「e n d」

72 30 46
                                    

Senja, saksi bisu dari ucap janji sang dayita.

Senja, saksi bisu dari ucap janji sang dayita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























Nabastala begitu bersahabat sore ini, terlihat adiwarna dengan hiasan payoda berwarna merah jingga karena kirana dari ina. Memancarkan pancarona yang luar biasa anindita.

Swastamita memberikan suasana yang amat mendukung bagi sepasang insan yang tengah membuat jejak langkah di atas pasir putih. Bergandeng tangan, saling berbagi dama yang dipunya.

Untuk kesekian kalinya, Shan dibuat dewana oleh gadis pemilik senyum anindya itu. Dirinya dibuat dewana oleh afsun baswara dari gadis sederhana penyuka senja bernama Sabrina Ayu Pratiwi.

Shan mengeratkan genggamannya, menatap kagum pada kekasih hatinya.

"Hari ini tampak berbeda ya? Damai dan penuh dengan cinta kasih."

Sasa mengangguk, membenarkan ucapan pemuda di sampingnya. Dia menatap lautan dengan mata berbinar-binar, "seperti mutiara, sore ini membuatku merasa seperti berada di dalam nirwana."

"Kamu benar, terlebih kamu turut hadir. Berada dalam genggaman hangat membuat hatiku berbunga-bunga."

"Mulutmu itu manis sekali, berapa banyak gadis yang berhasil kamu rayu?"

Shan mengangkat sebelah tangan dan membentuk huruf v, "aku berhasil melumpuhkan dua. Satu ibuku, dan satu adalah calon ibu dari anak-anakku yang kini tengah berjalan bersamaku."

Gadis itu menunduk, perkataan Shan sukses membuat pipinya bersemu merah. Gadis itu melepas genggaman, berlari menjauh. Menghindari sang kekasih, seolah dia tahu bahwa pemuda itu telah menyusun kata untuk membuatnya semakin bersemu.

"Apa kamu tahu, seseorang baru saja menyembunyikan wajah merahnya karena mendengar kalimat sederhana dari pemuda berstatus kekasihnya?!"

"Tidak tahu!"

Shan tertawa lepas, dia berlari. Menyusul, dan menangkap pergelangan tangan gadis itu. Menangkup wajah, menatap nayanika penuh dama milik gadis di hadapan.

"Tampak anindita untuk menjadi nyata, terlalu anindya untuk menjadi kepunyaan orang lain selain seorang pelukis bernama Shankara Pradipta."

Sabrina tidak merespon, dia melihat netra coklat pemuda itu. Di dalamnya, ada dirinya. Hanya dirinya, perlahan senyum terbentuk di wajah cantiknya. Senang, menyadari bahwa lelaki yang dikenalnya seminggu lalu itu tulus tanpa setitik kebohongan.

"Ayo menikah!" celetuk Shan membuat gadis itu sukses membulatkan netra.

"Kamu terlalu terburu-buru, baru juga mengenal, baru juga menjalin hubungan merah muda, sudah ingin mengikat hati dengan tali putih suci?"

Shan mengangguk mantap, "untuk apa berlama-lama, aku ingin segera membangun keluarga denganmu. Kamu diam berarti ya, kamu protes berarti ya, kamu menggeleng berarti mau, mencoba kabur berarti bersedia menjadi pendamping hidupku."

"Kamu tidak memberiku opsi penolakan sama sekali."

Shan terkekeh, gadisnya itu nampak lucu. Berekspresi seperti anak balita yang tidak diberikan permen oleh orangtuanya. Pancar dama semakin menyeruak, Shan memberanikan diri untuk mendekatkan wajah.

Menyentuh kening milik sang gadis, membuat waktu seolah berhenti. Membuat dunia menjadi milik sendiri selama beberapa saat sebelum ia melepas diri dari waktu yang membuatnya kelewat senang.

Tangan mengangkat dagu, memaksa sang kekasih untuk saling bertatapan. Menyaksikan raut malu, pun dengan pipi merona bagai sinar ina.

"Apa yang kamu dengar adalah bukti bahwa aku bersungguh-sungguh terhadapmu. Mari pergi ke rumahmu, akan ku minta kamu menjadi milikku langsung pada orangtuamu. Bila ditolak, aku janji akan memperjuangkan mu."















The End'

selesai sudah(≧▽≦)
terimakasih kepada semua yang sudah mengikuti dan mendukung ku buat fanfic ini
maaf kalau kurang dapat feel nya, dan bahasa yang masih berantakan.

aku akan belajar lebih giat lagi buat pakai kata diksi.
tapi jujur, aku puas banget sama work ini!
bisa tamat, kalau ini di publish di akun ku yang lama ini adalah fanfic ketiga yang berhasil aku tamat kan dari sejumlah fanfic yang aku publish tapi gagal ending (╯︵╰,)

makasih banyak semua!
see in next story yap!

start : 22 Februari, 2022
end : 23 Februari, 2022

©aesthetichwaa

🎉 Kamu telah selesai membaca [✓] 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐬𝐞𝐭 🎉
[✓] 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐬𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang