No Regret. 2

3.4K 312 39
                                    

Dan disinilah Sunoo, diatas altar dengan gaun yang menjulang indah. Sayangnya riasan make up cantik itu tak nampak indah karena air mata yang sedari tadi mengalir. Sunoo tak menyangka hari ini tiba, seharusnya jadi hari bahagia Sunoo.

Tapi Sunoo tak bahagia, dulu Sunoo selalu menanti hari ini tiba. Tapi setelah hampir melewatinya, Sunoo merasa semuanya sangat berat.

Sunoo dengan lekas menghapus air matanya ketika seseorang memperhatikan nya, dia Heeseung dengan setelan putihnya. Meski hari ini berat, Sunoo mengakui Heeseung yang tampan berkali lipat dengan tampilannya ini.

Heeseung tadinya tersenyum, tapi setelah melihat mata merah dan sembab itu senyumnya luntur.

"Tersenyum lah, acara ini tak akan lama"

Sunoo mengangguk, belum menyadari perubahan raut Heeseung.

Pernikahan mereka tak mengundang banyak orang, hanya keluarga dan kerabat dekat. Acara selesai begitu saja, dan saatnya Heeseung membawa Sunoo kerumah nya.

"Ini kamar kamu, bisa dilihat terlebih dahulu. Jika tidak suka kita bisa bertukar kamar"

Sunoo tertegun saat itu juga. "Kenapa ga satu kamar?" Heran saja, kenapa harus dengan kamar terpisah.

"Untuk apa sekamar, toh kita menikah hanya karena dijodohkan. Saya tak berharap banyak" Sahut Heeseung mengangkat kedua bahunya acuh.

Sunoo melongo, "ya ga harus kamarnya pisah dong"

"Kamu tidak setuju dengan kamar terpisah?" Tatap Heeseung menyelidik, gadis itu meneleng heran.

"Kalau semisal Kakek atau Mama kesini dan lihat kita ga sekamar gimana?" Itu salah satu ketakutan Sunoo, ketakutan yang paling utama kini tengah merambat memenuhi otaknya.

"Kita bisa berpura-pura Sunoo, jadi tenang saja" Ujar Heeseung menepuk pundak Sunoo penuh arti sebelum melangkah pergi.

Sunoo menyibak poni panjang yang menutup sebagian wajah cantiknya, berhembus berat. Heeseung aneh hari ini.

Pria itu kembali dengan hanya menyembul kan kepalanya di ambang pintu. "Dan lagi karena ini perjodohan, saya tak berniat memiliki bayi bersamamu"

Sontak Sunoo membuat tanda X dengan tangannya menutupi dadanya, dia belum siap pecah perawan. Heeseung kenapa selalu to the point, hal ini juga bisa dibicarakan lain hari. Sunoo merasa dirinya akan trauma.

×××


Beomi melepas kacamata bacanya, ah ternyata dia sudah semakin berumur sekarang. Dan bulan lalu dirinya melihat pernikahan anaknya sendiri, gaun indah yang dipakai Sunoo masih melekat dalam kepalanya.

"Aigoo, putri Mama sangat cantik, sampai Mama tak bisa lupa" Monolognya sembari terus menatap potret Sunoo dengan senyuman manis yang kini telah dibingkai Beomi.

Pandangan Beomi beralih menuju figur lain, potret mendiang suaminya. Tersenyum pada kenangan terakhir itu.

"Sunoo kita sudah bersama pria baik, sayang. Semuanya sudah selesai, Ayah berhasil menggantikan tugas mu. Aku berharap Sunoo bahagia"

"Ah dulu Heeseung sangat bodoh, apa setiap orang akan menjadi bodoh saat merasakan cinta" Beomi menepuk dahinya sendiri, teringat dulu saat dirinya menjalin hubungan dengan nya. "Kamu harus tau satu rahasia, sayang. Heeseung mencintai Sunoo dari awal, pria dingin itu tak pernah setuju dengan tawaran Ayah untuk menjalin hubungan dengan ku. Dia malah terpikat oleh putri kita—lucu sekali bukan"

Beomi meraih figur dengan foto Yeonjun di dalamnya, mengelus foto itu dengan jemarinya. " Ini karena mu yang tak membiarkan aku bersama orang lain setelah kamu tiada, tapi aku setuju dengan hal itu. Aku jadi bisa terus mencintaimu "

 ɴᴏ ʀᴇɢʀᴇᴛ (ʜᴇᴇsᴜɴ) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang