Renata sedang fokus memperhatikan pelajaran bahasa inggris kesukaannya, baginya bahasa inggris merupakan pelajaran yang sangat menarik.
Ervan yang duduk bersebrangan dengan Renata tak memalingkan pandangannya. Renata memanglah gadis yang memiliki fisik yang menarik. Tak lagi kecerdasan otaknya dalam memahami pelajaran.
"Ada yang bisa menjelaskan tenses di depan?" Tanya Bu dinda guru pelajaran bahasa inggris.
Renata mengacungkan tangannya,
"Saya bu."
Semua mata melihat ke arahnya, ia mulai melangkahkan kakinya menuju papan tulis.
"Tenses merupakan kalimat yang menunjukkan suatu kejadian berdasarkan waktu."
Renata menjelaskan dengan sangat terampil, membuat Rio salah satu siswa pintar di kelas tersebut sedikit kesal.
"Baik Renata, bagus sekali."
Renata pun kembali ke tempat duduknya.
Rio menatap setiap langkahnya dengan sinis, berbeda dengan Ervan ia menatap dengan mata berbinar. Rasanya Ervan telah jatuh hati pada siswi baru tersebut.
Jam istirahat berdering, semua murid meninggalkan kelas menuju kantin. Pada saat Renata hendak pergi ada tangan yang menahannya.
Ia menatap ke arah orang yang menariknya, dan orang tersebut adalah Rio.
"Apaan sih?' Tanya Renata
"Gausah so pinter."
Renata membelakkan matanya kaget, mengapa bisa pria menyebalkan itu berkata seperti itu.
"Lo gajelas." Ucap Renata sembari mencoba melepaskan tangannya dari Rio yang sangat menggenggam erat.
"Sakit." Ucap Renata
Ervan melihat itu dan langsung memisahkannya,
"Lo apa-apaan kasar sama cewe." Ucap Ervan sembari melepaskan tangannya.
"Mau jadi jagoan?" Tanya Rio mengangkat kepalanya dengan tatapan meremehkan.
"Lo yang so jagoan." Ucap Renata kesal dan menarik Ervan keluar kelas agar tidak melayani ketua osis tersebut.
****
Di kantin, Renata dan Ervan menuju salah satu meja dan memesan dua mangkuk baso, juga jus mangga.
"Ren lo gapapa?" Tanya Ervan khawatir.
"Engga gue baik-baik aja, emang nyebelin banget sih tu anak."
"Udah pokonya gue janji, bakal jagain lo." Ucap Ervan.
Renata sedikit terdiam mendengar ucapan temannya yang baru saja satu minggu ia kenal.
Ervan tersenyum,
"Gausah kaget gitu dong, kan tugas temen emang gitu."
Renata menghembuskan nafas lega mendengar ucapan temannya. Karena ia trauma dengan sahabatnya dulu yang diam-diam menyembunyikan perasaan padanya. Dan berakhir menjadi orang asing.
Ketika mereka sedang menikmati makanan, ada seorang wanita menghampiri mereka.
"Hai, boleh gabung?" Tanya wanita dengan gigi kelinci tersebut.
"Boleh." Ucap Renata.
"Loli." Ucapnya sembari mengulurkan tangannya.
Renata meraih dan memperkenalkan juga namanya,
"Renata." Ucapnya sembari tersenyum.
Ervan hanya menyimak perkenalan mereka, karena loli dan Ervan sudah saling mengenal.
Mereka berbincang untuk saling mengenal lebih dalam.
****
Pembelajaran hari ini telah selesai, Loli menghampiri meja Renata untuk mengajaknya pulang bersama.
"Ren, balik bareng yu?"
Renata menganggukkan kepalanya. Loli akan menjadi teman wanita pertamanya di sekolah baru.
Mereka berdua sedang bercanda dan tertawa menuju parkiran, namun tiba-tiba suara menyebalkan terdengar dari belakang.
"Hei cewe sombong."
Renata menghentikan langkahnya, tetapi tidak menghadap ke arah suara.
Loli mengangkat alisnya memberi tanda bahwa ada Rio di belakang Renata.
Renata membalikkan badannya,
"Apalagi?" tanyanya dengan nada yang sangat lembut. Kali ini ia tidak memiliki tenaga untuk berdebat.
Rio kaget dengan respon renata yang berbeda dari biasanya,
"Lo."
"Gue kenapa?" Tanya Renata dengan wajah bingung.
"Lo jelek." Ucap Rio sembari meninggalkan Renata kembali ke lapangan basket.
"RIO!" teriak renata kesal.
Namun ketua osis tersebut malah tersenyum mendengar Renata kesal karena tingkahnya.
"Suka lo kali Rio." Ucap Loli dengan wajah menggoda.
"ih apaan ngaco."
Loli hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'JEJAK'
Romance"Anj*ng lo! Perempuan sialan!" Teriak seorang pria pada kekasihnya. "Enough." -Renata "Saya janji, bakal buktiin bahwa dunia ga sejahat itu sama kamu." -Dirga (This story about toxic relationship, and contain about Voilent) (Update every saturday✨)