Seminggu ternyata berlalu dengan cepat. Entah keberuntungan atau apa hubungan sembunyi-sembunyi antara (Y/n) dan Giyuu berjalan lancar. Tidak ada masalah sama sekali, malah terasa tidak ada yang tau menahu tentang hubungan keduanya.
Seperti yang dilakukan keduanya sekarang, duduk di tangga yang menuju ke arah atap dengan dua kotak bento yang dibawa oleh Giyuu.
Jangan tanya kenapa yang bawa itu Giyuu. Soalnya kalo yang bawa (Y/n), yakin deh seratus persen Giyuu bakal kena tonjok karena makan bento buatan (Y/n).
"Enak!" Seru (Y/n) saat mencicipi chicken steak yang dibuat Giyuu.
Tidak, (Y/n) bukan berlebihan sewaktu bilang bahwa rasa masakan milik Giyuu enak. Karena faktanya memang enak. Benar-benar enak sampai rasanya mau terbang. Nah yang barusan itu baru berlebihan.
Giyuu yang baru saja di puji hanya tersenyum lalu mengusap sayang kepala milik (Y/n). Tidak sia-sia rasanya iya sengaja bangun pagi hanya untuk membuatkan gadis-nya bento. Rasanya sangat puas dan sedikit menggelitik hati.
"Makan yang banyak," ucap Giyuu masih dengan senyum yang nampaknya tidak akan luntur.
(Y/n) yang diperlakukan sedemikian hanya mengangguk antusias dengan pipi yang sedikit bersemu. Astaga (Y/n) benar-benar baru menyadari kalau bisa bersama dengan orang yang disuka akan semenyenangkan ini, kenapa ya tidak dilakukan sejak dulu? oh iya Muichirou pasti jawabannya. Memikirkan Abangnya disela makan bersama Giyuu ternyata mempengaruhi selera makannya.
Tidak, (Y/n) tidak bermaksud berkata-kata jelek tentang Muichirou, hanya saja dirinya sedang kesal dengan perlakuan kakak keduanya akhir-akhir ini. Tidak bermaksud menuduh, kelakuannya memang aneh. Mana ada orang yang mau melompat dari lantai 2 untuk menggendong adiknya ke UKS hanya karena tidak sengaja terkena tendangan bola, mana laki-laki yang tidak sengaja menendang bolanya mau diajak baku tonjok lagi.
(Y/n) merasa sifat siscon Muichirou makin menjadi-jadi, tapi (Y/n) rasa itu bukan terjadi tanpa penyebab. Bukan bermaksud menuduh, akhir-akhir ini dirinya memang merasa seperti dikutut, bukan-bukan itu terlalu berlebihan, hanya saja 3 hari belakangan ini dirinya banyak terkena sial. Contoh kecilnya buku didalam lokernya banyak menghilang, tidak sengaja terkunci didalam kamar mandi, paling parah hampir tersiram kuah panas saat di kantin. Mungkin memang hanya khayalannya saja tapi entah mengapa rasanya teramat sangat mengganjal.
"Dek.."
"Adek?"
"(Name).. hei!"
(Y/n) terlonjak kaget, ternyata goncangan yang diberikan Giyuu kepadanya cukup ampuh untuk membawa kembali arwahnya yang terbang entah kemana. Giyuu sendiri nampak khawatir, diusapnya pelan pipi gadis didepannya, memastikan kembali agar (Y/n) tetap fokus.
"Kok melamun? Makanannya ada yang ga enak?" Tanya Giyuu masih dengan kekhawatiran yang jelas di matanya. (Y/n) langsung menggeleng, berusaha memberikan senyumnya untuk mengurangi rasa khawatir milik pemuda dihadapannya.
Sepertinya dirinya terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu sampai-sampai tidak fokus begini. Mengusir hal-hal yang membuatnya overthinking, (Y/n) melirik jam di tangannya dan langsung menunjukkan kepada Giyuu.
"Udah 9.45 nih, katanya ada janji buat rapat. Gih sana sana," ucap (Y/n) langsung dihadiahi decakan dari Giyuu.
"Harusnya kamu pura-pura lupa aja tadi, biar kita bisa bareng sampe jam istirahat. Terus-"
"Iya terus kakak adu mulut lagi sama Kak Sanemi karena ga hadir rapat lagi?"
Raut wajah Giyuu semakin kusut, ini pasti ulah Sabito yang bermulut ember kepada gadis-nya, padahal saya mau sama kamu sampe jam istirahat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boi [KnY×Reader]
FanfictionInosuke yang barbar bisa kalem. Zenitsu yang penakut bisa pemberani. Tanjirou yang penyabar bisa jadi lebih penyabar. Kalo itu udah sama Tokitou (Y/n). Iya! adek kesayangan bang Mui itu segalanya buat mereka, ceilah. (Y/n) : Your name atau nama kamu...