Short story 2

281 30 0
                                    

"Wangji, kamu harus menjauh dari murid baru ini, namanya Wei Wuxian."

Lan Wangji mengerjapkan kedua matanya menatap pamannya bingung, tidak biasanya Lan Qiren malarangnya untuk mendekati murid baru.

"Dia anak nakal dengan perilaku yang tidak baik." Lan Qiren menghela nafas dengan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu ibunya dan dia sama dengannya, selalu tidak baik." Tegur Lan Qiren sekali lagi.

Lan Wangji dan Lan Xichen hanya diam mendengarkan ceramah panjang yang keluar dari mulut Lan Qiren dengan mengusap usap jenggot angkernya.

"Bisa hadir disini tidak baik untuk para mahasiswa kita, jadi kita perlu menjaga kewaspadaan." Jelas Lan Qiren.

"AHAHAHAHA!!"

Lan Wangji tidak mendengarkan Lan Qiren, perhatiannya teralihkan begitu mendengar sebuah tawa yang amat keras.

Sosok itu, Wei Wuxian yang tengah tertawa dengan memukul-mukuli teman yang berada disampingnya, Nie Huaisang dan Jiang Cheng.

Lan Wangji sedikit terkejut ketika ia dan Wei Wuxian saling bertatapan, lebih terkejut lagi ketika Wei Wuxian memberinya senyuman termanis yang pernah ia lihat.

Kedua telinganya memerah.

"Wangji, kau mengerti?" Tanya Lan Qiren.

Lan Wangji tidak menjawab, pikirannya telah tenggelam dalam dasar laut memikirkan sesuatu.

Lan Xichen tersenyum.  Ah, sudah terlambat, paman.

.

.

"Aku tidak pernah memiliki seorang teman." Ucap Lan Wangji.

Wei Wuxian mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, kemudian ia mengangkat sebelah tangannya setinggi tingginya. "Aku! Aku akan menjadi temanmu!"

Wei Wuxian tersenyum menunjukkan deretan giginya, membuat Lan Wangji semakin terpanah.

Lan Wangji berdehem. "Aku juga belum pernah memiliki seorang pasangan."

"......."




















End.

Mdzs on SosmedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang