BAGIAN SATU

72 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian satu: kata bunda, selagi kita masih manusia, menangis itu hal wajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bagian satu: kata bunda, selagi kita masih manusia, menangis itu hal wajar.

Bagian satu: kata bunda, selagi kita masih manusia, menangis itu hal wajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 2010.

"JAY!"

Suara teriakan yang baru saja menggema dari luar membuat si pemilik nama menghentikan kegiatannya secara spontan. Ia menoleh pada pintu gudang yang masih tertutup, tubuhnya mendadak gemetar.

"JAYDEN! KELUAR LO ANAK SIALAN!"

Ia berdiri dari duduknya. Menarik kain putih yang menutup sebagian badan piano berwarna hitam di depannya untuk lantas menutup sebagian lagi badan piano yang tidak tertutupi.

Tangan, kaki serta seluruh bagian tubuhnya sudah bergetar hebat. Mata anak laki-laki itu bergerak, memandangi seisi gudang dengan dilingkupi perasaan cemas. Dalam hati terus berharap rasa takut yang tiba-tiba saja hinggap, menghilang secepat mungkin.

Ceklek!

Sebelum pintu gudang terbuka lebar, langkah kakinya terlebih dahulu bergerak ke samping lemari yang berada di pojok ruangan. Ia menempatkan tubuh mungilnya diantara dinding dan lemari usang yang sudah lama berada di gudang.

NAVILLERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang