Seperti hari hari biasa, xiao pergi ke kampus dan zhongli pergi perpustakaan kota
Seperti biasa ia melewati pohon sakura yang tengah berguguran di depan perpustakaan sampai matanya melihat sebuah sosok yang tak asing baginya
"Tartaglia" Guman zhongli, seketika ingatannya tentang orang yang sangat ia sayangi terlintas di otaknya
Bagaimana senyumannya, tingkahnya, marahnya dan saat saat terakhirnya. Zhongli pikir ia sudah melupakan kejadian beratus tahun lalu namun saat ia melihat sosok itu zhongli mengingatnya dengan jelas membuat kesedihan yang sudah ia pendam lama muncul kembali
"Kak zhongli?..." Zhongli menengok ke sisi kanannya, xiao yang memanggilnya ntah kenapa anak itu bisa ada disini
"X-xiao? Kenapa disini? Kan kamu harusnya sekolah" Tanya zhongli berusaha menenangkan diri
"Sekolah bakal di renov kak, jadi pulang cepet untuk sesi belajar berikutnya akan di lakukan online" Ucap xiao, niatnya ia akan ke perpustakaan untuk terus belajar
"Oh begitu ya, ya udah kakak ga jadi ke perpus mau pulang kamu mau ikut?"
"Aku mau belajar kak di perpus, kakak ga enak badan?" Xiao agak kawatir, ia tau sejarah dari zhongli dan ia pikir ini sudah waktunya zhongli untuk pergi
"Engga kok, kakak lupa bawa dompet aja makanya mau pulang" Alasan zhongli, ntah kenapa ia takut bertemu oleh orang tadi
"Perpus kan ga bayar kak, jujur sm xiao" Ucap xiao semakin kawatir, menatap zhongli menunggu akan jawaban yang relevan
"Kakak ke perpus mau pinjam buku trus ke cafe beli kopi xiao, kakak jujur kok"
"Oke aku percaya, hati hati ya kak aku duluan" Xiao pamit lalu pergi masuk ke perpus
Setelah xiao pergi zhongli benar benar pulang apartemen namun bukan untuk mengambil dompetnya, kebetulan tanpa ada hujan dan badai ia yang biasanya lupa membawa dompet hari ini membawanya.
Sampai dirumah zhongli masak untuk makan siang karena biasanya ia makan sendiri berhubung xiao pulang cepat jadi ia pikir xiao akan makan dirumah, selesai masak ia pergi ke kamarnya dan duduk di pinggir kasurnya
Di dompetnya terdapat sebuah kertas lusuh yang sudah berumur samadengannya, zhongli membuka lipatan kertas tersebut
Terlihat sebuah lukisan dirinya dan tartaglia, ia sudah berkali kali meminta beberapa pelukis untuk melukis ulang lukisan ini namun tak ada yang bisa karena lukisan yang sudah terlalu tua garis lukisannya pun hampir tak terlihat dan sangat sulit untuk di lukis ulang
"Jika dia benar benar reinkarnasinya apakah ia mengingatku?" Banyak sekali pikiran di kepala zhongli, sekali lagi ia ingin berbicara pada tartaglia namun hal itu mungkin mustahil, wajah mereka bisa sama namun bukan berarti itu adalah tartaglia yang ia kenal
Tok' tok'
"Kak... Ayo makan bareng" Xiao mengetuk pintu kamar zhongli karena ia tau keseharian zhongli dimana saja
Zhongli mendengar xiao segera menaruh lukisan itu di meja samping dompetnya lalu keluar dan makan siang bersama xiao
Di meja makan zhongli sering melamun, xiao yang memperhatikan sesekali menegur zhongli, tak biasa zhongli begini xiao jadi teringat cerita temannya yang bercerita tentang tanda tanda orang mau meninggal
Xiao jadi kawatir, ia tak ingin sendirian lagipua yang melakukan pekerjaan rumah selama ini zhongli dirinya hanya fokus belajar
"Kak... Jangan ngelamun terus" Tegur xiao yang mendapati zhongli sedang menatap kosongke televisi yang ada di depannya
"A-ah.. Iya maaf xiao" Zhong melanjutkan makannya sedikit lalu membereskannya walau hanya makan setengah porsi yang ia ambil
"Kakak sepertinya banyak pikiran, ada apa?"
"Tidak... Hanya saja teringat mendiang suamiku, yah walaupun aku tak tau dimana ia terkubur sekarang" Zhongli tersenyum miris, sebenarnya zhongli tau dimana letak tartaglia di makamkan namun ia berbicara seperti ini agar xiao berhenti kawatir dan mengubah rasa kawatirnya dengan kasihan
"Aku bisa minta bantuan temanku untuk mencari makamnya kak, jangan sedih begini" Xiao meletakkan piring kotornya dan memeluk zhongli dari belakang
Orangtua xiao meninggal karena kecelakaan mobil tepat saat xiao baru lahir jadi sedari bayi xiao sudah di rawat oleh zhongli dan xiao menganggap zhongli adalah ayahnya
"Tidak perlu xiao, aku sudah janji kepada buyutmu untuk segera melupakannya dan bergerak maju, tenang saja" Zhongli memutar badannya memeluk balik xiao dan mengelus kepalanya
Sungguh anak yang dingin namun penyayang.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Du bist es <<TARTALI>>
Fanfictiondulu makhluk yang di sebut "setengah manusia" hidup berdampingan bersama manusia yang benar benar manusia tanpa campuran darah dari siapapun ataupun apapun legenda yang melekat di jaman itu cukup kuat salah satunya adalah legenda jika kau memakan da...