Into The Abyss

100 10 5
                                    

"Kak Seokjin, aku...suka kakak."

"Selalu."

***

"Taehyung!"

Tampak seorang perempuan berlari tergesa-gesa menghampiri seorang laki-laki yang dikelilingi oleh banyak perempuan. Wajahnya tampak marah. "Apa maksudnya?!"

Laki-laki yang dipanggil tadi memiringkan kepalanya. "Hm? Apa? Aku tidak mengerti."

"Kau! Katanya kau suka padaku, tapi kau malah tidur dengan perempuan lain?!"

Sosok yang bernama Kim Taehyung itu tertawa. Ia kemudian menatap balik perempuan itu, tersenyum mengejek. "Dan kau percaya itu?"

"Sekarang coba kau pikir," Taehyung berjalan mendekati perempuan itu. "Apakah seseorang seperti aku benar-benar menyukaimu?"

Tep. Ujung telunjunknya menyentuh dahi perempuan itu. "Kau bahkan tidak selevel denganku."

Wajah perempuan itu memerah. Rasa malu dan marah bercampur menjadi satu. Semua orang yang disana hanya mampu melihatnya dengan tatapan kasihan. Perkataan Kim Taehyung benar-benar telak mengenai hatinya.

Plak!

"Bajingan!" umpatnya. Dengan segera, ia meninggalkan tempat itu. Terdengar gumaman penuh umpatan dari perempuan itu.

Ini sudah kesekian kalinya Kim Taehyung seperti itu. Seenaknya mempermainkan perempuan, kemudian ditinggalkan begitu saja.

"Woah. Benar-benar bajingan gila."

Jung Hoseok, laki-laki yang kebetulan ikut menyaksikan kejadian itu tampak prihatin. "Dia berani untuk melakukan itu di depan umum. Bukankah itu adikmu, Seokjin?"

"Tidak. Kenapa kau harus mengaitkan sampah itu denganku, sih?"

Laki-laki yang dipanggil dengan nama Seokjin itu, berjalan mendekati Hoseok. Wajahnya penuh peluh, efek matahari yang begitu terik siang ini. Sebuah tas tergantung di lengan kanannya. Ia baru saja selesai dari bimbingan bersama dosennya, perihal untuk skripsinya. Seperti biasa, jika sempat, ia akan menghabiskan waktu makan siang bersama Jung Hoseok, sahabatnya.

"Kenyataannya, kan, seperti itu. Dia itu memang adikmu."

Iris mata Seokjin menatap Taehyung yang sedang tertawa. Padahal, ia baru saja ditampar. Tapi ia kelihatan biasa saja. Tidak ada rasa malu, atau rasa bersalah karena telah menyakiti hati perempun yang baru saja dipermalukannya. Iblis.

Seokjin membenci laki-laki itu.

Jika ditanya seberapa besar kadar bencinya, ia akan menjawab bahwa sangking bencinya, ia tidak masalah jika harus mendorong Kim Taehyung ke dasar neraka. Tidak masalah, ia ingin Kim Taehyung lenyap. Ia ingin Kim Taehyung tidak ada lagi di dunia ini.

Seokjin dan Taehyung bukanlah saudara kandung. Kedua orangtua mereka menikah lagi. Seokjin dari pihak ayah, Taehyung dari pihak ibu. Karena orangtua mereka menikah, Seokjin dan Taehyung menjadi saudara. Mereka bertemu saat Taehyung kelas satu SMA dan Seokjin kelas tiga SMA.

Memiliki perbedaan umur tiga tahun, tidak membuat Seokjin ingin akrab dengan Kim Taehyung. Dari awal, ia menyetujui pernikahan ayahnya semata-mata untuk membuat ayahnya bahagia. Ayahnya sudah cukup menderita dengan kematian ibunya. Seokjin tidak ingin lagi melihat ayahnya depresi, dihantui oleh kenangan orang yang sudah mati. Karena itu, apapun pilihan ayahnya, asalkan beliau bahagia, Seokjin setuju.

Maka dari itu, ia tidak merasa ia harus akrab dengan adik tirinya.

Impresi pertamanya, Kim Taehyung sangat memuakkan.

Into The AbyssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang