004 ·Reina Leonor de Spaitz·

11 3 0
                                    

Rambut dan mata berwarna hijau hazel, tanduk di kepala, kulit yang bersinar seperti kristal. Karakteristik tubuh Leonora bukanlah tanda dia sebagai manusia biasa. Melainkan ...

"Anda, Leonora. Satu-satunya penguasa langit keturunan langsung langit Spaitz dan seisinya."

Setelah Areska berucap demikian, mahkota kristal dan berlian yang berkilauan muncul tepat di kepala Leonora.

"Aku, Ares. Pengawal sekaligus panglima pribadi Reina Leonora de Spaitz sejak seratus tahun yang lalu," lanjut Areska. Atau kini, Ares. Netra yang semula kosong tanpa jiwa tersebut kembali terlihat hidup.

Seketika wujud Ares juga berubah. Tangan kirinya diletakkan di dada kanan, dan tangan kanannya memegang sebuah tombak sepanjang dua meter dengan mata bilah berwarna perak terang. Pakaiannya khas seorang pengawal zaman dulu, tetapi masih mempesona dan membuat Ares semakin menawan.

Leonora tersenyum penuh ketika mendengarnya. Ares benar-benar menepati janjinya yang telah dibuat lebih dari satu abad yang lalu.

Dia berhasil bereinkarnasi.

Walau sempat melupakannya, tapi tak apa. Kini Ares benar-benar kembali di pihak Leonora.

Dengan adanya Ares yang mengingat kehidupan sebelumnya, Leonora dapat menjadi ratu dan diakui oleh Dewa Langit. Keluarga Ares memang didedikasikan untuk mengabdi pada keturunan Spaitz apapun keadaannya.

Tidak ia sangka, setelah puluhan tahun mengembara dunia, akhirnya dia menemukan Ares yang ternyata ada di tempat kelahirannya dulu. Ares dan Auristria memang tidak bisa dipisahkan.

"Ares, kau tau apa yang harus dilakukan," ucap penuh arti Leonora.

"Dimengerti, Reina," balas Ares tegas.

Tujuan Leonora sekarang adalah Istana Kerajaan Auristria. Cuaca yang semula cerah mendadak mendung saat Ratu Spaitz itu melangkah. Ukiran kurva melengkung tercetak pada mimik wajahnya.

Ditemani dengan Ares Sang Pengawal, Leonora menjadi pusat perhatian seluruh warga Lonceng Emas yang memusatkan perhatian pada dua orang berpenampilan mencolok di depannya.

"Ares, sekarang," titah Leonora.

"Dimengerti, Reina."

Crash

Ares mengarahkan tombak peraknya ke depan pintu istana. Seketika pintu itu pun terbelah hancur dengan cepat menampilkan isi di dalam istana.

"KYAAA!!"

"Pintunya hancur?!!"

"Ada apa ini?!"

Raja Loivile geram melihat keadaan yang semula tenang menjadi barbar karena hancurnya pintu utama istana.

"Siapa yang berani melakukan ini di istana?" tanyanya penuh amarah.

Kemudian munculah Leonora dan Ares. Tatapannya tajam dan menusuk. Aura yang dikeluarkannya pun membuat sang raja terdiam sangking kuatnya. Aura wibawa Loivile saja terendam oleh aura menusuk milik Leonora.

"Lama tidak berjumpa, Raja."

Loivile tersentak. Di depannya, ternyata Leonora. Sosok yang ia kenal sebagai remaja cantik dan lemah ternyata berubah menjadi sosok lain.

"Apa maksudmu, Leonora?"

Sang 'Ratu' pun memasang muka meremehkan. Tangannya dia lipat di depan dada lalu berjalan mendekati pria paru baya pemimpin Raja Auristria.

"Apa lagi? Aku akan mengambil hakku yang telah hilang selama dua ratus tahun," ucapnya membuat bingung semua orang.

"Hak apa?" Loivile sedikit mundur dari Leonora.

Unknowing Lady ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang