Kondisi militer Paradise sedang tidak stabil saat ini. Banyak pendemo yang berkumpul di depan markas Polisi Militer berteriak untuk membebaskan Eren Jaeger yang konon katanya hanya dialah yang bisa menyelamatkan bangsa Eldia, membalaskan dendam rakyat yang dimakan raksasa, dan Kekaisaran Baru Eldia juga lahir berkat adanya Eren.
Lalu disusul ledakan besar yang berasal dari ruangannya Jenderal Darius Zackley berakhir Pasukan Pengintai yang kini dicurigai sebagai Fraksi Yeager. Lalu di tengah-tengah rapat, ada seorang prajurit masuk secara mendadak membuka dan mengatakan bahwa Eren Jaeger kabur dari penjara bawah tanah.
Di hari itu, semuanya benar-benar kacau dan satu-satunya yang Armin dan Mikasa inginkan adalah bertemu dengan Eren dan membicarakan semuanya baik-baik. Dan semulanya mereka memang ingin bertemu dengan Eren, namun malah Eren sendiri yang menemui mereka.
Dan kondisi saat ini juga tidak kalah kacaunya. Setelah bertemu Eren mereka tidak berkata apapun usai melihat luka garis lurus di mana darah merembes deras dan menggenangi permukaan meja bulat yang tertutupi oleh kain putih. Di dalam ruangan besar berlantai kayu yang berlapis karpet besar berwarna hijau tua ini, ketiga orang yang duduk di dekat Eren menunjukkan ekspresi yang tidak disangka sebelumnya. Mikasa sedikit menundukkan wajahnya, pandangan mata Armin kosong sedangkan seorang gadis berambut cokelat gemetar menahan rasa takutnya. Sementara Eren sendiri hanya diam, pria itu tidak mengatakan apapun sejak beberapa menit setelah kedatangannya, wajahnya tampak lelah.
“Aku ingin berbicara dengan tenang,” ujarnya kemudian. “Untuk menyelesaikan masalah bangsa Eldia, tidak perlu ada pertikaian. Komandan Hange dan yang lainnya baik-baik saja. Kami hanya membawanya pergi dari sini,”
“Eren, justru kamilah yang ingin berbicara denganmu,” Armin menyela, pandangan matanya tidak lagi kosong. “Kenapa kau memilih bergerak sendiri dan menyerang Marley? Apa kau benar-benar telah dikendalikan oleh Zeke dan Yelena?”
Eren menunduk, bibirnya mengatup rapat membentuk sebuah garis lurus dan sorot matanya tampak meredup. Jeda beberapa detik, pria itu tetap diam masih belum menjawab pertanyaan sahabat semasa kecilnya itu, atau lebih tepatnya—menjawab pertanyaan seseorang yang memiliki hubungan pertemanan—yang sudah sedikit renggang dengannya.
“Aku bebas,”
Armin dan Mikasa terkejut mendengarnya. “Apapun yang kulakukan, apapun yang kupilih, semuanya kuputuskan atas dasar kehendak bebasku,”
“Pertemuan diam-diam dengan Yelena pun juga berdasarkan kehendak bebasmu?” tanya Armin lagi. Ia jadi sedikit ragu.
“Itu benar,”
“Tidak! Kamu pasti sedang dikendalikan!” Mikasa buka suara, Eren menoleh ke arahnya.
“Di negara musuh sekalipun, kamu itu bukan orang yang akan melibatkan penduduk dan anak-anak yang tidak ada sangkut pautnya. Lalu, kamu menyayangi kami lebih dari siapapun. Kami sangat berharga bagimu,” Eren hanya diam mendengarkan.
Alis mata Mikasa sedikit bertaut. Mikasa berdiri dari tempat duduknya, menyentuh lilitan syal merah yang dikenakannya dan kembali melanjutkan, “Benar, 'kan? Alasanmu menyelamatkanku di gunung saat itu pun … alasanmu melilitkan syal ini di leherku adalah karena kamu orang baik, 'kan?”
“Sudah kubilang, taruh tanganmu di atas meja!” Eren menyela cepat. Alis matanya menukik tajam membuktikan ketidaksukaannya karena sudah berani disela ketika ia sedang berbicara. Mikasa terdiam, ia tatap Eren nanar lalu duduk.
“Saat berada di Liberio, aku berbicara dengan Zeke. Berbicara sebagai saudaranya. Zeke memiliki pengetahuan terkait raksasa yang jauh lebih luas dari Marley. Armin,”
Mendengar namanya dipanggil, Armin mendongakkan kepalanya. “Kau masih sering mendatangi tempatnya Annie, bukan? Apakah itu benar-benar didasari kehendakmu sendiri?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Within 112 ✓
Random[Book Five] [Complete] Ketika yang akan terjadi di antara mereka tidak benar-benar terjadi Shingeki no Kyojin belongs to Hajime Isayama Alternate reality Within 112 written by Adara Yuriko Start: 19 Februari 2022 Finish: 4 Maret 2022