03. Want to Hug

41 5 8
                                    

-—-

"Senang bergabung dengan kalian." Begitulah perkenalkan singkat para anggota baru klub seni rupa yang ditutup oleh perkenalan dari Miku.

"Baiklah, terimakasih untuk adik-adik sekalian. Sekarang waktunya para pengurus untuk memperkenalkan diri. Dimulai dari saya sendiri." Selaras dengan ucapannya, dia bergerak membetulkan penampilan yang terlihat tidak berantakan sama sekali.

Begitu membenahi dasi, "—perkenalkan nama Kakak Averil, kalian bisa panggil saya Ave. Kakak menjabat sebagai wakil ketua bersama ketua kesayangan kami..." Lanjutannya sambil melirik seorang disebelahnya.

Sebelum memulai, senyuman muncul mendahuluinya. "Halo, perkenalkan nama saya Daniel. Sesuai dengan apa yang rekan Kakak katakan, Kakak menjabat sebagai ketua klub seni rupa. Terimakasih." Agaknya perkenalan dari Daniel terkesan kaku, berbeda dengan rekan-rekannya setelah itu.

Beda jauh dari partisipan lain, bukan sesi perkenalan yang menarik perhatian Miku tetapi salah satu dari mereka yang masih berdiri di depan menunggu rekannya selesai berkenalan.

Perubahan dari lelaki Maret di depannya membuatnya terganggu. Dia sedikit lebih tinggi dibanding waktu sebelumnya, rambutnya sedikit panjang dan jatuh dengan mudah di depan wajahnya yang nampak berseri meski tanpa senyuman yang manis. Hanya dalam waktu setahun cukup mengubahnya. Sedangkan Miku? Masih begitu-begitu saja.

"Hey, jangan melamun. Kita disuruh pindah ke ruang seni." Ucap pemuda di sebelahnya.

"Hah, sekarang?" Asik dengan pikiran-pikirannya membuat Miku tidak fokus pada kegiatan.

"Makanya jangan ngelamun! Ayo, keburu ditinggal nih."

Mereka melangkah menuju ruang kesenian. Secara bergantian kakak kelas menjelaskan apa saja yang ada di dalam sana. Sebenarnya dia kurang tertarik, tetapi karena suatu hal menjadikannya alasan dan mengikutinya sebagai selingan klub berenang yang sudah diikutinya lebih dahulu.

"Kita akhiri pertemuan hari ini, kalian semua bisa pulang ke rumah masing-masing, dan hati-hati..."

Meskipun perkumpulan sudah berakhir, Miku masih harus menunggu kakaknya di sirkuit atletik.

"Hey! Nungguin Aru?" Dia sempat kaget dengan seseorang yang menepuk bahunya. Namun setelah memastikan, dia urungkan niatnya untuk protes.

"Kamu ngga ikut latihan?"

"Hari ini ngga, izin dulu kan habis dari sebelah." Sama sepertinya, Daniel juga mengikuti dua kegiatan di sekolahnya. Seni rupa dan atletik.

"Aku mau!" Melirik kaleng minuman yang dipegang oleh Daniel. Dan benar saja, dia sedang memegang satu kaleng minuman dingin.

"Ini? Jangan deh. Buat Aru." Diam-diam Miku menggerutu di dalam hatinya, mencibik tidak suka.

"Pelit!"

"Biarin!"

Tidak berhenti sampai disitu, Miku meraih tangan Daniel untuk merebut minuman tersebut. Hingga terjadi kejar-kejaran sampai kepada area latihan.

"Waw, hati-hati!" Ucap Aru yang ditabrak oleh seseorang yang sedang berlari menghindari kejaran seseorang. Untung saja, rengkuhannya mampu menangkap tubuh yang hampir jatuh milik Daniel.

Bukannya menghindar dari posisinya, Daniel menyembunyikan minumannya tadi sekaligus memeluk Aru lebih erat dengan satu tangan yang menganggur.

"Ada perampok!" Mendengar suara nyaring Daniel, Aru hanya geleng-geleng kepala. Dimana letak Daniel yang datar sebagai ketua klub seni rupa? Apalagi, pemuda itu semakin mendusel ke pelukannya. Perutnya terasa dingin.

"Apa lagi?" Begitu ucapnya, sambil mencari jawaban melalui tatapan yang mengarah kepada adiknya. Miku hanya mengangkat bahu dan enggan membuka suara.

"Oke, kita selesai disini."

-—-

TBC

Cie ada yang kangen ngga? 😭

When We GrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang