Jam pelajaran hari ini telah selesai, Renata merapikan bukunya. Ia bersiap untuk pulang. Tak lupa memakai earphone agar tidak ada yang mengganggu pikirannya.
"Hai" Suara seseorang memanggil Renata, namun ia tak mendengarnya. Renata hanya fokus berjalan melewati bangku Rio.
Renata terhenti dan melepas earphonenya ketika ada yang menarik jaketnya,
"Eh iya ada apa?"
"Salam kenal Ervan." Ucapnya sembari mengulurkan tangan.
Renata meraih tangan Ervan,
"Renata." Ucapnya sembari tersenyum manis.
"Rumah lo dimana?" Tanya pria blasteran tersebut.
"Ah rumah gue di jalan anggrek."
"Wih kebetulan rumah gue ga jauh dari sana, gimana kalo kita pulang bareng?" Tawarnya pada Renata sembari memperlihatkan gigi taringnya.
Rio yang sedari tadi masih duduk dibangku, tiba-tiba ia lewat ke tengah jalan diantara Renata dan Ervan.
"Permisi." Ucap Rio memperlihatkan wajahnya yang sedikit songong.
Renata dan Ervan memandang Rio yang sedang berjalan menjauh, mereka bingung dengan tingkah ketua osis tersebut. Padahal jalan sangat luas mengapa ia memilih jalan tengah.
"Ish." Gumam kesal Renata terdengar oleh pria yang sedang berbincang dengannya.
"Udah dia emang ketua osis yang nyebelin."
Renata hanya mengangguk dan menghela nafas kesal.
"Gimana?" Tanya Ervan sembari menaikkan alisnya.
"ga ngerepotin nih?"
"Ngga dong yaudah ayo."
Renata mengiyakan ajakan tersebut dengan menganggukan kepalanya, dan tersenyum.
Mereka berdua sampai di parkiran, Ervan mengeluarkan motor ninja merah miliknya dan memberikan helm pada Renata.
Namun pada saat Renata memakai Helm tiba-tiba ada bola basket menghantam keras kepalanya.
"Aw!" Teriak Renata yang terjatuh, Ervan segera turun dari motornya dan membangunkan Renata.
"Eh gapapa?" Tanya Ervan sembari menyentuh bahu Renata.
"Engga, gue gapapa kok."
Tiba-tiba seseorang menghampiri dan mengambil bola basket.
"Lo gapapa?"
Renata mencoba melihat ke arah suara yang mungkin ia sudah mengetahui siapa orangnya,
"Eh lo kalo gasuka sama gue jangan gini dong."
"Maaf, gue ga sengaja." Ucap Rio dengan wajah bersalah.
"Lo kalo emang gamau temenan atau benci sama gue, lo bisa diemin gue gausah pake cara sengaja lempar tuh bola." Jawab Renata ketus.
Sedangkan Ervan hanya menyimak percakapan Renata dan Rio.
"Udah ayo."
Renata dan Ervan pergi dengan motornya meninggalkan Rio, sedangkan Rio masih berdiri membeku melihat motor Ervan pergi.
"Duh tu cewe cantik tapi galak bener." Ucapnya sembari memainkan bola basket kembali ke lapangan.
****
Renata saat ini sedang menikmati pemandangan jakarta di sore hari, tak begitu macet dan senja yang menghiasi selama perjalanannya dengan Ervan.
"Ren, lo gapunya cowo kan?" Tanya Ervan memecah keheningan.
"Engga, kenapa?"
"Ah iya, gue cuman takut nanti pacar lo mikir macem-macem."
Renata tersenyum kemudian menjawab hal tersebut diluar dugaan Ervan,
"Gue gapernah pacaran van."
Ervan terdiam dan melihat wajah Renata yang menurutnya sangat mempesona melalui spion motor milikinya.
Sesampainya dirumah Renata,
"Ayo masuk dulu!" Ajaknya.
Ervan melihat sekeliling rumah Renata yang sangat luas dan megah.
"Lain kali deh gue mampir ya." Jawab Ervan sembari tersenyum.
Renata menganggukan kepalanya,
"Oke makasih banget ya, hati-hati di jalan." Ucapnya sembari mengembalikan helm Ervan.
Ervan pun pergi melaju dengan sangat cepat.
****
"Renata pulang." Teriaknya sembari duduk di sofa ruang tamu dan merebahkan sedikit badannya.
Bi lastri menghampiri dan membawa secangkir susu hangat.
"Ini non diminum." Ucapnya sembari menaruh diatas meja.
Renata membuka matanya,
"Makasih bi." Ia langsung meminumnya.
"Mau bibi buatkan apa untuk makan malam?"
"Ah nanti aja deh bi, oh iya papah jadi pulang ga hari ini?"
"oh ya non, tadi bapak bilang masih banyak urusan pekerjaan jadi kemungkinan minggu depan bapak kembali ke indonesia.'
Renata terdiam dan menyimpan gelasnya dimeja,
"Oh gitu ya bi, oke makasih banyak Renata pergi ke kamar ya." Ucap Renata sembari menunjukkan senyum kecewanya.
Renatapun pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Sedangkan bi Lastri hanya menatap dari kejauhan sebab bi lastri amat mengetahui bahwa gadis cantik ini adalah seseorang yang kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
'JEJAK'
Romance"Anj*ng lo! Perempuan sialan!" Teriak seorang pria pada kekasihnya. "Enough." -Renata "Saya janji, bakal buktiin bahwa dunia ga sejahat itu sama kamu." -Dirga (This story about toxic relationship, and contain about Voilent) (Update every saturday✨)