Part 2

32 2 0
                                    

"Baik anak-anak kita cukupkan pelajarannya hari ini. Sekarang kalian boleh istirahat" ujar Pak Damar usai menyelesaikan pelajarannya, lalu meninggalkan kelas.

Kelas yang tadinya hening kembali menjadi ramai, beberapa orang mulai keluar untuk sekedar kekantin.

"Ngatuk banget deh gua liat mukanya si Damar" ucap seorang cowok yang merupakan Gibran.

"Itu mah lo nya aja yang emang sering ngantuk" sahut teman sebangkunya yang adalah Aksa.

"Eh bos tadi pagi gua denger-denger lo berangkat bareng cewek ya?" kata Aksa.

Revano yang awalnya sedang memberesi bukunya menoleh.
"Hmm" jawabnya.

"Siapa bos, cantik gak ceweknya" sahut Gibran.

"Dia Aurora adek gua" ucap Revano.

"Ayo cabut kantin" Ajak Revano pada kedua temannya itu.

Revano dan kedua temannya, Aksa dan Gibran keluar dari kelas XI Ipa3 dan berjalan menuju kantin seperti biasanya.

"Lah gua kira siapa ternyata ayang Ara" Sahut Gibran.

Teman-temannya tau Aurora karena sudah sering bermain kerumah Revano dan juga sering menginap disana.

Revano yang awalnya santai langsung menatap tajam ke Gibran.

"Eh-eh bos maaf, posesif amat" Ucap Gibran kelabakan.

"Wes Ada adek Gavin lewat, mau kemana lo" Tanya Aksa ketika melihat adek kelasnya yaitu Gavin dan ia juga merupakan anggota inti dari Ranger yang diketuai oleh Revano sejak satu tahun lalu.

"Bang tadi gua denger dari anggota lain katanya geng Néras ngajakin tawuran" Kata Gavin kepada Revano.

"Dimana?" jawab Revano dengan tangan yang mengepal kuat.

"Biasa bang arena balap".

"Itu orang gak ada kapok-kapoknya udah kita bikin babak belur sampek pada masuk rumah sakit" ujar Aksa.

"Iyain aja bos, tangan gua udah gatel rindu udah lama gak nonjok orang" sahut Gibran.

Aksa yang mendengarnya langsung menoyor kepala Gibran *biar sadar* itu niatan Aksa
"Alah mulut lo rindu palingan juga lo kalau disuruh jaga paling depan kaga mau" kata Aksa.

"Eh asal lo tau ya, gua itu gak mau kalau lagi tempur didepan gegara gua gak mau muka gua yang ganteng ini paling bonyok" ucap Gibran.

"Iyain aja biar fast" ucap Gavin menengahi.

Revano hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah konyol dari teman-temannya itu.

Mereka saat ini sudah sampai di area kantin dan sudah bisa ditebak ramainya kek gimana. Mereka berempat memang selalu menjadi pusat perhatian di sekolah.
Revano dengan parasnya yang tampan dan juga sebagai anak dari donatur tertinggi di sekolah ini.
Aksa cowok yang terkenal galak dengan mulut bagaikan mercon dan juga memiliki paras yang bisa memikat kaum hawa.
Gibran siPlayboy dengan rayuan manis yang bisa membuat para cewek-cewek jatuh kedalam pesonanya terkecuali satu cewek yaitu Catarina, dia adalah tetangga sekaligus teman dekatnya.
Dan yang terakhir ada Cavin atau yang sering mereka sapa dengan adek Cavin dia merupakan cowok yang lebih muda diantara mereka berempat.

"Aduhh Revano makin hari makin ganteng banget, gua jadi lemes".

"Aksa juga biarpun galak tapi wajahnya itu loh manis banget".

"Gibran juga gak kalah ganteng".

"Itu yang lagi satu siapa?".

"Yang paling terakhir juga ganteng".

"Revano tatapannya bikin makin suka deh".

Begitulah kira-kira pekikan yang mereka dengar kalan memasuki kawasan kantin.
mereka berepat langsung mencari tempat duduk paling pojok yang memang sudah menjadi tempat biasa mereka duduk. Setelah memesan makanan, mereka langsung menikmatinya dengan lahap.

Revano saat ini sudah selesai dengan makanannya, tangan kekarnya itu mengusap mulutnya dengan tisu untuk membersihkan sisa-sia makanan di bibirnya.

"Balik kelas" Ucap Revano.

"Bentar dulu bos, makanan gua belum abis kan kasian kalau dibuang" Sahut Gibran tidak terima. Matanya menatap Bakso yang porsinya masih banyak.

Revano dan yang lainnya mengangguk. Cowok itu beralih memainkan handphonenya dan langsung mengirim pesan ke adik kesayangannya.

Ara kok gak kekantin?

Aurora
Ara kan bawal bekal dari rumah kak, tadi Bunda udah ngasi

Sekarang udah dimakan bekalnya?

Aurora
ini masih makan kak sama Alana

yaudah sana makan dulu
jangan main hp terus
main hpnya nanti aja waktu selesai makan

Aurora
Iyaaa kakakk bawelll

Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi piring digeser. Mata Revano beralih melihat ke arah Gibran dan tak lama kembali fokus pada handphonenya.

"Gua udah selesai nih, kuy balik kelas"Ucap Gibran. Tangannya dengan jahil menarik kerah baju Gavin kemudian mengusapkan tangannya yang sedikit kena cipratan dari bakso itu ke baju Gavin

"Anjing! Baju gua lo kira lap apa" pekik Gavin kesal. Punya temen satu geng seperti Gibran yang tidak ada akhlak memang harus extra sabar.

"Gak sengaja, Adek Gavin jangan marah" kata Gibran tak bersalah sambil tersenyum geli.

"Gak sengaja pala lo, gua laporin nenek dedeh lo ya. Biar di kasih amanah sampek mampus" Sahut Gavin kesal.

"Weh apa-apan lo bawa nenek gua" jawab Gibran nyolot.

"Apa lo gak berani? sini maju adu jempol sama gua" tantang Gavin.

"Ayo siapa takut".

Sontak Aksa langsung menggetok kepala dua orang yang asik ribut itu dengan sendok " lo berdua kapan warasnya sih".

Sontak Gibran dan Gavin langsung meringgis pelan seraya mengusap bekas getokan Aksa yang gak tanggung-tanggung "Jangan kurang ajar, gua orang ganteng" ucap Gibran kesal.

Mendelik kesal, Aksa langsung memilih berjalan mengejar Revano yang sudah balik duluan ke kelas.

Gavin langsung kelabakan karena di tinggal bedua saja dengan Gibran
"EH BANG TUNGGUIN GUA, gara-gara lo sih"

"YA LO JUGA BANGSAT!" sahut Gibran nyolot

🤍🤍🤍


































Hai🕊
segitu dulu, maaf kalau ada yang typo tolong di ingetin ya. Maaf juga kalau pendek🥺

semoga suka semua🥰

see u next chapter all👋🏻😻😽
jangang lupa votment☹️

Happy reading;)

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang