Bab 3

2.8K 21 1
                                    

Cuaca mendung dan semilir angin yang berhembus melenakan kedua sejoli berbeda usia. Keduanya bersender pada dinding gazebo dengan nafas terengah-engah. Rona wajah mereka memancarkan kebahagian setelah keduanya berhasil mencapai puncak kenikmatan bergantian.

"Di minum dulu kopinya Rian." Ujar Bu Anis setelah melihat Adrian mampu mengatur nafas dengan baik.

"Kalau saya memacari Tiara gimana Bu?"

Adrian bertanya tiba-tiba setelah menyeruput kopi yang sudah tidak lagi panas. Bu Anis menoleh dengan mimik muka yang kebingungan.

"Jangan terburu-buru mau macari Tiara, dia kan masih sekolah, dan kamu juga belum kerja. Emang kamu gak mau kuliah?" Elak Bu Anis sambil bertanya.

"Sepertinya otak saya susah untuk diajak berpikir terlalu sulit Bu, hahaha." Jawab Adrian enteng demgan tertawa.

"Kebanyakan mesum sih." Goda Bu Anis.

"Gimana nggak mesum kalau syarat untuk mengantar jemput cewek aja kudu ngentotin ibu nya dulu, hahaha."

Tawa Adrian terbungkam oleh bibir Bu Anis yang langsung melumat bibirnya.

"Muaachh..mmmppphhh..mppphhhh.."

Keduanya kembali berciuman dengan ganas. Bu Anis yang sudah terbakar gairah setelah wajahnya disemprot pejuh Adrian, berusaha membangkitkan kembali keperkasaan kontol Adrian yang masih lemah. Tangannya bergerak aktif mengelus peler dan batang kontol remaja yang mampu membuatnya terbuai dalam syahwat.

"Karena hanya kontol mu yang bisa bikin Ibu menggelepar karena orgasme." bisik Bu Anis di telinga Adrian sambil menjilat daun telinganya.

Sambil menatap Adrian penuh gairah, Bu Anis mengangkat lepas kaos Adrian, lalu menjilati kedua puting remaja itu. Tangannya pun semakin cepat mengocok kontol yang perlahan mulai membengkak di dalam telapak tangannya.

"Ssssshhhh..calon mertua binal..eeehhhhhh.."

Adrian mendesah dan meracau,

"Apa kamu bilang?" Bisik Bu Anis sambil menyedot puting Adrian.

"Aaaaahhhh...calon mertua binal..ssssshhh.."

Adrian berkata agak keras. Bu Anis bukannya marah malah semakin liar melancarkan ciuman dan jilatan di sekujur badan Adrian, hingga mulutnya tepat di atas kontol yang sudah menegang.

"Sejak kapan kamu merasa bakal menjadi calon menantuku?" Goda Bu Anis sambil menyedot kepala kontol Adrian.

"Aaaaaahhh..sejak Ibu meminta syarat agar saya bisa menjemput Tiara...ssssshhhh.."

Bu Anis menatap mata Adrian dengan sunggingan senyum yang menggoda birahi. Dengan pelan lidahnya bergoyang menjilati lubang kencing kontol Adrian.

"Aaaaaaahhhh..geliiiiii..sssshhhh.." desis Adrian.

"Bukan Tiara yang akan jadi kekasihmu, tapi aku Rian." Ujar Bu Anis sambil menjilati seluruh batang kontol hingga peler remaja itu.

"Sluurrpp..sluuurrrppp..sluurrrppp."

Adrian menarik lepas kontolnya, lalu bangkit berdiri. Bu Anis pun sigap mengikuti pergerakan Adrian dan mulutnya dengan cepat mengulum kontol Adrian.

"Ibu masih berharap untuk menggantikan posisi Bu Kartika di hati ku?" Tanya Adrian sambil menahan kepala Bu Anis dan menggerakkan pinggulnya hingga kontolnya keluar masuk dengan pelan di mulut Bu Anis.

"Cleeegggghh..cleeeeegggghhh.."

"Aaaahhhhh..mulut Ibu seenak memek Ibu..eeehhhh..eeehhh.."

Bu Anis tidak mampu bersuara, hanya suara kecipak ludahnya yang beradu dengan kontol Adrian di dalam mulutnya.

Masa Lalu  2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang