Bab 5

2K 23 2
                                    

Sebuah mobil tampak berhenti tepat di samping seorang remaja yang asyik menghisap rokoknya di atas motornya. Saat jendela mobil itu terbuka,

"Hai Adrian!!" Tegur seorang wanita berkaca mata hitam dari dalam mobil.

Adrian menoleh dan tersenyum kikuk saat mengetahui siapa yang menegurnya.

"Bu Laila." Balas Adrian.

"Nanti ikut ke rumah kan?" Tanya Bu Laila.

"Belum tau Bu, tadi Tiara tidak bilang kalau belajar kelompok lagi di rumahnya Dini." Jawab Adrian.

Remaja itu merasa kikuk akibat kejadian beberapa waktu yang lalu di belakang rumah Dini. Jiwa pemangsa yang meronta-ronta semenjak adegan ciumannya dengan Bu Laila coba di redamnya dengan hanya mengantar-jemput Tiara di rumah Dini tanpa mau menungguinya lagi.

Tetapi, sekuat apapun dia mencoba meredam sisi pemangsanya, hal itu seakan percuma karena mangsa itu justru mendekat dan menggoda.

"Ibu sudah siapin makanan buat teman-temannya Dini, sekalian buat kamu juga Rian. Jangan menolak rejeki." Rayu Bu Laila sambil tersenyum.

"Kalau saya tergantung Tiara sih Bu, kalau dia nya ngajak ya saya ngikut aja." Ujar Adrian dengan dada berdetak kencang melihat lesung pipit di kedua pipi Ibu itu.

Bu Laila memakai long dres batik yang dengan belahan yang menampilkan sedikit aja garis tengah di antara kedua payudaranya. Mata jalang Adrian pun tidak luput memperhatikan hal itu. Geliat jiwa preadatornya bergerak naik tanpa disadarinya.

"Udah jadian belum sama Tiara?" Tanya Bu Laila sambil kembali tersenyum menggoda.

"Belum Bu, ada Dini membuat saya bimbang menentukan pilihan, hehehe." Jawab Adrian sekenanya.

"Eh, kok jadi karena Dini?" Ketus Bu Laila.

"Sejak main ke rumah Dini dan mengobrol sedikit dengan Dini, saya jadi memperhatikannya Bu." Kata Adrian sambil menghembuskan rokoknya.

"Dini nggak suka cowok perokok!" Ketus Bu Laila lagi.

"Ooo..gitu ya Bu, ya udah lah, jadi saya gak perlu lagi memilih antara Dini atau Tiara."

Ujar Adrian santai dengan matanya curi-curi pandang ke belahan dada yang sukses membuat matanya enggan berpaling.

"Jangan ke-geer-an hanya karena keramahan Dini kamu jadi menganggapnya lain." Ejek Bu Laila.

"Sebenarnya lebih menarik Ibu nya sih daripada Dini, yang berat itu memilih ibunya Dini atau Tiara, hahaha." Goda Adrian sambil menetap lekat Bu Laila sambil tersenyum nakal.

"Ibu kira kamu itu remaja culun yang takut untuk mendekati cewek. Aku merasa tertipu kemarin waktu di belakang rumah." Ketus Bu Laila.

"Tertipu??"

"Saya menipu Ibu apa??"

Tanya Adrian kaget dan sengit.

"Ternyata kamu lebih pandai mencium daripada lelaki dewasa seperti suami ku contohnya." Kata Bu Laila balik menatap sengit.

"Walaupun begitu, ciuman saya tidak berpengaruh banyak juga buat Ibu. Kan hanya sekedar mengajari saya bagaimana mencium seorang wanita agar untuk membedakan ciuman remaja dengan ciuman orang dewasa." Adrian mencoba meredakan ketegangan mereka dengan bersikap dan berkata santai sambil tersenyum.

"Sok tau!!!" Jawab Bu Laila ketus.

Dengan jengkel, Bu Laila menutup jendela mobilnya lalu melaju berpindah tempat untuk menunggu anaknya keluar dari gerbang sekolah.

"Ck ck ck, ajaib." Gumam Adrian sambil menggelengkan muka.

Tak lama kemudian, berturut-turut keluarlah para siswa. Dan muncullah Tiara dengan rambut hitamnya terkuncir dan wajah yang manis tersenyum sumringah saat melihat Adrian.

Masa Lalu  2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang