dengan tenang." Itu s...