06

2.5K 201 14
                                    

( ◜‿◝ )♡


















Junghwa entah kenapa menyuruh bawahan bawahannya untuk melacak dan mencari tempat Minjun.

ia juga tidak mengerti kenapa ia melakukan itu.

bagaimana pun caranya.. setelah sehari menurunkan perintah...

kini Junghwa memegang data lokasi dengan detail dimana tempat Minjun tinggal sekarang.

bahkan ia juga mengetahui pemilik rumah itu. 

"Lim Yujin huh..?"

Junghwa tertawa pelan.

namun tak lama 180 derajat wajah Junghwa berubah datar.

"kita pergi sekarang."











disaat Minjun ditinggal oleh kedua orang itu.

malah terjadi hal hal yang ia tidak inginkan.

ketika ingin pergi ke ruang tv... ia mendengar suara dobrakan yang sangat keras didepan.

dan saat itu juga salah satu asisten yoojun menarik tangan Minjun dan membawanya kekamar atas.

panggil saja Eunwoo atau Eu-nu 

ia juga meminta beberapa bodyguard untuk menjaga pintu kamar Minjun dari dalam.

dibawah. 

ia tengah berbicara pada orang yang menurutnya tidak asing.

"bawa dia ke depan saya. sekarang" dengan sangat angkuh, orang itu menatap kearah eunwoo yang dengan berani menatap ia balik.

eunwoo tau siapa itu 'dia' 

"maaf? namun 'dia' siapa yang tuan maksud?"

Terlihat wajah tidak puas dari Junghwa.

Ia langsung berjalan kedalam.

Bodyguard disana berusaha menghalanginya.

Namun bodyguard milik Junghwa juga tidak kalah cepat.

Junghwa berhasil masuk dengan ancaman sebuah senjata api.

Ia mencari dari kamar ke kamar..

Sampai kamar terakhir yang belum ia buka..

Gagang pintu itu tida bisa dibuka..

Junghwa memberikan senyuman mengerikan..

BRAK!

Pintu itu terbuka secara paksa.

Ia juga asal menembak kaki para bodyguard di dalam nya.

"Minjun.. aku tau kau disini.. keluar dalam hitungan ketiga. Jika tidak.. kau akan tau resikonya..

Satu.

Dua.

Tiga.

Hah... Bermain petak umpet huh"

Langkah kaki itu perlahan Lana terdengar semakin dekat semakin dekat kearah lemari Minjun bersembunyi.

BRAK!

bukan..

Bukan lemari yang dia buka..

Kamar mandi..

Nafas Minjun semakin tidak beraturan.

Langkah kaki itu semakin terdengar sampai akhirnya terdiam.

Ia didalam lemari itu berdiri perlahan.

Regret •BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang