17. Akan kuhancurkan.

1.2K 222 4
                                    

Part belum di revisi.
Typo bertebaran.

Happy reading.

***




Mobil Ernest telah terparkir di E. V. Company. Ellina turun saat Ernest membukakan pintu mobil untuknya. Mereka berjalan beriringan hingga memasuki perusahaan. Semua karyawan yang baru saja datang pagi ini tertegun. Mata mereka seakan tak percaya. Bos mereka, datang ke perusahaan dengan seorang gadis cantik. Dan mereka terlihat sangat dekat.

Desas desus pun berhembus cepat. Semua mata menunduk saat Ernest melewati semua karyawan. Memasuki lift dan membiarkan Ellina berdiri di sampingnya. Namun tiba-tiba sebuah tangan menghadang pintu lift hingga kembali terbuka. Wajah Zacheo menyambut dengan riang. Ellina tersenyum hangat saat Zacheo berdiri di sampingnya. Sedangkan Ernest merasa tak suka akan kehadiran Zacheo.

"Selamat pagi, Nona." sapa Zacheo hati-hati. "Aku tak tahu jika Nona akhirnya memutuskan untuk datang ke perusahaan,"

Ellina menoleh, tersenyum tipis dan menatap Zacheo sesaat. "Kurasa aku harus tahu dan memilih orang-orangku sendiri."

Zacheo terkesiap. Jika gadis di sampingnya memikirkan ini, itu berarti perusahaan benar-benar akan berkembang ke perangkat lunak mobile dan berpartisipasi dalam lomba yang di adakan L. V. Technology. "Memilih orang?" tanya Zacheo memastikan.

Ellina mengangguk. "Aku tak bisa bekerja sendirian. Aku lemah di bidang programer. Dan untuk membuat satu perangkat lunak kita membutuhkan programer handal. Aku akan memperkuat pertahanan agar tak dapat di retas oleh pihak manapun. Lalu setiap mereka memilih berselancar dengan perangkat kita, mereka tak akan mengalami kendala jaringan atau pun gangguan lainnya."

Mendengar itu, wajah Ernest begitu puas. Seperti yang di harapkan olehnya, gadis di sampingnya benar-benar memiliki potensi dan cara pikir yang luas. Ia bahkan baru tahu bahwa gadis di sampingnya telah memikirkan semuanya. Hatinya begitu riang, hingga ia menoleh dan bertanya pelan.

"Apa yang kau butuhkan untuk makan siang?"

Zacheo yang mendengar pengalihan pembicaraan itu dari bosnya menoleh.

Ellina mengernyitk namun otaknya berpikir cepat. Ia tersenyum simpul lalu berkata, "Aku belum memikirkannya. Aku akan meminta padamu jika aku telah memastikan."

Zacheo hanya bisa menatap ke depan. Ia sungguh sadar bahwa perbincangan antara kedua orang di sampingnya tak pernah biasa. Baginya, mereka selalu menggunakan bahasa kiasan ringan untuk menunjukkan hal-hal besar. Dan kali ini pun firasatnya sama. Ia sangat tahu, bahwa bosnya mulai memberi kode untuk kemudahan Ellina yang lainnya.

"Kita sampai, Tuan." Zacheo keluar terlebih dahulu saat lift berhenti dan mengulurkan tangannya untuk menunjukkan jalan.

"Atur rapat segera. Aku akan menyusul. Kau temani Ellina dan atur meja untuknya di ruangan rapat." perintah Ernest sambik berjalan melewati Zacheo yang mengangguk.

Ellina mengikuti Ernest namun kemudian terhenti dan menatap Zacheo. "Apakah dia selalu seperti itu?"

Zacheo tak tahu harus mengatakan apa, namun ia mengagguk. "Tuan muda selalu profesional dalam urusan pekerjaan."

Ellina menarik dua sudut bibirnya ke bawah sedikit. Mengangguk dan mulai berjalan. "Jadi di mana ruangan rapatnya?"

"Lewat sini, Nona. Nona bisa menunggu di sini terlebih dahulu, saya akan mengabari devisi IT dan menyiapkan bangku untuk Nona."

Ellina mengikuti langkah Zacheo dan memasuki sebuah ruangan. Itu adalah Zacheo. Ia duduk di sebuah kursi hitam dan mulai memutar-mutarkan kursi. Menatap berkas-berkas yang tertata rapi dan sebuah layar monitor komputer yang tengah tertidur. Sudut bibirnya berkedut, ia tersenyum sebelum tangannya meraih mouse dan keyboard untuk menghidupkan komputer. Selanjutnya, tangannya mulai berselancar dengan cepat. Secepat informasi yang ia dapatkan dari internet.

Nightmare Cinderella.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang