Mundur

1.5K 33 0
                                    

WARNING
BIJAK DALAM MEMBACA
[JUST FIKSI]

Happy reading

--------------

"We both cowards aren't we?" Sang lawan bicara tersenyum tipis sembari memandangi langit dan suasana tenang pada malam hari itu. Enggan menengok ke arah lelaki manis di sebelah nya.Bukan karna benci,ia hanya kecewa dengan semesta, dan diri nya sendiri.Ia membenci semesta yang mempertemukan mereka.

"Maybe in another life" Lelaki tersebut menjawab dengan penuh hati hati,ia takut salah bicara.Ia hancur,ia membenci perasaan nya.

Chimon tergelak, belum menoleh ke arah lelaki di sebelah nya, berusaha menyembunyikan air mata yang sudah membendung pada matanya, mungkin jika ia berkedip sekali saja, bulir bulir kecil dari mata tersebut sudah membasahi pipinya.Tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan hal tersebut,ia tak ingin nanon melihat bahwa diri nya menangis.

Mungkin apa yang di katakan oleh nanon benar,mungkin.Mungkin mereka akan bertemu di kehidupan selanjutnya dan bersatu menjadi pasangan hidup.

Udara yang dingin,langit malam yang indah.Ahh itu tak sepadan dengan keadaan mereka saat ini yang penuh dengan kesedihan.Semesta seakan akan mengejek mereka.

"Non.." Mata nya memandangi langit malam, tangan nya ia gunakan untuk melipat kaki

"Hm?" Nanon berdehem, menoleh ke arah chimon.Ia memandangi wajah cantik lelaki itu.Ciptaan Tuhan yang indah.

"Jadi, semua itu omong kosong ya?" Nanon hanya terdiam menanggapi ucapan chimon, ia ingin menjawab hanya saja ia takut salah bicara, dan itu bisa menyakiti hati lelaki disebelahnya itu.Hingga pada akhirnya ia memilih diam sambil mendengarkan perkataan chimon.

"Nyata nya kamu nyerah.Bertahun tahun kita jalanin hubungan, kamu selalu bilang untuk tetap percaya satu sama lain,dan bilang kalau kita bisa ngelewatin semua nya bersama.Kamu yakinin aku, aku yang awal nya takut dan ragu menjalani hubungan, sampai aku yang akhirnyaa percaya sama kamu.Tapi sekarang apa?Kamu mundur, kamu mau ninggalin aku"

Selesai mengucapkan hal itu.Ia menoleh ke arah nanon, menatap lelaki tinggi di samping nya, menarik nafas panjang,"Kisah ini harus berhenti?"

"...Non kalau kamu pergi nanti siapa yang temenin aku,nanti siapa yang jagain aku.Kamu ga bisa ya kalau ga ninggalin chi?Kita ga bisa mulai semua nya dari awal?Chi janji ga bakal nakal lagi,chi janji ga bakal ngerepotin nanon lagi, ga bakal jadi anak yang ngambekan,chi masih punya banyak hal yang mau dilakuin bareng ama nanon, chi janji bakal berubah.Asal nanon terus sama chi, ga ninggalin chi.." Chimon meraih tangan sang dominan menggenggam nya dengan erat seakan akan tidakk mau kehilangan lelaki tersebut.

Tik

Tak kuasa menahan tangisan nya,hingga pada akhirnya air mata nya jatuh ke tangan nanon.Ia lelah harus berpura pura kuat.Ia benci menangis di hadapan orang yang ia sayang.Tetapi untuk kali ini, ia tidak bisa kehilangan sosok nanon dalam hidupnya."Non jangan tinggalin chimon,chimon ga mau nanon pergi, chi ga mau sendiri" Tangisan chimon semakin keras, membuat nanon merasa sesak pada dada nya, ia melukai lelaki manis nya, ia melukai semesta nya.

Nanon mengangkat badan chimon, memangku badan chimon sambil mengusap rambut belakang chimon, memeluk nya erat, sampai sampai mereka bisa merasakan degupan jantung masing-masing.Chimon tau kelemahan nya, nanon tidak bisa jika harus melihat chimon menangis, apalagi itu karna diri nya.

"Let me go,please.." Jawab nya singkat.Ia tidak mau terpancing kedalam setiap kalimat yang di utarakan chimon,dan setiap bulir bulir air mata yang jatuh dari pelipis mata chimon.

Jika semesta tidak mengizinkan mereka bersama, salah satu dari antara mereka harus mengalah bukan?Nanon memilih mengalah, ia memilih pergi dari hidup chimon.Kekasihnya berhak memiliki masa depan yang baik, jika ia terus bersama nanon, chimon tidak akan pernah berkembang, ia akan selalu bergantung pada nanon.Bukan karna tidak mencintai chimon, ia mencintai lelaki manis tersebut, ia hanya tidak ingin chimon terlalu bergantung pada diri nya hingga ia rela menyerahkan segala hidupnya pada nanon.Ia tidak mau itu terjadi.

Chimon menganggap nanon adalah semesta nya.Sosok yang mampu membuat diri nya percaya, sosok yang mampu membuat diri nya tak merasa sendiri lagi.Ketika semesta itu hancur, sudah tidak ada harapan untuk chimon hidup lagi, itu sebabnya ia selalu menggunakan waktu nya untuk nanon.Ia tak mau semesta nya itu pergi bahkan hancur.Ia bahkan rela jika harus memberikan nyawa nya untuk nanon.Semesta nya itu.

Sunyi. Kedua insan tersebut sibuk bergelut di pikiran nya masing-masing, dengan posisi yang masih sama, Nanon yang duduk dan chimon yang berada di pangkuan nya, meletakkan kepala nyaa di bahu nanon sambil memeluk erat nanon, serta menutup mata nya.Memikirkan semua yang terjadi, sambil menikmati suasana dingin, dan indah nya langit.Hingga pada akhirnya chimon membuka suara, membisikkan sesuatu kepada nanon.

"Stay here for a while"

End

-------------------------

Sorry klo g nge feel bru pertama kli buat angst

Mau ngasi tau hehe buat 'End off all' ku unpub krna bru dpt info klo loverukk g boleh dipake buat cerita' yng aneh' termaksut perselingkuhan, jdi ku unpub.Sempet mikir,bru juga publish udh di unpub aja wkwk. Sorry yaa╥﹏╥

Kemungkinan cuma book ini aja yg lanjut, oneshoot mh bisa aja lanjut.

Btw mau req? Ku open req buat isi book ini

[Oneshoot Namon/Chinon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang