CHAPTER I

2.2K 166 4
                                    

Dua puluh lima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua puluh lima. Renjun menghitung lipatan kain sutra bersulam emas yang dipersembahkan Pangeran Na untuknya. Namun kilau emas tak membuatnya bahagia. Pun dengan sekotak perhiasan berisi mutiara dan berlian paling cantik yang pernah dilihat Renjun. Tak serta merta membuatnya tersenyum.

"Tsk. Ini bahkan tak lebih bagus dari persembahan Kerajaan Pangeran Jung dari Utara." Renjun mencibir.

"Pangeran Huang."

Pak Taeil Moon, asisten sekaligus penasihat pribadi Renjun yang sudah mengabdi pada keluarga Huang, mencoba memperingatkan atas cibiran impulsif yang terlontar dari mulutnya. Pangeran dari keluarga Huang tidak diperkenankan membuat keputusan dengan menilai seseorang dari harta dan hadiah persembahan.

Renjun memutar bola matanya. Sedikit kesal dengan peringatan dari Pak Moon.

"Kenapa sih, Raja harus menerima pinangan Kerajaan Na? Setampan itu kah pangerannya? Kerajaannya tak begitu populer bukan?"

Jemari lentik sang pangeran menelusuri bongkahan batu ruby yang menghiasi sebuah jubah berwarna putih gading.

"Kebijakan politik keluarga Na sangat dikenal di seluruh persekutuan kerajaan. Terlebih Pangeran Na akan naik tahta, menggantikan sang Raja. Bukankah ini bagus untuk pertahanan dan masa depan Kerajaan Huang?"

"Tapi, apa harus dengan menikahkan aku dengan Pangeran Na?"

"Pangeran Jun. Percayalah. Jika nanti bertemu dengan Pangeran Na, Pangeran mungkin akan lebih tertarik untuk bicara banyak hal dengannya."

"Itu sebuah jawaban yang impulsif Pak Moon. Dari mana Pak Moon tahu aku akan lebih tertarik dengannya jika bertemu?"

Pak Moon hanya tersenyum. Pada hari-hari normal, Renjun adalah pangeran yang santun. Namun karena baru mendapat kabar akan dijodohkan, ia merasa kesal karena tidak dilibatkan dalam pembuatan keputusan.

Renjun lantas berjalan meninggalkan ruangan di mana hadiah persembahan untuknya disimpan. Ia melangkah menuju ruang belajar, untuk melanjutkan kelas Ekonomi dan Politik yang sudah menunggunya.

Renjun Huang adalah putra kedua dari Raja Huang ke III yang baru berusia 18 tahun. Ia memiliki satu kakak laki-laki berusia 25 tahun bernama, Sicheng Huang, yang sudah dipastikan akan maju menduduki kursi raja berikutnya menggantikan sang ayah.

Tentu Renjun sangat senang, karena ia tidak perlu memikirkan segala hal--meski beban sebagai pewaris kerajaan tetap melekat pada pundaknya.

Tugasnya tak kalah penting dari seorang raja. Ia akan memperkenalkan kebudayaan Kerajaan Huang pada acara-acara internasional, juga domestik antar persekutuan kerajaan. Ditambah menghadiri berbagai undangan yang tidak bisa didatangi langsung oleh raja.

Pangeran Jun, adalah nama panggilan yang khusus digunakan di antara orang-orang terdekatnya, termasuk sang penasihat pribadi, Taeil Moon.

Sebelum sang kakak naik tahta, Raja Huang ke-III ingin menikahkan Renjun dengan calon pilihannya. Beberapa keluarga kerajaan sudah pernah mengirimkan lamaran, namun sang raja hanya cocok dengan pinangan Keluarga Na.

Kemuning SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang