Part 34 - END | Forevermore

13.8K 1.4K 1K
                                    

Now playing: Calum Scott - You Are The Reason






_______________________________________

Don't close the book when bad things happen in our lives. Just turn the page and begin a new chapter. You still have brain, arms, and life. That's enough. Your bad dreams won't last forever.

_______________________________________










BENAK Ana terpecah-pecah. Tawaran sinting apa yang barusan diajukan ayahnya? Gila, gila, gila! Kerja di perusahaan yang kepemilikan saham terbesarnya atas nama orang lain? Deo melulu pelaksana kebijakan yang tidak punya suara sama sekali?

Woi, mana mungkin Deo mau!

"Baik." Ana mendelik horor. Sudut bibir Deo tertarik. "Itu perkara mudah. Sangat-sangat mudah. Pak Zeyhan meminta saya memberikan El!te? Baik."

"Kamu tidak takut disingkirkan begitu saya muak dengan kamu?" Kata-kata Zeyhan Malik lekat dengan intensi menggoyahkan. "Saya terkenal sebagai pebisnis paling tidak punya hati dan tak segan mendepak seseorang yang gagal memenuhi ekspektasi saya. Kamu bukanlah pengecualian meski saya mengagumi sepak terjang kamu. Anak-anak saya pun tidak."

"Justru itu bagus. Berarti Anda independen." Deo bukan keledai yang sudi terperosok ke lubang yang sama. Jika seseorang berniat memanfaatkannya, jangan salahkan dirinya balik memanfaatkan orang tersebut hingga titik darah penghabisan. "Bukan saya yang seharusnya takut. Seorang Zeyhan Malik memiliki jaringan koneksi yang luar biasa. Saya diminta menjadi tangan kanannya? Jalan terbaik. Bagaimana bila saya memanfaatkannya untuk mendirikan kerajaan bisnis sendiri, lalu mencampakkan Anda dalam kehancuran? Sangat mudah."

Kata lugu tidak lagi bisa diasosiasikan dengan Deo. Keparat mana pun yang mencampakkannya, akan ia beri mereka ganjaran yang menyakitkan. Belajar dari pengalaman, simbiosis parasitisme akan diubahnya menjadi arena predasi-dimangsa dan memangsa.

Bukannya gentar, Zeyhan Malik justru terbahak. "Gertakan yang bagus. Sayangnya tidak mempan untuk saya, Deo."

"Kenapa?" tanya Deo dingin. Pikiran orang ini terlalu out of the box. "Anda tidak sedang meremehkan saya, kan? Bibit, bebet, bobot saya memang kurang signifikan, tetapi percayalah, saya selalu punya cara untuk menghancurkan orang yang berani mengusik saya."

Taring Deo akhirnya keluar. Setelah bergelut lama dengan insecurity usai mengetahui latar belakang Ana, ia kembali menemukan pijar kepercayaan dirinya. Bullshit dengan kasta setinggi langit. Ia akan membuat kastanya sendiri untuk mendobrak cakrawala.

Deo punya kemampuan. Berikan waktu, maka gap itu akan dipenuhinya pelan-pelan.

Zeyhan Malik terkekeh. "Bukan begitu. Saya tidak pernah menggali kuburan sendiri dengan merendahkan orang lain." Cangkir tehnya kosong. Pelayan segera mengisinya. "Tapi karena kartu AS kamu adalah Ana, putri saya, mana mungkin kamu akan melakukan tindakan yang membahayakan orang-orang terdekatnya?"

Air muka Deo berubah kecut. Berengsek! Sekakmat jalur perasaan ini namanya.

"Dan lagi..." Zeyhan Malik menambahkan. Manik hitamnya memaku Deo dengan janji berbahaya, "apalah gunanya pre-nup marriage? Kamu tidak akan punya apa-apa jika berselingkuh atau berpisah dari Ana. I'll tie both of you to death. I promise that."

Zeyhan Malik selihai belut dalam menghadapi konfrontasi. Cara beliau memang tergolong licik. Kendati demikian, begitulah cinta ayah terhadap anaknya. Memastikan kekayaan yang ia bangun tetap berputar di satu poros, tak mengizinkan kebocoran sekecil apa pun untuk akses orang luar. Uang akan memastikan segalanya berjalan sesuai keinginannya.

With Luv, Ana [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang