💔 About Lara💔
~Happy Reading~
"Lara berangkat, Bi!" ucap Lara. "Hujannya udah mulai reda."
Anna mendekat, memperhatikan kondisi luar, masih gerimis.
"Bibi pesankan taxi online aja ya, Non. Masih hujan. Nanti non bisa sakit kalau dipaksain."
"Nggak usah bi, nggak bakalan terasa juga. Lara pake jacket," balasnya. Lara mengeluarkan sepedanya. "Lara berangkat!" Lara mulai mengayuh sepedanya dan melambaikan tangan, kemudian keluar dari pekarangan rumah mewah itu.
Rintik hujan masih terasa, jarak rumahnya dengan sekolah terbilang jauh. Butuh 20 menit untuk tiba di sana.
Lara berhenti sebentar saat mendengar nada dering ponselnya. Gadis itu langsung mengeluarkan menggesek panel hijau saat mengetahui Anna yang meneleponnya.
"Kenapa, Bi?"
"Bekal Non ketinggalan,"
Lara segera teringat. Gadis itu memang meletakkannya tadi di atas meja saat mengeluarkan sepeda.
"Ah, iya Bi. Lara juga baru sadar. Ya udah hari ini Lara makan makanan kantin aja , Bi. Nggak keburu kalo ambil sekarang."
"Ya udah, Non, hati-hati."
Lara kembali memasukkan ponsel ke dalam tas, bersiap mengayuh kembali sepedanya, tapi ...
Byurrr!!!
Genangan air di dekatnya membasahi rok sekolahnya saat mobil mewah melaju lumayan kencang. Lara menatap mobil silver itu kemudian menghela napasnya berat. Tak lama, dia mengibaskan roknya beberapa kali kemudian kembali mengayuh sepedanya.
💔 About Lara 💔
"Lain kali Raja bawa mobil sendiri aja, Ma. Mama nggak usah anter. Malu diliatin teman-teman. Katanya Raja anak mami," keluah Raja pada Dewi.
Dewi tersenyum. "Kan, kamu memang anak mama."
"Bukan gitu, Ma-"
"Iya-iya. Mama ngerti. Nanti mama bicarain sama papa. Okey?" Dewi mengusap kepala putranya itu, kemudian kembali fokus menyetir.
Raja menoleh saat memperhatikan gadis dengan jaket hitam itu, menatap mobil yang ia naiki. Cowok itu tersenyum meremehkan.
"Mama kok nggak suka sih sama Lara? Lara juga 'kan a-"
Dewi berdehem. "Mama nggak suka bahas hal yang nggak penting."
Raja hanya mengangguk dengan mulut membentuk huruf "O" tanpa suara dan memilih memainkan ponsel.
💔 About Lara💔
Lara tiba di sekolah, masih lumayan sepi karena gerimis sejak tadi pagi. Setelah memarkirkan sepedanya gadis itu ke kamar mandi untuk membersihkan sisa percikan air tanah di seragamnya.
Lara memandang sebentar pantulan wajahnya di cermin, menarik napas dalam-dalam kemudia berusaha menarik kedua sudut bibirnya-tersenyum.
"Semangat!" batinnya menyemangati diri sendiri, merapikan diri kemudian berjalan keluar dari sana. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara beberapa sisiwi tak jauh dari dirinya.
"Gue penasaran, kok bisa ya orang tua Raja sebaik itu sama si gembel. sampe ngasih bea siswa di sekolah ini. Padahal kan cuman pembantu. Sampe lulus lagi. Oh my God!"
"Namanya juga keluarga Sultan Adhiwijaya. Selain benar-benar sultan, mereka juga berhati baik," sahut yang lainnya.
"Iya si gembel itu aja yang tidak tau diri, udah dikasih bea siswa, kadang masih bersikap songong di depan Raja. Nggak ada segannya gitu sama majikannya." Gadis itu menggelengkan kepala tidak menyangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lara
Novela Juvenil"Gara-gara kamu, Raja celaka!" Plakk!!! "Sini kamu! Harusnya kamu memang nggak pernah ada, nggak pernah hidup, bahkan nggak pernah lahir. Kamu cuman bawa sial!" Gadis berusia lima tahun itu masih menangis, merasakan perih yang menjalar di sekitar...