9. Mulai terbiasa dengan April

37 4 3
                                    

"Lio! Lio! Lio!" Seru April yang baru saja terlihat masuk ke dalam kelas. Gadis itu berlari kencang hingga di bangku Lio.

"Apa nih?" Bingung Lio.

April menyengir. "Gue duduk sini lagi yaaa." Katanya dengan tampang memohon.

"April.." desis Lio. "Lo bilang lo mau berkelana, kenapa sama gue mulu sihhhh." Lanjutnya dengan raut kesalnya.

April mengusap lehernya, terkekeh. "Ya habisnya seru aja tiap hari debat."

Lio menyipitkan matanya malas. "Gue yang males debat, orang tiap kali ngomong, bagi lo gue salah!
Ya udah, duduk."

Mata April seketika berbinar. Cepat-cepat ia duduk, langsung menyiapkan buku-bukunya di atas maja.

"Topik debat hari ini?" Tanya Lio. Sebenarnya apa yang dia pikirkan. Baru saja bilang tak suka berdebat, justru bertanya topik debat.

"Ntar aja. Kalau ada jam kosong." Ujar April.

"Ya udah. Kalau gitu duduk sini waktu jam kosong aja!"

April membuat raut aneh. "Yaaaa... Gue titip tas."

April pindah duduk di samping Feren hingga istirahat pertama berakhir. Berlanjut dengan duduk bersama Putri untuk pelajaran Bahasa Indonesia, dan duduk bersama Marcello untuk pelajaran bahasa Inggris.

April meremas perutnya, lapar. Marcello menyadari itu.

"Lo gapapa?" Tanya Marcello.

April meringis. "Menurut lo?"

"Hahaha. Lo ga baik-baik aja."

April menggoyang-goyangkan jari telunjuknya di depan Marcello. "Salah. Gue baik-baik aja. Laper doang."

Bel istirahat ke dua berbunyi beberapa detik setelah April mengucapkan keluhannya.

"Pril, kantin yuk!" Ajak Mita.

"Iya. Bentar, ambil uang."

Setelah kisahnya dengan tiga teman cerdasnya kandas, perlahan ia membuka diri untuk Margaretha dan kawan-kawannya.
Entahlah sudah berapa kali April ikut berkumpul bersama di kost Margaretha, akhirnya ia mulai terbiasa dengan mereka, justru kini sangat dekat.

"Katanya ke kantin, kok ke kopsis?" Bingung April ketika Margaretha bersiap memasuki KOPSIS.

"Bet-nya dia masih bet kelas 10. Tadi Pak Ben suruh ganti." Jelas Vernanda, menyilangkan kedua tangannya di dadanya.

Margaretha menggeret Mita dan Feren untuk ikut bersamanya masuk ke dalam koperasi siswa. Vernanda, Putri, Yohana dan April dapat dengan jelas mendengar omelan ibu penjaga kopsis pada Margaretha yang baru mengganti bet-nya setelah hampir satu semester naik kelas. Lima siswi di luar kopsis hanya dapat terkikik geli, terutama ketika melihat raut kusut Margaretha ketika keluar.

"Nanti ke kost ya. Nonton bareng kita. Yohana udah siapin nonton fifty shades of grey." Bisik Feren sambil terkikik, mengambil beberapa bungkus camilan kecil.

April mengernyit, tak asing dengan judul film yang baru Feren sebutkan. Sedangkan yang lain ketika mendengar itu, senyuman seringai tercipta di wajah mereka.

"Ahahhahaa! Bagus! Bagus! Gue suka yang beginian." Seru Margaretha semangat.

"Wait... Itu bukannya film..." April tak melanjutkan, ia tersenyum menyeringai, menatap teman-temannya penuh arti. Dan temannya membalas dengan senyuman dan tatapan yang sama.

"Oke! Kita nonton ituuu!" April antusias mengangkat tangannya yang tergenggam.

"Ayo balik kelas! Mendung nih!" Ujar Putri, menyadari awan yang tiba-tiba menggelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Hatezone to Friendzone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang