Terjadi lagi.
Aku berdiri di dalam ruangan yang tiap siswa berpikir bahwa ruang ini adalah ruangan paling horor untuk menapakkan kaki disini. Berdiri didepan seseorang yang matanya hampir saja keluar karena sedari tadi menatap ku amarah. Ya aku tau aku salah, tapi jangan menatapku seperti itu bisa tidak, Bapak?
"Saya bosan melihat kamu yang selalu masuk kesini" akhirnya beliau bisa membuka mulutnya juga setelah sepuluh menit kami bertatapan sengit
Aku memutar bola mataku jengah. Apasih? bisa tidak aku langsung dikasih surat peringatan saja dan keluar dari ruangan pengap ini?
"Saya gabisa semena-mena sekarang dalam memberikan surat peringatan. Ini sudah terhitung lima kali kamu berantam dengan teman-teman mu"
"Bukan teman saya, pak. Lagian siapa yang mau berteman sama berandalan satu itu"
"Harap jaga omongan mu. Orangtuanya donatur terbesar disini, tau kamu"
"Terserah, pak. Mau gimanapun saya memang ga akan bisa seperti si berandalan itu. Tapi saya harap bapak tidak secara kontras membandingkan yang utuh dengan yang sudah retak. Jelas beda pak"
Aku keluar dari ruangan konseling dengan langkah kesal dan emosi yang tak stabil. Ada apa dengan diriku?
Apa kisah lama akan terulang kembali?
o-o-o
Langkah kaki ku terhenti pada rumah yang didominasi warna putih dan hitam. Dengan konsep minimalis, rumah ini berhasil menjadi rumah yang paling mewah dibandingkan rumah di sekitarnya. Aku yakin pasti mereka yang berada atau disekeliling rumah ini merasa bahwa apa yang tampak diluar mempresentasikan apa yang ada didalamnya.
Rumah ku.
Sebenarnya definisi rumah itu apa? Berselancar sebentar di internet membuat ku tau bahwa rumah adalah tempat melepas penat, tempat membina rasa kekeluargaan serta tempat berlindung dari segala yang menyeramkan yang berasal dari luar rumah.
Sedikit melihat definisi tadi membuatku berdecih mual membayangkan apa yang terjadi sebenarnya.
Walau aku tau sebenarnya ini akan membuka rahasia dapur, rumah ku bukanlah seperti definisi yang tadi aku dapatkan. Rumah yang aku tempati memiliki arti lain. Retak. Mungkin arti ini bisa mendefinisikan sementara sebelum aku mendapat definisi yang lebih pas.
Bang Alby sebagai anak pertama yang selalu sibuk dengan hidup nya, kuliah-organisasi-kuliah -organisasi. Aku sebenarnya tak mempermasalahkan itu, tapi, aku bingung dengan kesibukannya apakah dia tak merindukan istirahat panjang nya?
Mbok Ayu yang membantu merawat rumah, membersihkan, menyiapkan makanan, segalanya yang berhubungan dengan itu.
Aku, Suwara Asnan. Sekarang sedang menempuh pendidikan menengah atas di tahun akhir sekolah. Pernah merasa cukup dan bahagia pada masanya, tapi untuk masa sekarang aku mengurungkan untuk melakukan hal tersebut. Entah apa alasannya, aku tak begitu paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Power Of Love || SVT LOKAL
FanfictionTiap-tiap kisah yang tertuang, selalu ada manfaat didalamnya. Untuk semua orang yang terlibat, tempat-tempat yang di pijak, lembar halaman yang menjadi teman. semoga senantiasa menjadi bagian dalam hidup. Kisah ketiga belas daksa yang siap menemani...