02

19 5 15
                                    

Typo bertebaran!!!

Jangan lupa tekan tombol vote biar nggak kelupaan karena terlalu keasyikan baca.

Happy reading guys

✧༺♥༻✧

Janganlah kamu menangis. Karena tangisanmu itu berisik.
~Sisilia~

✧༺♥༻✧



Suasana kantin sangat padat karena banyaknya siswa-siswi yang berebutan untuk mendapatkan makanan lebih dulu.

Kini, Sisil sedang menunggu Gibran yang tengah memesan 3 mangkuk ramen untuknya. Ya, Sisil benar benar menagih perkataan Gibran. Sisil adalah tipe orang yang sering lupa pada janjinya, namun selalu mengingat apa yang orang janjikan kepadanya.

BRAAKKK

Suara gebrakan meja mengejutkan seluruh orang di kantin. Terlihat 6 orang lelaki dengan gaya bad nya. Dipimpin oleh seorang lelaki berwajah datar yang kini sedang menatap tajam kepada Sisil.

"Kok lo ganteng?" sisil bertanya tanpa sadar.

"Pergi lo dari bangku gue"

Bukannya menjawab sisil, lelaki itu malah mengusir Sisil. Sisil yang tidak terima pun langsung bangkit berdiri. Tangan kirinya diletakkan di pinggang, dan tangan kanannya menunjuk wajah lelaki tadi.

"Lo siapa seenaknya ngusir gue? Lo pikir gue takut sama lo, hah?!"

Dengan kasar, lelaki itu langsung menepis tangan Sisil yang berada didepan wajahnya. Aura disekitar mereka terasa mencekam. Tidak ada siswa-siswi yang berani membuka suara hingga kedatangan Gibran yang melerai mereka berdua.

"STOP!!"

"Fan, gue minta maaf atas nama adek gue. Dia masih baru disini, jadi dia nggak tau tentang meja kita" ucap Gibran meminta maaf.

"Lo apa-apaansih bang, bangku ini kita duluan yang nempatin." protes Sisil.

Gibran menarik lembut tangan Sisil dan mendudukkan Sisil di bangku yang bersebelahan dengannya. Diikuti oleh ke-enam pria tadi yang ikut duduk dalam satu meja bersama Gibran dan Sisil.

Ke-enam pria tadi menatap kearah Gibran dengan tatapan penuh tanda tanya. Mereka menerka-nerka siapa gadis yang dibawa oleh Gibran. Setahu mereka, Gibran adalah tipe orang yang cuek pada gadis-gadis. Karena tidak sabar, seorang lelaki berambut ikal langsung mengajukan pertanyaannya.

"Ni cewek siapa lo, sih? Bukannya lo nggak doyan cewek?" lelaki berambut ikal itu bertanya.

Plakk

"Sembarangan aja lo kalo ngomong. Kenalin, ini adek gue. Namanya Sisil." dengan malas, Gibran memperkenalkan Sisil kepada teman-temannya.

"Wiih, kenalin dek, nama abang Zaiden, biasa dipanggil sayang" lelaki berambut ikal tadi memperkenalkan diri sambil mengedipkan matanya.

"Salken, Sisil"

"Gue Galang"

"Nama gue Rafka"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SisiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang