Chapter II

1.3K 131 1
                                    

Jeno menarik nafas panjang setelah mengirimkan pesan berisi ucapan terima kasih kepada Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menarik nafas panjang setelah mengirimkan pesan berisi ucapan terima kasih kepada Renjun. Sesekali matanya masih menatap layar, membaca ulang pesan chat yang ia kirimkan.

Sejujurnya ia memang berniat mengajak Renjun bertemu akhir pekan ini. Jisung sudah menagih janjinya untuk bermain bersama Renjun. Tapi telepon dari sang ibu membuat rencana awal Jeno buyar.

Rencana play-date Jisung dengan Renjun pun berubah. Ia kini tinggal memikirkan, bagaimana menyampaikan maksud dari rencananya tanpa membuat pria mungil itu tersinggung.

"Ah, sudahlah. Kalo Renjun nggak mau, saya jujur aja sama ibu," pikir Jeno.

Tok..tok..tok..

Suara pintu diketuk membuyarkan pikiran Jeno. Ia sesaat lupa bahwa dirinya sedang bertugas di klinik hari itu.

"Masuk."

Bukan pasien yang datang, tapi sosok sang ibu dan Jisung.

"Ayaaaaaaaaaah!"

Jisung berteriak kegirangan karena bisa bertemu dengan sang ayah di jam kerja. Baginya, bertemu Jeno saat bertugas seperti petualangan baru. Jeno memang kadang mengizinkan Jisung untuk datang ke klinik.

Namun hanya di akhir pekan, atau menjelang ia pulang. Biasanya Jisung akan anteng duduk di Nurse Station, menonton Pororo sambil menunggu ayahnya selesai bekerja.

"Eh, ibu kok nggak ngabarin mau datang?"

"Ah, cuma ke sini sebentar aja. Tadi ibu ke rumah nyetok makanan di kulkas. Terus Jisung pengen jajan jeli, jadi ibu ajak ke mini market dan sekalian mampir ke sini deh."

"Ibu nih, Jisung jangan dikasih yang manis-manis terus ah. Bulan lalu aja sakit gigi."

Jeno memangku Jisung yang sudah asyik membuka bungkus jeli miliknya.

"Ga apa-apa, buat cucu kesayangan nenek."

"Ayah jeli dino." Jisung memperlihatkan permen jeli berbentuk dinosaurus kepada ayahnya.

"Iya sayang. Nanti pulang ke rumah jisung gosok gigi ya, biar nggak sakit gigi lagi kayak kemarin. Ok?"

"Oke!"

"Jadi kapan kamu mau ngenalin ibu ke pacar kamu? Dia udah dikasih tahu kan buat ikut Christmas eve di rumah kita?"

Jeno menelan ludah, gugup dengan pertanyaan sang ibu.

"Akhir pekan ini aku ketemu bu, nanti sekalian aja aku ngasih tau dia."

Mulut Jeno serasa ringan menyampaikan kebohongan kepada ibunya. Sedikit merasa bersalah, tapi ia lelah diberondong pertanyaan soal pasangan terus menerus.

Jeno sadar betul orang tuanya khawatir setelah ia bercerai dengan pasangan terdahulu. Terlebih sang ibu yang ingin Jisung punya orang tua kedua setelah Jeno. 

My Christmas Gift is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang