Sabtu malam jam 11 kafe sudah mulai dipadati pengunjung. Ruby sudah selesai menyanyikan 5 lagu yang dia buat menjadi panjang mendayu seperti biasa.Itu harus menjadi sebuah kepiawaian seorang penyanyi jika ingin mengulur waktu atau saat dia mulai kelelahan.
Obrolan sedikit dengan pengunjung dilakukan agar dia bisa istirahatkan pita suara sejenak seraya mengakrabkan diri dengan penonton. Toh musisi pengiring juga senang kalau sesi mengobrol tiba.
Mereka bisa rehat sebentar sebelum melanjutkan tugas mereka."Oke, kita lanjut, yah!" Ruby mulai posisi bernyanyi. Tangan meraih mic. "Lagu ini untuk kalian yang sangat fokus dalam memandang hidup. Atau... memandang saya? Hihi..." Dia memang paling cerdas mengaduk emosi penonton.
Terbukti dengan beberapa erangan dan celetukan jahil dari beberapa sudut. Tentu saja suara itu didominasi suara pria.
Sampai saat ini belum pernah ada wanita yang mengejar Ruby. Kalaupun mereka menonton pertunjukan Ruby, hanya ada beberapa opsi. Pertama, diajak teman lelaki atau pasangan mereka. Kedua, sedang suntuk dan butuh hiburan. Ketiga, dia penikmat musik sejati yang suka berkelana dari satu kafe ke kafe lain yang memiliki live music band.Sudut mata Ruby terarah ke pria misterius yang lagi-lagi duduk di dekat panggung. Masih juga sendiri saja ditemani bir dan camilan seadanya.Pria itu amat sangat tampan, sungguh mirip dengan rupawan seorang artis terkenal atau seorang idol yang digilai para gadis.
Si tampan itu selalu saja duduk tenang di mejanya tanpa pernah berkata atau menyuarakan sesuatu seperti layaknya pengunjung lelaki lain yang terkadang kehilangan ketenangan mereka jika dipancing oleh geliat tubuh Ruby atau sekedar kerlingan matanya saja.
Lelaki ini terlalu elit. Atau sebenarnya dia frigid? Atau lebih parah lagi... dia sebenarnya tuli?
Tak lama, lagu My All yang penuh dayu dan syahdu milik Mariah Carey pun mengalun indah meski dibawakan secara santai Setelah itu berlanjut ke sebuah tembang Cina klasik yang merayu manja dengan pembawaan Ruby
Mendekati tengah malam, Ruby kembali menggelar sesi bincang-bincang dengan penonton. Ia biasanya tak menanggapi pertanyaan jahil seperti hal-hal berbau privasi.
Ia lebih meladeni obrolan umum mengenai apa yang sedang tren atau sedang dibicarakan orang banyak Selesai sesi mengobrol, ia melanjutkan menyanyi.
Tembang lawas milik ABBA dia nyanyikan dengan apik tanpa cacat. Ruby pantas menjadi penyanyi ternama Namun dia sadar, dia sudah tidak secemerlang penyanyi kini yang muda belia. Umur Ruby sudah menapak 28 tahun meski tidak terlalu kentara.
Tentu takkan ada yang mempercayainya jika dia mengungkap umur sebenarnya dia. Itu karena dia pandai merawat penampilan dan selalu menjaga apa yang dia makan secara teratur.
Sebagai penyanyi yang hanya menggantungkan kehidupan dari mengolah vokal, Ruby secara alami tidak menyentuh rokok ataupun minuman alkohol. Dia hanya meneguk sedikit minuman keras bila di momen-momen yang paling spesial saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Jennie
Fanfiction21+ Cinta itu buta dan tuli. Memang. Karena, jika cinta tidak buta dan tuli, maka itu bukan cinta, tapi LOGIKA." Vincent sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah ci...