Part 3

31 2 0
                                    

bughh

bughh

bughh

Suara pukulan dan teriakan dari beberapa orang yang terlibat tawuran itu terdengar begitu jelas .

"Anjing mati aja lo sana".

"Bangsat!, muka ganteng gua".

"Dasar Babi".

Umpatan-umpatan itu terus berlanjut.

"Anjing!" Pekik seserorang kala kaki kirinya dibuat patah oleh sang lawan.

Cowok itu meringgis sakit dan juga linu. Kaki kirinya tidak bisa digerakkan dan juga lemas menyebabkan dia jatuh terduduk.

Sementara sang pelaku hanya tersenyum miring "Kenapa gak terima?" Tanya Revano meledek. Matanya puas melihat Darel musuhnya bebuyutannya jatuh terduduk sambil memegang kakinya yang patah.

"Untung yang gua patahin cuman satu, coba kalau dua gak bisa jalan lo nanti" lanjutnya diiringi dengan kekehan kecil.

"Anjing lo Van!"

Tak melunturkan senyuman miringnya, Revano beralih melihat sekitar. Beberapa saat cowok itu menjauh dan diikuti teman-temannya yang lain.

"Gimana Rel?. Terbukti bukan bahwa Rangger gak akan kalah dari Néras. Jadi mending lo gak usah lagi cari ribut sama Rangger" ucap Revano meledek

Revano beralih menatap teman-temannya
"Rangger ayo balik!" ucapnya tegas.

Setelah mengucapkan itu, Revano dan teman-temannya pergi menjauh meninggalkan tempat tersebut.


***


Saat ini semua anggota Rangger berada di warung Bu de yang berada dekat dengan sekolah mereka yaitu SMA Nusajaya warung itu merupakan markas kedua mereka karena tempatnya yang adem dan juga lumanyan jauh dari jalan raya. Dan keempat inti dari Rangger saat ini sedang duduk di depan warung.

drtt, drtt, drtt

Bunyi dari salah satu ponsel dari mereka berempat menyadarkan mereka

"Hallo?"

"KAK VANOO
Kakak bolos ya?
Kok Ara cari di kelas kakak kata temen kakak, kakak gak ada dikelas.
Sekarang udah jam pulang, terus Ara pulangnya sama siapa dong?"

"A-duh Ra maaf, Kakak lupa tadi berangkat bareng kamu,
iya sekarang Kakak jemput.
Tunggu disana bentar jangan kemana-mana!"
Jawab Revano sambil mengusap-usapkan kupingnya yang panas akibat teriakan dari Aurora dan langsung mematikan teleponnya.

"Gua balik duluan" ucap Revano pada teman-temanya.

Semuanya mengangguk mengiyakan dan melanjutkan kembali aktifitas mereka masing-masing.

"Bos kalau udah sama adiknya jadi cerewet yaa" kata Gibran.

"Ya kalau sama lo mah emosian" ucap Gavin dengan kekehan geli.

Gibran langsung menabok kepala Gavin dengan botol air minum yang sudah ia habiskan tadi. "Mulut lo minta di tampol".

"ADUH SAKIT ANJING" umpat Gavin.

Aksa hanya melirik mereka sebentar dan kembali melanjutkan gamenya yang tertunda akibat ada keributan kecil tepat berada didepannya.

***


"Udah dong ra, lo jangan diem mulu dari tadi" Kata Alana membujuk Aurora.

Sejak kembali dari kelas kakaknya yaitu Revano, Aurora menjadi pendiam dengan muka ditekuk layaknya orang yang sedang marah plus ngambek atau memang sedang begitu?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang