PROLOG

8 1 0
                                    

PROLOG

"ELANGGGG!"

Suara bariton seorang siswi menghiasi seluruh penjuru kantin, murid-murid sontak melihat ke sumber suara. Nampak seorang siswi dengan rambut yang di cepol, baju yang ketat dan tidak lupa roknya diatas lutut itu berjalan dengan gesit dari pintu kantin menuju sebuah meja yang berada di sudut kanan kantin. Dia adalah Princessa Aqila, salah satu janjaran cewek populer di SMA Alexa.

Cessa merasa emosinya sudah di ujung, dirinya yang baru saja di panggil ke ruang BK itu kini mendapatkan pemandangan yang amat sangat menambah 100% kekesalannya. Baru saja tiba di kantin, Cessa sudah dapat menangkap sosok setan di matanya sedang duduk bersama tunangannya. Berdua.

BYURRR.....

Cessa baru saja menyiram gadis yang duduk bersama tunangannya dengan air yang ada di meja mereka, sontak perlakuan Cessa membuat seisi kantin heboh dengan perlakuannya.

"Cessa!" Bentak Erlangga, tunangannya setelah melihat kelakuan Cessa.

"Ngapain si Lo!? Datang-datang nyiram Zara." Elang tidak mengerti dengan seorang perempuan yang ada di hadapannya sekarang. "Dasar sinting, ga punya otak!" katanya kelewat sabar kemudian beralih pada gadis di sampingnya.

"Lo ga papa Zar?" Nadanya terdengar khawatir, Zara yang ditanya hanya menggeleng.

Erlangga melepas seragam sekolahnya hingga hanya menyisakan kaos hitam yang membalut tubuh atletisnya sementara seragamnya dia berikan kepada Zara, lelaki itu membungkus tubuh Zara yang basah akibat ulah Cessa dengan seragamnya.

"Udah gila Lo!?" Erlangga kembali pada Cessa. "Ngapain Lo nyiram Zara?" Katanya.

"Gue gila?" Cessa tidak menjawab dan menunjuk dirinya sendiri. "Lo tuh yang gila!" Katanya pada Erlangga.

"Bisa-bisanya ya Lang Lo makan berduaan sama pelakor, di sekolah pula. Gimana tanggapan orang-orang liat ini Lang, Lo itu tunangan gue!"

Erlangga mengelap wajahnya gusar, "Harus berapa kali gue bilang sama lo kalau gue engga pernah anggap Lo tunangan gue?"

"Lo kenapa si Lang? Gue ada salah ya sama lo?" Cessa benar-benar tidak mengerti situasinya sekarang, bukankah tindakannya ini benar? Dia seperti ini karena tunangannya tertangkap basah selingkuh!

"Salah Lo?" Erlangga balik bertanya. "Lo tanya salah Lo apa Cessa? Engga salah?" Katanya remeh.

"Salah Lo itu banyak Cessa," Erlangga menjawab pertanyaannya sendjri, "bahkan lebih banyak dari yang Lo tau, salah satunya jadiin gue sebagai tunangan Lo!"

Cessa terpekur beberapa saat, pandangannya berubah sendu, "Kurang gue apa sih Lang?"

"Gue cantik loh Lang, gue juga tinggi, bodi gue bagus dan gue selalu baik sama Lo."

"Terus kurangnya gue dimana Lang?" Tanyanya lagi. "Kenapa si lo giniin gue?" Cessa benar-benar mempermalukan dirinya sendiri sekarang, di depan semua orang karena sudah bersikap sedemikian.

Persetan.

Erlangga maju satu langkah, dia menatap Cessa dalam, "Lo belum ngerti juga ya Princessa Aqila?"

"Gue itu engga suka sama Lo," Kata Erlangga.

"Terus apa? Lo sukanya sama Zara? Iya Lang?"

"Kalo iya kenapa?"

"Brengsek ya lo Lang," Kata Cessa hampir meruntuhkan pertahananya, dia kemudian beralih pada Zara.

"Ini semua gara-gara Lo Ya!" Cessa menunjuk Zara, gadis yang menghalanginya. "Siapa si Lo berani rebut elang dari gue?"

"Punya apa Lo sampe berani-beraninya ngusik kehidupan gue?" Kata Cessa pada Zara. "Sebelumnya gue engga ada urusan ya sama lo, tapi karena Lo yang kaya begini gue jadi ada urusan sama cewek kayak lo," kata Cessa yang hendak melangkah kearah Zara namun di hadang oleh Erlangga.

"Engga usah bawa-bawa Zara." Kata Erlangga penuh peringatan membuat Cessa menggertakkan giginya.

"Apasih Lang?" Kata Cessa "Engga bawa dia gimana, jelas-jelas dia udah ngalangin hubungan kita," katanya lagi.

"Bukan dia yang ngalangin, tapi Lo yang udah ngalangin hubungan gue sama Zara."

"Lang!"

"Lo lebih milih dia dari pada gue Lang? tunangan Lo sendiri hah?"

"Gue milih dia juga karna dia pantas buat gue Cessa. Engga kaya Lo!"

"Emangnya gue kenapa?" Cessa benar-benar sedang mempermalukan dirinya sendiri.

"Lo," Erlangga menggantung kalimatnya, "Lo murahan, gue ga suka," katanya yang membuat Cessa mengepalkan tangannya, dia benar-benar sudah tidak tahan.

Setelah mengatakan itu Erlangga beralih pada Zara, dia membawa gadis itu untuk beranjak dari sana enggan menghadapi Cessa yang menurut nya sangat gila. Namun, belum setengah perjalanan, akibat ulah si gila itu Erlangga harus berhenti di tempatnya. Bagaimana tidak, kini Cessa tengah menyerang  Zara.

Cessa menjambak rambut Zara sehingga sang empu kesakitan, "rasain Lo jelekkk!"

"CESSA!"

Melihat itu membuat Erlangga tidak tinggal diam, dia mencoba untuk melerai perempuan gila di depannya. Cessa benar-benar gila, bisa-bisanya dia berbuat senekat itu terlebih lagi di sekolah dimana semua murid yang kini menatap kearah mereka dengan heboh.

"Stopppp!" Kata Erlangga setelah mampu merelai Cessa dan Zara.

Plakk!!!

Tanpa di duga-duga bahkan membuat semua orang ternganga, Erlangga baru saja menampar Cessa. Dia benar-benar murka, tidak tahan dengan apa yang sudah Cessa perbuat pada Zara.

"Gila ya Lo!" Kata Erlangga tidak habis pikir. Sementara Cessa terdiam di tempatnya sembari memegang pipinya yang terasa panas akibat ulah tunangannya.

"L-lang gu-"

"Lo tu benar-benar udah Gila ya Cessa," Kata Erlangga kemudian mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Lang gue engga... Gue..."

Erlangga menghembuskan nafasnya kasar, "Ah, udahlah. Emang dasarnya dari awal Lo engga cocok sama gue," katanya pada Cessa.

"Pantas aja ya selama ini gue gak pernah suka sama Lo. Karena Lo itu cewek gila Cessa, engga usah Lo dekat-dekat sama gue."

"Gue ga sudi dekat-dekat sama orang gila."

"Gue jadi nyesal udah mau tunangan sama cewek gila kayak Lo," kata Erlangga sebelum meninggalkan Cessa yang hanya bisa diam membatu di tempatnya.

Cessa mengepalkan tangannya erat, bahkan tubuhnya bergetar hebat. Perkataan Erlangga barusan benar-benar melukai harga dirinya, bahkan menyayat hatinya. Walau pun demikian Cessa harus tetap kuat karena dia tidak ingin semakin jatuh, sudah cukup perlakuan Erlangga tadi mampu membuat nya menjadi orang yang paling menyedihkan di dunia.

Cessa menatap sekitar dengan takut, semua orang kini sedang menatapnya dengan berbagai macam tatapan yang tidak bisa diartikan. Cessa sangat benci dengan keadaan seperti ini, andai saja dia bisa sedikit bersabar pasti semuanya tidak akan seperti ini.

Cessa mengangkat pandangannya, "yang kuat Cessa, Lo pasti bisa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang