Chapter 0 - The Great War of Calamity

89 1 0
                                    

Malam bulan purnama.

Malam yg sunyi dan senyap dalam kegelapan yang diwarnai oleh darah.

Disekeliling dataran ini banyak sekali tubuh-tubuh yang tergeletak ditanah. Apakah mereka masih hidup atau telah mati? Tiada yang tahu. Bekas tusukan dan sayatan pedang mendarat di tubuh-tubuh tersebut meninggalkan luka yang cukup parah jika tidak ditangani dengan cepat. Adapun sisa-sisa serangan sihir yang mengenai tubuh mereka.

Aliran darah segar mengalir dari tubuh-tubuh para prajurit tersebut bagaikan sumber air yang mengisi kolam ini dengan warna merah darah. Apakah mereka bisa selamat dari kondisi yang mereka alami saat ini? Tiada yang tahu.

Jeritan kesakitan, jeritan meminta tolong, dan jeritan akan kematian yang keluar dari mulut para prajurit ini. Semua jeritan terdengar secara berangsur-angsur sampai jeritan itu tak terdengar lagi. Pemandangan ini sungguh mengerikan.

Bagi mereka ini adalah hal yang biasa terjadi dimedan perang. Berbagai ras seperti ras Manusia, ras Demi-Human, ras Elf, ras Dwaft, dan ras Iblis saling bertarung dan membunuh dimedan perang ini.

Hal² seperti ini tidak bisa dihindari, bagaimana pun caranya tidak ada yang bisa mencegah terjadinya peperangan.

Perang selalu terjadi karena mereka menginginkannya.

Perang selalu terjadi karena perebutan dan perluasan wilayah kekuasaan.

Perang selalu terjadi karena prinsip-prinsip agama yang berbeda-beda.

Perang selalu terjadi karena kemajuan persenjataan militer yang canggih.

Ditengah-tengah medan pertempuran ini berdirilah kedua gadis kecil sambil memegangi sebilah pedang yang dinamakan "Sacred Weapon" dan mengenakan "Sacred Dress" yang merupakan perwujudan dari kekuatan "Sacred Beast".

Kedua gadis kecil ini berhadapan dan saling menghunuskan pedangnya satu sama lain. Tanpa membiarkan sedetik pun berkedip, mereka berdua mulai bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Suara dentuman logam keras terdengar begitu keras akibat benturan kedua pedang yang mereka silangkan.

Di sisi kiri si gadis berambut perak bermata emas melakukan tebasan diagonal dari kanan ke kiri lalu dilanjutkan dengan tebasan horizontal dari kiri ke kanan. Di sisi kanan si gadis berambut hitam bermata merah menghindari serangan yang dilancarkan oleh gadis berambut perak tersebut lalu dia membalasnya dengan serangan tusukan 3x.

Si gadis berambut perak menyadarinya serangan tersebut dan berhasil menepis ketiga tusukan yang diterimanya, sayang sekali dia tidak menyadari bahwa serangan tusukan keempat. Serangan tusukan keempat itu berhasil mengenai bahu kanan si gadis berambut perak dan dari bahu tersebut mulai meneteskan tetesan darah menodai Sacred Dress nya yang berwarna perak. Dengan erangan kesakitan yang dirasakan si gadis berambut perak karena bahunya terluka, dia masih mengangkat pedangnya dengan kedua tangannya dan bersiap melancarkan serangan selanjutnya.

"Menyerahlah! Aku tidak ingin melukaimu lebih dari ini."
ucap si gadis berambut hitam.

Tanpa menghiraukan kata-kata dari gadis berambut hitam, si gadis berambut perak tetap menyerang dengan pedangnya yang kini diselimuti oleh api membara. Si gadis berambut perak mulai melancarkan teknik yang dimiliki oleh pedang api tersebut.

"Sacred Blaze Technique:
Twin's Blazing Slash!"

Si gadis berambut perak telah melancarkan tebasan kembar yang diselimuti api menuju ke gadis berambut hitam, dengan cepat si gadis berambut hitam mulai merapalkan 'Sacred Art' miliknya.

Awakening of the Bloody KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang