Perkenalkan namaku cipa, lebih tepatnya cipa adalah nama panggilanku. Keseharianku kuhabiskan dengan membaca buku dan mengurung diri di kamar. Itulah aku.
Membosankan memang. Tapi kamu akan paham ketika kamu menjadi aku.Hari ini adalah hari kedua tepat setelah aku pindah ke solo. Hari dimana aku harus melanjutkan pendidikanku yang sempat tertunda karena harus gapyear. Ah rasanya mengingat masa-masa itu membuatku selalu ingin menghela nafas panjang. Sangat melelahkan.
Meskipun demikian aku selalu percaya pada satu prinsip bahwa sabar adalah kunci dari kesuksesan yang sesungguhnya. Karena Yang Kuasa pasti akan memberikan hikmah dari setiap pilihan dan jalan yang kita ambil.
Hari ini kulangkahkan kakiku dengan mantap di sebuah gedung auditorium dengan membawa sejumlah berkas-berkas pendaftaran yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari. Tampak dari luar dan dalam gedung antrian yang membludak, panitia dan tim verifikasi berkas pun tampak sangat kewalahan dan berusaha tetap tenang. Aku yang sudah mengantri sejak jam 8 juga belum menunjukkan tanda-tanda akan dipanggil. Ada sekitar 20 an calon mahasiswa di depanku dan 15 an calon mahasiswa di belakangku. Sembari menunggu banyak yang sudah melakukan proses berkenalan dan saling berbasa-basi.Sejujurnya aku sangat tidak nyaman berinteraksi dalam atmosfer yang seperti ini. Namun mau tidak mau aku tetap harus melakukannya. Hingga suatu ketika mataku tertuju pada sosok laki-laki. Mempesona hingga enggan untuk melepas dari pandanganku. Beberapa kali aku mencoba untuk fokus kembali pada diriku namun yang terjadi malah aku menjadi salah tingkah sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty is when you'll be different
Teen FictionKisah tentang gadis yang baru saja menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas dan rela merubah dirinya menjadi pribadi yang sempurna untuk seorang seniornya. Namun ketika sudah mencapai tujuannya Ia pun menyadari bahwa cantik yang sesungguhnya ada...