EXO
Sudah bertahun-tahun sejak ia bergelut dengan pekerjaannya sebagai salah satu HR di perusahaan multinasional. Hari-harinya yang dulu disibukkan oleh tugas, hangout bersama teman-teman dan hobinya sebagai fangirl kini tergantikan oleh segudang laporan dan berkas-berkas yang harus ia proses. Tidak ada lagi saat-saat menegangkan menunggu pukul 10 malam hanya untuk menonton beberapa detik potongan video.Dulu ia pikir masa jayanya sebagai fangirl akan tercapai ketika ia sudah dapat berdiri sendiri seperti saat ini. Tapi ternyata semuanya berakhir tanpa direncanakan, ia bahkan sudah tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Jiwanya sudah terkikis oleh realita, menjalani kehidupan 9 to 5 seperti orang-orang pada umumnya, kadang waktu weekendnya masih harus dikorbankan untuk menyelesaikan yang tertunda. Sesekali ia masih mendengarkan lagu-lagu lama grup kesayangnya di tengah kemacetan ibu kota, membiarkan dirinya kembali ke masa lalu ketika semuanya terasa lebih ringan, sebelum akhirnya ia kembali menghadapi dunia.
Usianya saat ini 28 tahun. Semua anggota grup favoritnya telah menyelesaikan kewajiban mereka kepada negara. Hari yang ia tunggu sejak lama.
Ketika teman sebayanya telah sibuk dengan keluarga kecil mereka, ia malah terjebak di tempat ini sendirian. Panas matahari bahkan menembus wajahnya yang tertutup masker dan kacamata yang lensanya berganti menjadi hitam ketika di luar ruangan ruangan. Tapi siapa yang peduli pada cuaca panas dan orang-orang yang lalu lalang. Ia sudah menunggu saat-saat ini, pengajuan cutinya bahkan sudah ia ajukan sebulan sebelumnya untuk memastikan bahwa tidak ada satupun rekan kerjanya yang menghancurkan hari ini. Dengan yakin ia mengencangkan tali ransel kecilnya, sebentar lagi gilirannya masuk ke venue.
Di sinilah ia sekarang, berdiri diantara lautan manusia. Tangan kanannya menguatkan pegangan pada lightstick grup favoritnya sampai buku jarinya memutih. Sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini, perasaan bahagia yang membuncah, senang sekaligus berdebar. Seakan ia dapat meledak kapan saja karena terlalu bersemangat.
9 orang keluar dari bawah panggung, disambut teriakan yang meriah, dengan musik yang bersahutan dan lampu-lampu yang ditembakkan ke semua sisi venue. Semua berteriak menyambut mereka, tidak mengenal usia, pekerjaan ataupun kewajiban mereka. Sudah bertahun-tahun perasaannya tak pernah seringan ini. Tidak ada lagi rasa sesak, beban di pundaknya terasa terangkat. Ingatannya kembali ke masa lalu, memperlihatkan potongan-potongan memori masa remajanya yang menyenangkan. Ia tersenyum ke arah panggung, berbisik pelan tanpa ada satupun orang yang mendengarnya,
"Welcome home"
KAMU SEDANG MEMBACA
K-Idols Random Oneshot
Fanfiction- bxg pairings - different type of writings - written in English and Indonesian thank you for reading✨