Chapter 3 - Bayangan Masalah

23 0 0
                                    

Setelah pelajaran jam pertama berakhir, kami semua meninggalkan ruang kelas dan pergi menuju ruang ganti yang letaknya berada di utara bangunan akademi ini. Ruang ganti tersebut memiliki 2 ruangan yakni ruang ganti laki-laki dan ruang ganti perempuan. Tentu saja aku akan memasuki ruang ganti laki-laki. Sebelum aku sempat memasuki ruang ganti tersebut seseorang telah menarik kerah bajuku dari belakang. Yap, orang yang telah menarik kerah bajuku adalah Grant. Kali ini aku tidak tahu apa yang ia rencanakan setelah semua hal yang terjadi pagi ini. Entah mengapa bulu kuduk ku menjadi berdiri.

"Maaf, tuan Putri. Ruangan ini tidak boleh kamu masuki. Ruangan yang boleh tuan Putri masuki ada di sebelah kiri di samping ruangan ganti perempuan."

Diberitahu oleh Grant spontan membuat ku menoleh ke pintu yg berada di samping kiri ruang ganti perempuan. Diatas pintu tersebut ada papan kayu yang digantung bertuliskan "Ruang Ganti Khusus". Tunggu— sebelumnya belum pernah ada ruang ganti seperti ini? Jangan bilang—!

"Seperti yang tuan Putri pikirkan. Ruang ganti itu akan menjadi ruang ganti khusus milik tuan Putri. Pihak Akademi juga telah mempertimbangkan hal tersebut. Dan beberapa fasilitas juga telah ditambahkan khusus buat tuan Putri sendiri. Jadi jangan sungkan untuk menggunakannya."

"Grant! Kau!"

Orang ini bener-bener membuat ku muak! Aku akan memukulnya sekarang juga! Sebelum aku sempat melancarkan pukulanku seorang gadis berambut hitam datang menghampiri kami berdua.

"Hei Pria besar. Bisa kamu lepaskan adik kecil ku yang manis ini?" Ucap kak Aria sambil mengintimidasi.

"Baiklah, nona Aria." Menanggapi perintah dari kak Aria, Grant melepaskan kerah bajuku.

"Terima kasih, Pria besar. Asher, kamu tidak apa-apa kan?"

"Apanya yang 'tidak apa-apa' kak Aria? Orang ini selalu saja menjahili ku tau!"

"Aku ga menjahili kok~" sanggah Grant yang melirik kearah lain sambil bersiul.

Grrrrrr… Orang ini! Aku mulai bertanya-tanya kenapa Grant melakukan hal seperti ini? Sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal seperti ini yang bisa membuatku naik darah setiap saat.

Badump!

"Ugh—"

Eh? Apa ini? Kok jantung ku berdetak begitu kencang? Dan juga, tubuh ku mulai terasa panas. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhku ini? Pikir ku.

"Sudah, sudah. Kalian berdua jangan bertengkar. Hm, Asher?" Kak Aria mencoba melerai kami berdua, tapi dia mengetahui ada sesuatu yang salah dengan diriku saat ini.

"Asher, kamu tidak apa-apa? Apa kamu sakit? Sini biar Ayunda periksa sebentar."

Sebelum tangan kak Aria menyentuh dahi ku, aku segera melangkah mundur ke belakang menuju ruang ganti khusus. Aku tidak mau kak Aria tahu tentang hal yang kurasakan saat ini.

"A-Aku baik-baik saja kok, kak Aria! Ha ha ha… sebaiknya kita segera berganti pakaian sebelum dimarahi oleh instruktur Gerraint."

"Yakin nih Asher tidak apa-apa?"

"Iya, Aku baik-baik saja kok. Aku mau ganti baju dulu. Sampai ketemu di Arena Latihan, kak Aria."

Thump!

Suara dari pintu ruang ganti khusus yang aku tutup dengan keras. Menarik napas sejenak kemudian melihat seluruh ruangan ini. Ruangan ini tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Setidaknya ruangan ini dapat menampung 5 sampai 10 orang. Ditengah-tengah ruangan terdapat loker pakaian yang tersusun rapi. Berjalan mendekati loker tersebut dan di loker bernomor 3 terdapat namaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awakening of the Bloody KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang