Sepulang sekolah, Arka dan teman temannya bergegas bersama menuju restoran ayam milik orang tuanya. Ada Ezra, Keenan, Alisha sama Nayara. Mereka berlari untuk menentukan siapa yang paling pertama sampai di halte bus. Tentu saja perlombaan itu hanya berlaku bagi Ezra, Keenan dan Arka. Sebab dua perempuan ini sungguh malas, bahkan untuk berjalan.
"Aduh gue cape bgt gile". Ucap Ezra sambil mengatur nafas agar kembali normal. Ezra menjadi yg terakhir karna ia sedang tidak ada energi. Alasan doang itu mah. Tak sampai 10 menit, Alisha dan Nayara juga menyusul dengan sangat lambat ke halte bus. Tepat ketika mereka sampai, bus yang harus mereka naiki juga sampai.
Arka membiarkan Alisha dan Nayara naik lebih dahulu, lalu meninggalkan dua temannya dibelakang. Bus siang ini cukup ramai. Hanya tersisa 2 tempat duduk. Yg sudah pasti mereka berikan kepada Alisha dan Nayara. Manner cowo katanya.
•••
"Silahkan dimakan ya, Alisha, Nayara, Ezra dan Keenan". Ucap wanita paruh baya itu sembari menghantarkan 3 porsi ayam goreng khas restoran nya.
"Terimakasih makanannya tannnn". Arka kaget karna teman temannya mengatakan terima kasih secara bersamaan. Ibunya hanya tertawa dan membiarkan muda mudi tersebut menikmati santapannya.
Sebenarnya Arka sudah protes kepada Ibunya untuk segera mengganti nama restoran mereka. Sangat tidak mengenakkan untuk dilihat. Mahendra Chick Chiken. Iyuh.
"Arka, ngelamun apa lu?". Tanya Alisha dengan menyenggol kakinya dari bawah meja. Arka yg sadar langsung menggeleng dan segera menyantap ayam yg sudah sangat biasa ia makan.
"Eh lo pada tau ga sih peraturan disekolah kita kalo guru disana tuh ga boleh saling nikah?". Ezra membuka bahan pergibahan seperti biasa. Teman temannya menatap kaget. Bagaimana pula Ezra bisa tau hal hal seperti itu.
"Lo dapet bahan gosip dari mana Zra?". Nayara yg tertarik langsung menatap Ezra dengan tatapan penasaran sembari tetap memasukkan suapan ayam kemulutnya.
Keenan juga tak kalah penasarannya dengan Nayara. Ia bahkan tak sempat menyuapkan ayam tersebut kemulutnya. "Lo kira gue sering di hukum guru ga ada gunanya apa?". Sambung Ezra.
"Ini gue denger dari arah ruang guru, gue rasa ada guru yang gosipin sih". Keempat temannya mengangguk angguk kepala tanda mereka mengerti. Lima sekawan itu melanjutkan makan kembali sambil bercerita cerita tentang hal hal yang tidak mungkin.
•••
Hari ini giliran Arka yang jadi 'pesuruh' Alisha. Terlihat jelas karena Arka tengah membawa dua tas. Miliknya dan milik sahabatnya. Mereka berjalan beriringan menuju halte bus. Terlihat santai, namun siapa yang tahu kalau Arka sering ketar ketir jalan berdua dengan Alisha.
"Ar, lo punya cita cita gak?". Alisha menunggu jawaban sambil sesekali melirik Arka.
"Punyalah. Emang lo ga punya?".
Alisha mengangguk tertunduk. Malu. Karena ia sangat tidak pandai belajar sehingga tidak berani memiliki cita cita itu sendiri.
"Al, gapapa kalo belum punya. Pelan pelan aja. Jadi apapun selama itu hal yang lo suka." Ia melihat sahabatnya yang tertunduk sambil memainkan sepatunya. Arka tanpa sadar menggerakkan tangannya, mengelus elus kepala Alisha. "Pelan pelan aja ya Al, okey?".
Alisha berbalik menatap Arka dengan serius. Arka yang menyadari hal tersebut segera menarik tangannya dan mengalihkan pandangan ke arah lain. "Duh Ar kok lo lancang bgt dah😩".

KAMU SEDANG MEMBACA
Twenty Years
Short Story"Lo gapapa?". -Arka Mahendra "Arka Mahendra, lo brengsek!". -Alisha Arsyana a short story by me.